Chapter 01.

35 26 14
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka.
Jika ada kesamaan nama, tempat, dan lain-lainnya, itu semua adalah suatu kebetulan dan ketidaksengajaan.

Anne sedang bersantai memakan camilan. Ia baru saja mandi dan mengenakan pakaian. Udara dari luar sangat sejuk, hingga membuat Anne kembali mengantuk. Sungguh nikmat.

Tring! Tring!

Telepon genggam milik Anne bergetar. Tanda-tanda panggilan terlihat. Namun, nomor tak di kenal memanggil. Anne memberanikan diri untuk menjawab.

"Halo?" sapa Anne.

"Matamu, cantik sekali." puji
penelepon. suaranya rendah. Kentara sekali kalau dia pria.

"Apa? Maksudmu apa? Tak jelas sekali," jelas Anne. "Jika tak ada kepentingan, jangan sembarang menelepon!" bentak Anne. Panggilan telepon ia tutup dengan kasar. Anne terlihat sangat kesal. Sungguh pagi yang tidak mengenakkan baginya. Entah penguntit seperti apa dia. Lagaknya, seperti terobsesi dengan mata. Sungguh miris. Dia, sepertinya tunakarya. Hingga bisa dengan bebas menelepon dan mengganggu orang lain.

Mood Anne kini begitu buruk. Betapa tidak, pagi Anne yang cerah malah di rusak oleh penguntit tak berkepentingan.

Jam menunjuk pukul 07.30. Yang mana, Anne harus sudah berangkat ke tempatnya bekerja. Ia lantas bersiap untuk pergi. Menggunakan sepeda, ia melaju ke tempat kerja.



A few moments later...




Anne akhirnya sampai. Ia bersiap memakai pakaian kerjanya. Bekerja di sebuah cafe, tak menyurutkan semangatnya untuk mencari nafkah.
Ia harus bersemangat, agar bisa makan dan tak kelaparan. Karena kini hanya sebatang kara, tak ada lagi tempatnya untuk 'pulang'.
Anne selalu mementingkan hal yang perlu dan dibutuhkan dalam kehidupannya, lalu melupakan hal yang membuang-buang tenaga dan biaya.

Oh, ya. Hari ini pelanggan ramai berdatangan. Membuat Anne senang kembali.

Tring! Tring!

"Anne! Teleponmu, berdering!" ungkap teman Anne yang sama dengannya. Yang juga bekerja di cafe tersebut.

"Oh, ya? Sebentar, ya!"
Anne mengalihkan pekerjaannya kepada anak magang.
Ia berlari menuju tempat staff dan pekerja.

Yah, semangat Anne menerima telepon kini lenyap dalam sekejap.
Panggilan itu dari si penguntit tadi pagi. Di lihat-lihat, sudah ada 10 panggilan darinya. Sepertinya dia memang bedebah gila yang suka mengganggu.

"Anne, sedari-tadi teleponmu selalu berdering. Mungkin sudah ada 5 kali si penelepon meneleponmu. Sungguh, itu sangat menggangguku. Jadi, aku memanggilmu. Barangkali, orang itu punya kepentingan denganmu," Fei—teman Anne menjelaskan panjang lebar. Anne menghargai usahanya. Kadang, banyak orang yang masa bodo walau ada suara mengganggunya.

"Ah, iya. Terimakasih, ya, Fei," ujar Anne. Fei hanya membalas ucapan Anne dengan senyuman. Ia lalu keluar setelah mengenakan pakaiannya.

"Aih, sialan. Sebenarnya, dia ini siapa, sih?!" Anne sedikit murka.

Penelepon ini kembali memanggil.
Anne kembali mengangkatnya. Ia berniat untuk menegurnya.

"Hei! Kenapa kau menganggu sekali? Aku sedang bekerja, tahu!" omel Anne. kekesalannya tak tertahan.

"Sebenarnya, kau ini, siapa sih?" tanya Anne.

"Aku? Aku ... penyuka mata. Dan, aku sangat menyukai matamu. Terlihat indah jika dipandang," ucap pria dengan suara rendah itu.

"Akh! Mau kau penyuka mata atau apapun itu, jangan pernah menggangguku lagi! Aku akan memblokir nomormu, dan menghapusnya! Dasar keparat! Bedebah tak berguna!" Anne terlihat sangat murka. Sampai-sampai, anak magang yang masuk sangat ketakutan melihat gelagat Anne. Anne jadi malu sendiri.

Sesuai dengan ucapannya di telepon tadi, ia memblokir lalu menghapus nomor pria itu. Kini tak ada lagi yang bisa mengganggunya.


>_<



Di sisi lain, terlihat pria yang sedang duduk di sofa hitam. Ia terlihat menggenggam sebuah smartphone.
Namun, hanya tubuhnya yang terlihat. Ia mengenakan sebuah hoodie hitam. Lalu, di tangannya terdapat bekas luka goresan.

"Sepertinya, kali ini sedikit sulit. Tetapi, aku suka," gumam pria misterius itu. Lampu yang gelap gulita, membuatnya seperti hantu yang tak kasat mata.

"Kali ini, aku harus mendekatinya."

Guys, menurut kalian, siapa pria misterius ini? Let's guess!






To be continued.....

Call From the MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang