kecelakaan

486 29 1
                                    

"bunda,ayah anak mu yang tamvan ini sudah pulang dari sekolah" teriakan itu menggelegar di mansion besar kediaman Wijaya.

Erland,anak itu menemui kedua orang tuanya yang sedang asyik menonton televisi ditemani secangkir teh serta cemilan.

Ia mengambil duduk di tengah tengah antara orang tuanya dan memeluk bundanya posesif.

"Dih dih ni anak siapa si dah masuk sambil teriak teriak tambah lagi meluk meluk istri orang" celetuk Ruslan Dani Wijaya, sang kepala keluarga atau ayahnya si Erland menatap sinis pada anak semata wayangnya itu.

"Eh enak aja orang ini bundanya El ko situ yang repot" jawab Erland tak kalah sinis.

"Kamu jauh jauh sana" ujar Ruslan sambil mendorong tubuh mungil Erland hingga terjatuh.

Tak terima Erland pun melempar bantal sofa tepat mengenai muka sang ayah dan berakhir lah perang bantal di sana.

Ya begitulah mereka kalau sudah ketemu kalau gak berantem bukan mereka namanya ayah dan anak bak kucing dan anjing.

Elvina Aurel Wijaya selaku istri dari Ruslan dan ibu dari Erland hanya bisa menggeleng  pelan melihat suami dan anaknya itu. Sudah biasa baginya hal seperti ini Karna merebut kan dirinya. Yang muda main nyelonong aja kalau ia dan suaminya sedang berduaan, dan yang tua gak mau ngalah sama anak sendiri.

"BERHENTI" satu kata itu mampu membuat kedua orang yang sedang timpuk timpukan itu seketika terhenti.

"Hehe,ayah duluan Bun yang dorong el" tunjuk nya pada Ruslan

"Enak aja, kamu liat sendiri kan sayang,tadi siapa yang duluan" tak mau kalah Ruslan membalas

"Udah udah, kalian berdua yang salah,kalian kenapa si kaya anak kecil aja berantem aja kerjaannya,capek bunda lama lama"

"El kan emang masih kecil, ayah aja yang gak mau ngalah"

"Oh masih kecil ya" Ruslan mengangkat tubuh Erland ke pangkuannya dan menggelitiknya membuat Erland tertawa.

Ya begitulah mereka bertengkar sesaat lalu baikan lagi.

Walau kebanyakan bertengkar sebenarnya itulah salah satu dari menunjukkan keharmonisan antara keduanya.

Tak semua orang bisa melakukannya. Ada yang ayahnya sudah meninggal atau orang tuanya berpisah atau ayahnya masih ada namun tak dekat,tak pernah ngobrol.

Jadi Erland bersyukur atas apa yang Tuhan berikan padanya. Orang tua yang masih lengkap, mendapatkan kasih sayang,dan harta yang melimpah. Jikapun ia hidup susah di pedesaan,tak apa asalkan dengan keluarganya ia pasti bisa.

Back to the story

"Tadi El di sekolah bisa jawab pertanyaan MTK tau Bun terus dapat seratus waktu ngerjain" cerita Erland antusias.

"Ouh ya, pinter banget si anak bunda ini" Vina mencium kening sempit sang anak.

"Kamu mau apa dari ayah sebagai hadiah" tawar Ruslan.

"Yang benar yah?" Jawab Erland semangat. Dan dibalas anggukan kepala oleh sang ayah

"Em El mau gajah deh soalnya kan gak punya"

Dengan cepat Ruslan menggeleng "gak gak yang lain aja, kalau beli gajah mau di taro dimana"

"Panda?"

"Ganti"

"Badak?"

"Ganti"

"Kuda"

"Deal.mau kuda jenis apa"

Erland memang pecinta binatang bahkan ia mempunyai kura-kura,ular, burung unta,burung,kucing dll.

"Lanjut lagi nanti, sekarang kamu ganti baju dulu" potong Vina

"Siap Bun" ujar Erland sebelum pergi ke kamarnya ia mengecup kedua pipi Vina dan Ruslan kemudian lari menuju tangga padahal ada lift di rumah ini.

"Gak biasanya tu anak cium dulu sebelum pergi kesambet apaan ya" Ruslan terkekeh melihat anaknya itu

Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba keduanya di kagetkan dengan suara seperti orang terjatuh.

Karna penasaran keduanya melihat ke sumber suara dan betapa terkejutnya mereka saat melihat anak semata wayang mereka tergeletak dengan darah di mana mana

"El sayang kenapa bisa gini, El bisa denger bunda kan" ujar Vina dengan suara bergetar sambil menepuk pelan pipi sanga anak

Dengan cepat Ruslan menggendong tubuh Erland "siapa kan mobil cepat" teriknya

"Sayang jangan tidur dulu ya tahan sebentar" Ruslan mendekap erat tubuh sang anak begitu pula dengan Vina.

"el sa-yang kali-an ma-kasih udah jadi ora-ng tua ya-ng baik bu-at el" ujar Erland terbata-bata sebelum menutup matanya,rasanya sangat berat ia tak tahan.

"Hey Sayang bangun jangan tutup matanya, bisa lebih cepat gak si hah" bentar Ruslan pada sopir

🦕🦕🦕

Kini Erland sedang di tangani oleh beberapa dokter. Ruslan memeluk erat sang istri yang terus saja menangis.

"Mas El bakal baik baik aja kan" sungguh ia tak kuasa melihat anak satu-satunya itu kesakitan.

"Iya El baik baik aja kok,anak kita kan kuat dia pasti bisa"

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan dokter. Ruslan dan Vina langsung menuju dokter tersebut dan menanyakan keadaan Erland

"Dok gimana,anak saya baik baik aja kan?" Ruslan menatap penuh harapan pada dokter itu berharap ia akan menjawab kalau anaknya baik baik saja dan Sekarang sudah menunggu mereka didalam, namun yang di dapat hanya gelengan kepala dari sang dokter.

"Maaf pak anak bapak dinyatakan koma" bak disambar petir Vina tak mampu menahan beban tubuhnya dengan sigap Ruslan menahan tubuh istrinya agar tidak jatuh

Di dalam

"El sayang, bangun yu bunda sedih lo kalau kamu kaya gini" Vina mengelus pelan punggung tangan Erland

"Ayah udah pernah bilang kan sama kamu kalau kita sebagai lelaki gak boleh bikin perempuan menangis,tapi liat kamu bikin bunda nangis kamu gak kasih apa sama bunda"

"Katanya mau punya gajah,nanti ayah beliin deh,tapi kamu bangun dulu jangan lama-lama tidurnya"
















Tbc

Kenzo [TRANSMIGRASI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang