Bab 5 - Hai Ake?

4 2 0
                                    

Luna mondar-mandir di kamarnya karena bingung, apakah dia harus menghubungi Ake atau tidak.

"Luuun? Luuun?" Teriak bu Rahmi
"Iyaa buuu" jawab Luna sambil lari menuju ke Ibunya.
"Apa bu?" Tanya Luna
"Ibu kira tidur, bantuin ibu Lun, itu habis ini pelanggan datang" jelas Bu Rahmi
"Iya bu siap" jawab Luna sambil mengangkat tangan hormat ke ibunya.

Luna mengerjakan kegiatan rumah seperti biasa.

Setelah selesai mambantu ibunya berjualan, Luna bersih-bersih badan dan menuju kamarnya tercinta.

"Aaahhhh enaknyaaa, alhamdulillah hari ini dagangan ibu ramai" Luna merebahkan badannya di kasur.

"WHAAAAATTTTTTTT"
Teriak Luna dalam hatinya, matanya melotot kaget melihat sebuah pesan masuk di hp nya.

"Sore Luna, bagaimana dengan puisiku? Apakah kamu sudah membuatnya -ake-" 》

"Bagaimana bisa dia mempunyai nomorku?" Batin Luna
Dia bingung hendak menjawab apa pesan dari Ake itu.

《"Apakah benar kamu Ake?"》
Luna meragukan bahwa pesan itu benar dari Ake

《"Ya aku Ake, benar benar Ake"》
《"Bagaimana bisa kamu dapat nomorku?"》
《"Rahasiaaaa dong"》
《"Baiklaaaah", mau puisi seperti apa yang kamu mau?"》
《"Hmmm tentang kamu mungkin, atau tentang aku"》

Luna tersenyum dan sedikit bingung dengan permintaan Ake. Luna juga masih heran bagaimana bisa dia bertukar pesan dengan Ake.

Sembari terheran-heran, Luna menuruti apa yang diminta Ake, dengan tujuan ia berhenti berhubungan dengan Ake.

Luna memang mengagumi Ake, tapi ia cukup malu apabila Ake mengetahui perasaan yang sebenarnya.

《" Hai Ake

Deru angin di gunung sangat menusuk tulang karena membawa dinginnya

Dinginnya sama seperti sesosok lelaki ini, Katanya orang begitu

Namun dari pandanganku, dia berbeda

Dia bak primadona, bahkan memang primadona

Wanita mana yang tak menyukainya? Kurasa dia melibihi pesona Artis

Hai Ake, aku Luna

Wanita ini memang mengagumi mu
Tapii ia cukup malu karena ia ketahuan"》

Luna memberanikan diri menulis puisi yang spontan keluar dari pikirannya.

Luna malu, karena ia sudah mengutarakan isi hatinya, bahkan ia sadar kalau ia hanya remahan rengginang.

《" Bagus"》

Luna membelakkan matanya, melihat pesan singkat masuk dari Ake

"Apa responnya cuma gitu? Apa dia ga suka ya, aduh aku terlalu bod*h mengaku, ah maluuuuuuuu" 

Luna menendang kasurnya, karena rasa malunya.

Keesokan harinya Luna pergi dengan Denia, hari ini hari libur tanggal merah.

Luna dan Denia berkeliling kota dan mampir ke Alun-alun karena disana banyak sekali jajanan.

"Siang-siang gini beli es yuk" ajak Denia
"Yok tu ada es jeruk, aku mau itu" Luna menunjuk gerobak es jeruk dan di setujui oleh Denia.

Mereka berdua duduk santai sambil menikmati jajanan yang mereka beli. Luna menceritakan kejadia yang dialaminya, dan hal itu sukses membuat Denia takjub dan heran

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang