42. ANGKAZLAS

4 2 0
                                    

。⁠:゚Happy Reading゚⁠:⁠。

Matahari telah terbit. Seorang lelaki terbangun dari tidurnya kala sebuah usapan lembut pada pipinya.

Gibran menatap seorang perempuan setengah baya yang kini tengah terduduk di pinggiran kasurnya seraya tersenyum.

"Malaaasss...."Rengek Gibran.

"Ke sekolah ya. Katanya mau minta maaf sama Kayla."Ucap Tasya.

Gibran menganggukkan kepalanya. Tasya berdiri dari duduknya lantas mengusap rambut milik Gibran dengan lembut, ia kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana.

☆☆☆☆☆

"Morning, Mom."Ucap Liona lantas menciumi pipi kiri Alika.

Alika tersenyum."Morning."Ucapnya seraya memasukkannya makanan ke dalam sebuah bekal berwarna pink yang bermotif kelinci.

"Eumm...Mom."Alika membalikkan tubuhnya dan menatap kedua Anaknya.

"Kenapa hm?"Tanyanya dengan lembut sambil mengusap-usap surai rambut milik Nata dengan lembut.

"Kemarikan tas kalian."Ucap Alika.

Liona memberikan tasnya kepada Alika. Begitupun dengan Nata.

"Buat Bang Keenan?"Tanya Liona saat melihat Alika memasukkan sebuah bekal ke dalam tasnya dan juga tas Nata.

"Dianya bilang mau berdua aja sama Istri cantiknya."Jawab Alika sambil tersenyum. Sedangkan Nata, ia kini menundukkan kepalanya, guna menutupi kegugupan dan pipinya yang memerah.

"Udah, ngga usah sedih."Ucap Alika saat melihat raut wajah Liona yang berubah menjadi sedih.

Mereka berdua mengambil tasnya masing-masing yang berada di tangan Alika.

"Terima kasih, Mom."Ucap mereka berdua secara bersamaan.

"Iya. Jangan lupa dihabisin, ok."peringat Alika.

Mereka berdua hanya tersenyum sebagai tanggapan."Sudah lama aku menginginkan kasih sayang dari seorang Ibu."Ucap Nata sembari menatap Alika dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Hei, kok nangis."Ucap Alika saat melihat mata Nata yang mulai berkaca-kaca.

"Nata boleh peluk Mommy ngga?"Tanya Nata seraya menatap Alika.

Alika menganggukkan kepalanya lantas merentangkan kedua tangannya. Nata langsung saja memeluk Alika dengan erat.

"Sini, sayang."Ucap Alika pada Liona. Liona pun ikut bergabung dan memeluk mereka berdua.

Alzheiga High School

Kantin

"Lo tau Kayla dimana?"Tanya Gibran yang baru saja datang. Ia mendudukkan dirinya di kursi, tepat di sebelah Alan.

"Ngga."Jawab Alan.

"Lo kan sepupunya."Ujar Gibran.

"ONA!"Teriak Zyfa sambil melambaikan tangan kanannya ke arah Liona yang baru saja datang.

"Ara."Ucap Alfa dengan lembut seraya menatap Zyfa dengan tatapan memperingati.

Zyfa menoleh dan menatap Alfa lalu menyengir, sehingga memperlihatkan deretan giginya.

Alfa tersenyum lalu mengusap pelan surai rambut milik Zyfa dengan menggunakan tangan kirinya."Jangan diulangi."Ucapnya. Zyfa hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

Liona mendudukkan dirinya di kursi, tepat di sebelah kiri Zyfa.

Zyfa memeluk Liona dari arah samping."Zyfa kangen Ona."Ucapnya seraya menyandarkan kepalanya di bahu kanan Liona.

Liona menatap Zyfa dengan kening yang berkerut."Ona pasti ngga ingat sama aku kan?"Tanya Zyfa.

"Hah?"

Zyfa melepaskan pelukannya seraya berkata."Aina. Ingat ngga?"Ia menatap Liona dengan mata yang mengerjap beberapa kali.

Liona mengetuk-ngetuk dagunya dengan menggunakan jari telunjuk tangan kanannya seraya berpikir."Aina."Ucapnya dalam hati.

Luona menatap Zyfa yang kini tengah menatap dengan mata yang berbinar.

"Huh dasar anak haram."Ucap seorang perempuan yang masih kanak-kanak.

Tiga anak perempuan dengan dua anak laki-laki kini tengah melempari seorang anak perempuan yang seumuran dengan mereka yang kini tengah terduduk di rerumputan hijau.

"Ona bukan anak halam hiks."Ucap perempuan tersebut seraya mengusap pipinya yang basah akibat air mata dengan sedikit kasar. Perempuan tersebut adalah Liona.

"Alah, kamu ngaku aja deh."Ujar salah satu anak laki-laki sembari melempari Liona rumput yang bercampur dengan tanah.

Rambut Liona kotor akibat dilempari oleh mereka berlima. Ia terduduk dan sesekali mengusap pipinya yang basah akibat air mata.

Dari arah belakang. Terlihat seorang perempuan yang seumuran dengan mereka.

Perempuan tersebut menjitak salah satu kepala lelaki yang ada di sana. Ia menatap mereka berlima dengan tatapan sengitnya seraya berkacak pinggang.

"APA?! MAU APA KALIAN HAH?!"Tanya perempuan tersebut dengan suara andalannya.

Perempuan tersebut menendang perut salah satu anak perempuan yang ada di sana. Perempuan yang di tendang tersungkur ke belakang, sehingga terduduk di rerumputan dengan kasar.

Teman-teman perempuan tersebut tertawa terbahak-bahak, beberapa dari mereka ada yang memegang perutnya, ada pula yang matanya menyipit akibat tertawa.

Selesai tertawa, mereka mulai membantu perempuan tersebut yang kini tengah menampilkan raut wajah kesalnya.

"MAU LAGI HAH?!"Tanya perempuan tersebut seraya memperlihatkan tangan kanannya yang kini terkepal ke arah mereka berlima.

Mereka melihat perempuan tersebut dengan raut wajah ketakutan, mereka langsung saja pergi dari sana dengan berlari.

Perempuan tersebut menjongkokkan dirinya di hadapan Liona seraya mengusap pelan surai rambut milik Liona dengan menggunakan tangan kanannya.

"Kamu ngga papa?"Tanya perempuan tersebut seraya membersihkan surai rambut milik Liona yang terdapat beberapa rumput layu dan tanah.

"Nama kamu siapa?"Tanya perempuan tersebut seraya menatap Liona dengan mata yang berbinar.

"Liona Savella."Jawab Liona seraya mendongakkan kepalanya, guna melihat perempuan tersebut.

"Kalau kamu?"Tanya Liona.

"Ainara Azyfa."Jawab perempuan tersebut. Ya, perempuan tersebut adalah Zyfa.

"Kamu boleh panggil Aku Aina."Ujar Zyfa.

"Aina?"

"Iya, dan sekarang kita berteman."Ujar Zyfa lalu menggenggam tangan kiri Liona.

Mereka berdiri lalu pergi dari sana dengan berlari.

Sejak saat itu, Zyfa dan Liona semakin dekat. Namun, beberapa bulan. Zyfa tiba-tiba menghilang entah kemana.

"Aina!"Pekik Liona seraya memeluk Zyfa. Zyfa membalas pelukan tersebut, sesekali ia mengusap punggung Liona dengan pelan

。⁠:゚To Be Continue゚⁠:⁠。

Sebenarnya cerita ini udah mau end, tapi karena otak Harlen yang travelingnya gitu. Ya...cerita ini jadi lambat endingnya, terus bertele-tele.

Cerita ini juga kebanyakan orang kembar, jadi alurnya juga meleceng jauh. Dulu tuh rencananya cuma tentang anak geng motor dan balas dendam doang. Eh, malah meleceng ke sini makin ke sana.

Jangan lupa tinggalkan jejak!

See you later 🤗

Written
Senin 8 Januari 2024

Publish
Senin 29 April 2024

ANGKAZLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang