6 : Your manners, Miss Hazeline.
"Semangat nona, saya pasti anda sudah siap menjadi penerus sesungguhnya setelah anda belajar dari tuan Jaegar."
Yara berbicara santai sambil menyisir surau rambut Hazeline yang lembut bak sutera. Gadis itu hanya diam dan menutup matanya sembari menunggu Yara menyelesaikan dandanan.
"Hari pertama anda bekerja.. ah saya sangat terharu!" pekik Yara.
Hazeline sedikit terkejut dengan pekikan secara tiba-tiba tersebut lalu melirik Yara dengan tatapan sedikit tajam. Dia merasa Yara bereaksi berlebihan soal Jaegar dan dirinya. Apakah Yara berharap dia dan Jaegar berbaikan? Oh sudah tentu Hazeline menolak hal tersebut.
Beberapa bulan yang lalu, sebuah pertengkaran berlaku di antara Jaegar dan Hazeline. Itu lah awal mulanya mereka berdua tidak mahu bahkan menyebut nama saja membuat keduanya sensi.
"Heh, cukup Yara."
Wanita itu bungkam sejenak. Hazeline menghela nafas panjang. "Setelah aku berhasil membangkitkan semuanya, aku berpikir..."
"Berpikir apa,nona??" Yara merubah raut wajahnya. Dia dapat menebak hal buruk.
"Aku mau bercerai setelah Jaegar membantuku."
***
Tak tak tak
Jaegar, pada saat ini sedang beristirahat di kursi kerjanya. Berkas-berkas kerja masih menumpuk di atas mejanya. Beberapa menit kemudian, dia bisa mendengar hentakan sepatu hak tinggi milik Hazeline mulai mendekat ke arah ruangannya.
Sebaik pintu ruangan terbuka, di situlah sosok cantik Hazeline yang berdandan dengan gaun kerja formal miliknya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik untuk dilihat karna paras cantik Hazeline tidak pernah membosankan.
Namun tidak dengan raut wajah yang ditampilkan pada wajah tersebut. Hazeline memasang wajah ketusnya. Dia menatap ke arah Jaegar dengan wajah tidak puas hati.
"Halo, nona Hazeline. Sepertinya anda tidak menepati waktu di hari pertama."
Jaegar bangkit dari kursinya lalu berjalan mendekati gadis tersebut. Sorot mata pria itu tertumpu pada bola mata Hazeline.
"Aku tidak telat" sahut gadis itu sembari menatap tajam ke arahnya.
"Oh iyakah? Saya liat jam sekarang sudah jam 9:34 pagi. Itu sudah telat, nona."
Hazeline bergumam dalam hati. Dia masih mengekalkan tatapan tajamnya kepada Jaegar karna baginya pria itu menyebalkan sekali.
Alih-alih beradu mulut, Hazeline melangkah dengan percaya diri ke arah meja kerja Jaegar. Dia pun mendudukkan diri sambil tersenyum.
"Bangun" suara dalam Jaegar terdengar.
Hazeline tidak mendengarkan dirinya. "Kenapa? Ini meja kerja ayahku dulu. Aku punya hak duduk disini asal kau tahu."
Tch
Dengan langkah besar, dalam sekejap Jaegar mendekati gadis tersebut. Dia mengangkat tubuh mungil tersebut tanpa kesusahan sedikit pun. Aksi itu membuatkan Hazeline berteriak.
"Hey, turunkan aku!" dia meberontak.
Kemudian, Jaegar membawanya ke sebuah ruangan kerja yang masih belum dipakai. Dia mendudukkan tubuh mungil itu.
"Ini ruangan anda mulai sekarang."
"Apa-apaan sih? Ruanganku bukan disini! Ingat aku ini penerus Harvey!!"
"Jadi apa? Saya harus nurut? Hah, bodoh sekali."
"Itu kau-!"
"Apa anda lupa kalau saya lah yang menolong semua yang akan anda ambil alih mulai sekarang itu adalah hasil usaha saya sendiri?"
Hazeline hanya bisa terdiam.
"Anda bisa dibilang beruntung karna nyonya Violetta menemui saya di ambang jatuhnya keluarga Harvey waktu itu, nona."
Jaegar membalikkan tubuhnya lalu berjalan menuju pintu keluar. Sebelum dia keluar, dia melanjutkan ucapannya.
"Tiada gunanya usaha saya selama ini membangkitkan kembali nama keluarga anda jika perilaku anda sebagai penerus malah seperti ini. Renungkan sendiri, nona Hazeline Harvey."
AGGHH
Kata sumpah serapah keluar daripada mulutnya sebaik sosok pria itu menghilang. Hazeline merasa wajahnya menghangat karna emosi.
"Awas aja kau, Alessandro! Aku akan bangkitkan milik Harvey dengan usahaku sendiri!"
Tanpa dia sadar ucapan penuh membara itu telah didengar oleh Jaegar di balik pintu ruangan kerja Hazeline. Pria itu tersenyum tipis.
"Ha, hanya cara itu doang emosi-nya udah kepancing? Gadis yang suka tantrum ga jelas."
•
— TO BE CONTINUED —
author note ; Nama Jaegar itu masih belum diketahui sepenuhnya karna pria tersebut sering mendaftar nama keluarga nya berlainan.Misal nya,
I. Jaegar Alessandro Baskara
II. Jaegar Baskara
III. Jaegar Alessandro Anggara
IIII. Jaegar AlessandroJika kalian bingung, apalagi author-nim ini hihi, makasih atas dukungan kalian 🎀
Stay tuned for next chapter, my readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Rings
Fiksi PenggemarNiat Jaegar itu baik, hanya saja karena asal-usul pria tersebut masih menjadi misteri membuatkan Hazeline agak ragu untuk mempercayainya. "Apa masalahmu,ha?" Pria itu berbicara dengan nada ketus. "Kau mahu semua yang Harvey punya kan?!" Pernikahan...