Sabtu pagi yang harusnya bisa di manfaatkan Gita untuk bermalas-malasan kini hanya menjadi angan saja.
Pasalnya sekarang Gita sedang berusaha menutupi telinga nya dari teriakan sang Ibu dari luar kamar yang menyuruhnya bersiap-siap entah untuk apa,"Astaga Gita belum bangun juga?!"
"Bangun Git, ini udah jam berapa? Buruan mandi, trus anter Ibu ke mall, Ibu ada janji sama temen Ibu.." omel Ibu Gita"Aaaaa... Ibuuu.. Gita masih ngantuk"
"Buruan ih bangun Gita!"
"Gamauuu.."
Gita masih enggan membuka matanya, berharap Ibu nya akan menyerah mengusik tidur nya."Bangun ya nak, anterin Ibu, masa kamu tega biarin Ibu berangkat sendiri sih"
Ibu Gita benar-benar tau kelemahan Gita, Gita tidak akan pernah membiarkan Ibu nya pergi sendirian tanpa ada yang menemani.Mendengar itu, perlahan Gita membuka matanya,
"Iyaa iyaa.. bentar Gita mandi dulu""Nah gitu dong, sayang banget Ibu ama anak Ibu yang keren ini" ucap Ibu nya sambil mengecup kepala anaknya
"Oh iya.. ga perlu buru-buru, janjian nya masih 3 jam lagi" lanjut Ibu Gita dengan senyuman tengil lalu berjalan keluar dari kamar Gita.Mata Gita melotot se akan tidak percaya dengan ucapan Ibu nya, sekarang Gita tau, sifat iseng nya bukan menurun dari Ayah nya, tapi dari Ibu nya.
.
Sesampainya di tempat janjian, Ibu Gita belum mendapati keberadaan teman nya, yang ternyata teman nya baru memasuki area parkiran mall.
Gita dan Ibu nya memutuskan untuk menunggu di dalam resto bernuansa tradisional ini,
Tidak biasanya Ibu nya makan di tempat seperti ini, biasa nya kalau mau makan di dalam mall, Ibu nya selalu mengajak ke restoran Jepang atau restoran yang menu nya lebih modern, pikir Gita."Jadi gimana Git.. kamu kapan kasih Ibu menantu?" Ibu Gita membuka obrolan
"Hmm, ya kapan-kapan aja" jawab Gita santai
"Kamu nungguin apa lagi? Bisnis start up kamu udah bisa di bilang sukses, rumah juga udah ada, umur kamu juga udah cocok buat mulai rumah tangga"
Gita tidak menjawab, Gita hanya mendengarkan Ibu nya yang terus membicarakan tentang pernikahan, sejujurnya Gita tidak merasa tertekan setiap kali ada yang membahas pernikahan, Gita masih sangat muda dan juga komitmen pernikahan itu bukan hal yang seharusnya di buru-buruin, dan Gita adalah tipe orang yang tidak gampang terpengaruh oleh omongan orang lain, Gita pasti akan menikah, kalau Gita sudah siap secara finansial dan mental.
"Mama nya Eli kemarin ke rumah, katanya bulan depan Eli mau ada acara lamaran tau Git, Ibu jadi ikutan gasabar, pengen cepet-cepet ngurusin acara lamaran kamu sendiri" antusias Ibu Gita membayangkan acara lamaran anaknya yang entah kapan akan terjadi.
"Elah, Pantesan nge bahas nikahan lagi, gara-gara mama nya Eli ternyata" batin Gita
Gita sudah mengetahui kalau Eli akan di lamar, tentu saja Gita tau, Eli adalah sahabat Gita sedari SMA, Gita tidak memberitahukan ke Ibu nya karena sudah berjanji ke Eli untuk tidak memberi tahukan ke orang lain dulu.
"Eh tapi Ibu juga gamau ya kamu bawa calon sembarangan, harus jelas bibit bebet bobot nya~"
Gita sudah mulai merasa bosan mendengarkan ocehan Ibu nya, dan mulai mengedarkan pandangan nya ke segala arah untuk mencari hal yang lebih menarik,
Gita tersenyum saat pandangan nya menangkap objek yang sangat menarik, gadis kecil yang memiliki senyuman sangat manis tapi memiliki tatapan mata yang tajam, Gita berpikir andai saja dia dan gadis manis itu menikah, anak mereka pasti akan menjadi preman sekolah, tatapan tajam Gita di gabung tatapan tajam gadis itu, pasti anak mereka menjadi anak yang paling di takuti di sekolah, Gita sedikit terkekeh dalam hati membayangkan itu.