Chapter 5

31 5 2
                                    

Kriett...

Hali mendorong pintu dengan perlahan, satu per satu mereka masuk ke dalam apartemen itu, mereka lumayan terpukau dengan luas dan lebar apartemen dengan interior elegannya serta fasilitas yang lengkap dan canggih, ruangan nya juga lengkap terdapat dapur, ruang keluarga, balkon, dengan 5 kamar dan kamar mandi di setiap kamar dan di dekat dapur, tapi yang membuat nya aneh sekali lagi adalah murah? Harga miring ?, watt de hell

"Ini lah healing yang sesungguhnya" ujar taufan melebarkan tangan nya dan menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu yang empuk dan nyaman

"Heh kak bersihin diri dulu, baru rebahan barang barang juga belum di beresin kan"ujar gempa menasehati kakak nya

"Iya iya gem"taufan bangkit dari posisi nyaman nya dengan mulut yang dikerucutkan, minta di kucir kali

"Lalu gimana pembagian kamar.....hoamm dah ngantuk ni gue"tanya ice yang sudah mengantuk parah, tinggal 5 watt nyawa nya

Room 1
• Halilintar
• Solar
• Ice

Room 2
• Taufan
• Blaze
• Thorn

Room 3
• Gempa
• Fang
• Gopal

Room 4
• Aliya
• Yaya
• Ying

Setelah pembagian kamar mereka menuju kamar masing masing untuk sekadar membersihkan diri dan istirahat.

Setelah beberapa menit orang yang pertama turun adalah gempa, ia menuju ke arah dapur berniat membuat makan malam untuk semua nya

Gempa berjalan ke arah kulkas lalu membuka nya niat nya adalah memasak untuk semua, kemudian ia menepuk jidat "aduh kok ga beli bahan makanan ya" gempa mulai bingung harus bagaimana apakah ia harus keluar dan membeli bahan makanan sendiri atau bersama saudara atau temannya tapi tindakan berpikirnya itu terhenti saat mencium bau harum makanan dari meja makan

Gempa kemudian beranjak ke meja makan dan membuka tudung saji "huh?! Makanan dari siapa ini banyak banget"gumam gempa heran

'Siapa yang beli makanan ya ?, perasaan tadi gak ada yang beli deh apa dari pihak apartemen ya' gempa bergelud dengan batin nya

Akhirnya gempa menyajikan makanan di piring piring lalu merapikan alat makan hingga......

"WOIIIII TURUNNN WOII MAKANNN MAKAANNN ENTARR MATII GAKK MAKAANN" teriak gempa bagai toa masjid.

Hanya beberapa detik semua penghuni aparteman nomor 105 turun dari tangga

"Barisik gem, ini bukan rumah"gerutu taufan mengusap telinga nya karena teriakan gempa

"Hehehe sorry ya kak, dah ayo makan"ujar gempa

Mereka pun menduduki kursi meja makan dan mulai memakan makanan dengan kata jauh dari kata 'tenang'

BRAKK!!

Hali menggebrak meja dengan kuat dan memandang biang kerok dengan tatapan yang tajam seolah seekor elang hendak menerkam mangsa "diam atau mati" ujar halilintar dengan penekanan di setiap kata

Atmosfer yang berada di situ akhirnya mendingin 3 biang kerok akhirnya diam tapi suasana ini agak canggung, sumpah.

"Uhukk...uhuk"

Semua atensi mengarah ke seorang lelaki yang sedang terbatuk batuk 'ice' itu orangnya

"K-kak a..air uhuk...uhuk"ujarnya terbata bata

Blaze yang berada di sebelah ice menepuk nepuk punggung ice sedangkan gempa memberikan segelas air untuk ice.

Ice meminum air dengan gelagaban tapi batuk nya tak kunjung berhenti, malah makin parah.

Semua mulai panik karena ice batuk nya makin tak karuan "uhuk...kak....se-sesak....uhuk"

Hingga ice sudah tak tahan mempertahankan kesadaran nya ia terkurai lemas di pelukan blaze dengan cairan merah mengalir dari hidungnya

Panik attack

Semua panik berusaha menyadarkan ice yang pingsan, dengan mengguncang tubuh ice dan menepuk perlahan pipi ice namun tak kunjung sadar

Akhirnya blaze di bantu taufan membopong ice ke kamar nya lalu tugas memeriksa solar di berikan kepada solar

"Ice kenapa ya"tanya blaze perlahan

"Sudah lah blaze ice akan baik baik saja"ucap aliya merangkul bahu blaze yang jauh lebih tinggi darinya berusaha menenangkannya

"Thank ya"ucap blaze balik merangkul kakak sepupunya yang sudah ia anggap kakak perempuannya sendiri

Cklek

Pintu itu terbuka memperlihatkan solar yang keluar dari kamar

Mereka lantas mengerumini solar

"Solar gimana ice?"tanya blaze diangguki semua

"Ice........dia"

"Dia apa ?, solar"

"Dia.....

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

Tbc

DU APARTEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang