Fantaser • Surat Untuk Theo

10 2 0
                                    

BEDAH BUKU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BEDAH BUKU

Surat Untuk Theo

Karya
EffendiS7

• Blurb •

Pertemuan Rashid dan Shuuyi seharusnya tak terjadi. Pertemuan yang dibentuk oleh kuasa diluar kemampuan mereka. Kuasa yang juga berusaha memisahkan mereka.

Di belahan dunia lain Theo merasa terasingkan di rumahnya sendiri. Selalu mencari justifikasi atas peran yang ia mainkan. Membutakan dirinya atas jawaban yang sebenarnya.

Benang takdir mengikat mereka dengan simpul tak terlihat. Setiap pertemuan baru diselimuti rahasia. Sementara hati ditutupi kabut tanpa lentera.

• Review •

1. Biyu

Menurutku 'Surat untuk Theo' ini fantasi yang menarik dan mengingatkanku tentang latar timur tengah. Sebagai pembaca, aku menikmati alur yang disuguhkan penulis, hanya saja bagian Prolog membuatku sedikit kebingungan tentang siapa dan bagaimana cerita akan berjalan. Bahasa dalam prolog memang unik dengan frasa puitis, tapi terdapat beberapa kalimat yang kurang bisa kupahami dan perlu membaca ulang. Hal baiknya, kebingungan itu segera terbayarkan ketika aku melanjutkan membaca part selanjutnya. Suasana perang yang digambarkan Eve dalam cerita ini cukup terasa, beberapa bagian juga memberikan ketegangan. Aku juga menyukai tambahan suku-suku yang ditulis Eve di sana.

Soal ejaan, aku menemukan kata depan 'di' 'ke' yang masih perlu diperbaiki penulisannya, juga beberapa tanda baca yang terlewat, seperti tanda koma setelah dialog (sebelum kata ujar dsb). Selebihnya, aku tak melihat sesuatu yang terlalu mengganggu.

Tentang penokohan, Eve kurasa cukup pandai menggambarkan masing-masing tokoh dengan karakternya, terlebih yang menarik di sini terdapat dua kisah, Rashid dan Shuuyi di gurun pasir, serta Theo dan Wyllas di kerajaan. Selebihnya, Eve mungkin hanya perlu menambah scene yang bisa membuat pembaca penasaran dan 'Surat untuk Theo' akan jadi cerita fantasi yang mind blowing!

2. Jenna

Jujur, kesan pertamaku waktu baca cerita "Surat Untuk Theo" adalah gaya bahasanya yang mirip novel terjemahan. Bukan, itu bukan komentar negatif. Justru aku suka banget gaya bahasa yang digunakan. Terasa fantasinya dan cara penggambaran lingkungannya sangat nyata, aku jadi beneran kayak berasa ada di gurun pasir.

Penggambaran tokohnya oke. Tapi sayangnya aku agak kebingungan waktu membaca prolog, kayak bagian ini masih acak di kepalaku. Aku belum bisa memahami dengan baik apa yang sebenarnya ingin disampaikan di prolog.

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang