Jennie pov."Mungkin Lisa tidak sengaja mengabaikan mu Jennie, dia pasti sibuk mengurus perusahaannya" Jisoo sepupuku mengusap punggung ku.
"Tapi eonnie, Lisa tidak pernah seperti ini sebelumnya, sesibuk apapun dia di kantor dia akan tetap mengabari ku dan meluangkan waktunya untuk ku. Semenjak pertengkaran kami dua hari yang lalu Lisa mulai berubah, dia cuek dan tidak ada usaha sama sekali dalam membujukku" aku curhat tentang Lisa yang tidak memerhatikan ku dua hari ini.
"Tetap berpikir positif mungkin saja kekasihmu itu sangat super sibuk sekarang. Sehingga dia jadi lupa denganmu"
Aku mendengus kesal.
"Tidak masuk akal Lisa lupa denganku eonnie, aku mengenal Lisa dan dia sangat hafal tentangku"
Jisoo tertawa kecil.
"Anggap saja begitu Jennie, hilangkan pikiran negatif dari pikiran mu. Sudahlah mending sekarang kita pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran mu"
"Tapi aku sedang tidak ingin kemana-mana eonnie, suasana hatiku masih buruk dan aku tidak mau orang-orang di sekitarku terkena imbasnya" aku menghela nafas panjang.
"Percaya padaku kamu akan senang dan melupakan Lisa untuk sementara. Let's party!" Jisoo memekik girang menarik tanganku keluar dari ruangan.
"Yaak eonnie pelan-pelan saja" protes ku karena Jisoo menarik tanganku.
"Sst kamu berisik nona bos" Jisoo tatap menarik tanganku sampai kami tiba di basemen.
"Silahkan nona bos" Jisoo membukakan pintu untukku.
"Ck" aku berdecak dan masuk kedalam mobilnya.
Setelah itu Jisoo masuk dan melajukan mobilnya ke tempat yang aku tidak tau. Aku hanya menurut saja dengan manusia pencinta ayam ini.
-
"Yaak Kim Jisoo! Kita di bar? Jinjja!" Aku berteriak marah memukuli tubuh Jisoo dengan tas mahal ku.
"A-ah yaak hentikan sakit Jennie-yaa" rengek Jisoo mengindari dariku.
"Untuk apa kamu membawaku kesini, aku tidak suka kim Jisoo" aku menatapnya tajam.
"Hei jangan salah paham kita tidak semacam bergabung dengan orang-orang itu, aku sudah menyewa ruangan VIP untuk kita bersenang-senang. Jadi jangan takut, ayo" Jisoo menarik tanganku masuk kedalam.
Hal yang pertama aku lihat adalah pria dan wanita sibuk menari, minum alcohol dan bercumbu dengan cuma-cuma.
"Aku benci tempat terkutuk ini" pekik ku dalam hati.
"Nona Jisoo?" Ucap seorang pria.
"Nee" angguk Jisoo.
"Silahkan nona" pria itu membukakan pintu untuk kami.
"Ayo masuk" Jisoo dan aku di masuk kedalam ruangan.
Tempatnya lumayan, interior nya mewah dan terlihat sangat privasi.
"Kita disini untuk bersenang-senang Jennie, minumlah" Jisoo menuangkan minuman beralkohol di gelas kecil.
Aku mengambilnya lalu meminumnya dalam sekali teguk.
"Rgghh sedikit pahit tapi enak" Aku mengecap lidahku.
"Minuman mahal. Minum lagi nona bos" seringai Jisoo kembali menuangkan minuman di gelas ku.
Aku langsung meneguknya, sampai berikutnya aku mulai mabuk dan sempoyongan.
"Fuck you! Fuck you very, very much!" Jisoo bernyanyi dengan gila, aku hanya tertawa sambil bertepuk tangan.
"Yow Kim Jisoo hahaha itu lagu yang bagus xixixi" aku memberikan jempol ku.
"Suaraku bagus bukan?" Sombong Jisoo.
