*happy reading*
•
•
•
"tuan hari ini ada dua orang pengusaha luar negri ingin bekerja sama dengan anda" ucap Zay kepada Alvin.
sekarang Alvin sedang berada di kantornya karna tanggal merah jadi dia lebih baik bekerja dari pada melamun di apartemen.
"hm, jam"
"sekitar jam 2 tuan" jawab Zay pada Alvin yang sedang membaca dan menandatangani beberapa berkas di meja besarnya.
"Kau bisa kembali" Zay mengangguk dan pergi dari ruangan Alvin.
setelah beberapa jam menatap tumpukan kertas itu akhirnya dia selesai dan melirik jam dinging.
jam sudah menunjukan jam satu siang, pantas saja perutnya berbunyi sedari tadi.
membereskan mejanya dan memakai jas biru dan berjalan menuju lift untuk menuju lantai paling bawah karna ruangan kerja Alvin berada di lantai tengah tengah.
Zay sudah berada di samping mobil yang akan di naiki, oh benar! asisten Alvin yang baru itu sedang melakukan tes dan tugas yang dia berikan pada pria yang lebih tua beberapa tahun darinya.
itu hanya untuk memastikan apakah dia mampu atau tidak menjadi orang yang bisa di andalkan seperti Zay ini.
Zay membuka pintu menumpang dan Alvin masuk setelah menutup pintu dan Zay duduk di kursi kemudi mereka melesat pergi untuk ke restoran untuk pertemuan nanti.
jadi Alvin bisa makan sepuasnya sebelum mereka datang, kenapa?
karna tidak mungkin bukan jiwa Alvin yang sangat banyak makan ini kelaparan karna harus jaga wibawa.setelah sampai dan memesan makanan yang lumayan banyak Alvin mulai memakan makanan itu dengan lahap.
setelah selesai makan Alvin menyuruh beberapa orang untuk menyingkirkan beberapa piring kotor di hadapanya.
"jam"
"sudah jam 2 lewat 10 menit tuan" ucap Zay yang masih setia berdiri di belakang Alvin.
"telat" ucapnya dengan datar, dia sangat benci orang orang yang tidak sesuai kata mulutnya.
setelah menunggu dengan hati yang dongkol akhirnya dua pria yang ingin bekerja sama dengannya akhirnya datang dengan wajah datar dan aura gelap dan suram di sekitar mereka.
"ekhm, maaf membuatmu menungu lama tuan Alexander" ucap salah satu dari mereka setelah duduk di meja bundar.
"tidak apa apa" ucapnya dengan nada dingin.
"jadi tuan Willson dan tuan Emrick ada apa jauh jauh datang kemari ingin bekerja sama dengan saya"
*anggap aja mereka ngomong bahasa inggris*
"ya, saya sudah lama tertarik dengan perusahaan Ariga"
Alvin menggerutkan dahinya tanda bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...