Di Villa Keluarga Prabu
Suara dentingan sendok dan garpu mengudara dan mengisi keheningan di ruang makan tersebut.
Saat semua orang begitu menikmati hidangan yang disantap, berbeda dengan Langit yang diam tanpa ingin menyentuh makanannya.
Kepalanya dipenuhi Mentari. Ia memikirkan nasib wanita tersebut. Ah, entahlah ia begitu memikirkan Mentari dan Mentari.
"Bagaimana pekerjaanmu di perusahaan sekarang?"tanya Sang ayah
Pertanyaan yang dilontarkan Pak Prabu membuat Langit langsung menatap sang ayah yang duduk berhadapan dengannya.
Wajah Langit benar-benar duplikat Pak Prabu membuat dua pria itu terlihat sangat mirip.
"Semuanya berjalan dengan baik, Yah."ucap Langit
Bundanya hanya menyimak obrolan antara ayah dan anak itu sambil menikmati makanannya.
"Kamu selesaikan semua urusan pekerjaan di perusahaan karna dua minggu lagi kalian berdua akan bertunangan. Ayah tidak ingin saat acara pertunangan berlangsung kamu sibuk mengurus pekerjaan," ucap Prabu menatap Langit dan Mawar bergantian.
Mawar tersenyum lebar mendengar ucapan calon ayah mertuanya. Ia menoleh menatap Langit di sampingnya.
"Urusan pekerjaan bisa aku limpahkan pada Nando, Yah."ucapnya
"Malam ini kamu akan menginap di sini'kan?"tanya Bundanya sembari mengusap ujung bibirnya dengan tissu.
Langit terdiam sejenak sebelum menjawab namun setelahnya menggelengkan kepalanya membuat Mawar yang duduk di samping Langit memasang wajah kecewa.
Padahal ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Langit. Jarak tempat tinggal yang cukup jauh membuat Mawar tidak bisa selalu menemui Langit setiap hari.
"Aku ada urusan. Nando baru saja mengirimkan pesan, besok aku harus terjun langsung melihat proyek yang sudah rampung," balas Langit
"Kenapa tidak Nando saja yang meninjau ke sana?" sahut Prabu
"Tidak bisa, Ayah. Harus aku sendiri yang ke sana. Mungkin lain kali aku menginap di sini."ucap Langit
Bundanya tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan diwajahnya tidak jauh beda dengan Mawar.
Hampir tiga bulan Langit tidak pulang ke Villanya dan sekarang datang hanya sekadar mengobrol, makan bersama, dan setelahnya kembali pulang ke kota Jakarta.
Sebagai ibunya, ia ingin menghabiskan waktu dengan putra semata wayangnya. Bahkan kerinduan beberapa bulan ini belum sepenuhnya terobati.
Langit yang menyadari wajah sang bunda yang tampak suram kini mengulurkan tangannya menggenggam tangan Bundanya
"Aku janji akan kembali lagi ke sini setelah urusan pekerjaan ku sudah selesai, Bunda."ucap Langit
Dengan lemah Bundanya mengangguk. Prabu mengusap punggung istrinya lembut.
Ia tahu apa yang Bunda rasakan sekarang apalagi istrinya sangat menyayangi putra semata wayang mereka berdua.
Memang, setelah Langit menyelesaikan kuliahnya Prabu langsung meminta putranya untuk terjun mengelola perusahaan.
"Lalu, bagaimana dengan rencana membeli cincin? Membeli gaun dan kemeja? Dua minggu lagi pertunangan kita berdua Langit."ucap Mawar
Setelah memilih diam beberapa saat kini Mawar membuka suara dan tampak protes dengan kesibukan Langit yang menyampingkan urusan pribadi. Apalagi ini menyangkut urusan pertunangan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT DAN MENTARI
RomansMeminta Bantuan kepada Tuan Langit dan Meminjam uang 50 juta Dengan Terpaksa dan Keadaan Mendesak Karena adik Mentari Harus segera Di Operasi, dan Apakah yg akan di Lakukan Langit Terhadap Mentari.