Aku mengangguk dan tertawa keras.
"Sangat bagus bitch! Hahaha kamu hik yang terbaik hik Jisoo" aku tertawa dan cegukan.
"Tentu saja" Jisoo menyeringai.
"Tuangkan lagi minum untukku Jisoo, aku ingin bersenang-senang "
"Baiklah" Jisoo kembali menuangkan minuman untukku, aku meneguknya sampai habis tak tersisa.
"Hik a-aku ingin ke toilet" Jisoo mengangguk setelah itu dia kembali bernyanyi.
Aku tidak jadi ke toilet, entah apa yang aku pikirkan aku malah keluar dan berjalan memasuki kerumunan orang-orang yang menari sambil memegang gelas minuman di tangan mereka.
"Yeah ini sangat menenangkan" aku ikut menari, mengangkat kedua tanganku lalu melompat-lompat.
"Hei nona" pria hidung belang mendekat dan menari di depanku.
"Minggir bitch! Aku ingin sendiri" aku mengabaikannya dan terus menari dengan tarian acak.
Pria itu pergi, aku menghampiri bartender dan meminta segel bir padanya.
"Thanks" bartender itu mengedipkan matanya dan aku tertawa sambil meminum bir ku.
Srek
Tiba-tiba gelas di tanganku di tarik begitu saja.
Aku hendak marah namun melihat siapa orangnya aku langsung menciut dan takut.
"S-sayang" cicit ku.
Lisa hanya menatapku datar.
"Pulang" dingin Lisa menarik tanganku keluar dari bar.
Sesampainya di luar Lisa melepaskan tanganku, dia berkacak pinggang menatapku.
Aku menunduk memainkan jari-jari ku tidak berani menatapnya.
"Aku kecewa padamu Jennie, di saat aku sibuk kamu malah pergi ke tempat sialan ini. Apa yang sebenarnya ada di pikiran mu Jennie, kamu ingin bermain-main eoh, ingin merusak dirimu iya!" Baru kali ini Lisa membentak ku, hatiku sakit sialan!
"Jangan menuduhku yang tidak-tidak Lisa! Aku kesini hanya untuk menenangkan pikiran, kamu berubah Lisa hikss kamu membiarkan ku sendiri dan kesepian.." aku menangis.
"Apa yang berubah dariku Jennie? Kamu yang ingin sendiri dan mendorongku pergi, kamu berkata seolah-olah akulah yang bersalah. Kamu terlalu banyak berpikir negatif tentangku Jennie Kim" Lisa menggeleng tampak frustasi.
"Itu karena aku kesal denganmu, hikss setidaknya kamu mengerti aku merajuk dan hanya perlu di bujuk. Kekasih macam apa kamu yang malah mendiami ku dan tidak mempedulikan ku"
"Kalau aku tidak peduli aku tidak akan datang kesini untuk menjemput mu, Jennie"
"Tetap saja kamu mengabaikan ku!" Pekik ku kesal.
"Aku tidak mengabaikan mu aku hanya sedang sibuk di kantor. Mengertilah" lirih Lisa.
"Sebelumnya kamu tidak pernah mementingkan pekerjaan daripada aku. Kamu benar-benar berubah, aku memang bukan yang utama lagi untukmu, kamu pembohong, sekarang saja sudah seperti ini bagiamana jika kita nikah nanti? Mungkin kamu akan sering lupa denganku dan memilih selingkuh dengan rekan kerjamu yang cantik"
"Aku muak mendengar tuduhan mu Jennie. Ayo putus saja daripada kita menyiksa satu sama lain" Lisa menatapku tanpa ekspresi.
Aku mematung, mulutku tertutup rapat seakan sulit di gerakkan.
Semudah itukah Lisa mengatakan putus dariku?
Hatiku sakit sekali..
•••
Tbc
29/04/24
Sumpah kali ini bukan salah aku ya✌️
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
nona bos [Jenlisa]√
Fanficstart : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.