Spotify*

782 78 23
                                    

Disclaimer

Yang lagi baca, ati-ati kesandung typo

Enjoy prensss!!




















Saat ini member Dream tengah melakukan syuting untuk konten salah satu platform musik terkenal. Setelah melakukan salam dan sedikit perkenalan, para staff pun menampilkan rules permainan mereka.

Masing-masing dari mereka akan diberikan beberapa pertanyaan dengan member yang mengganggu. Jika detak jantung mereka meningkat melebihi batas rata-rata yang ditentukan, akan mendapat hukuman berupa beberapa aksesoris lucu yang harus mereka pakai.

Yang menjadi pertama kali adalah Haechan. Pemuda Juni itu dengan percaya diri duduk di kursi besar.

Dengan semangat member yang belum mendapat giliran menganggu Haechan yang menjawab pertanyaan. Terutama Renjun dan Chenle, dua member kelahiran negara Tiongkok itu tak segan membuat Haechan kalah. Walau nantinya harus menerima pembalasan dari laki-laki Juni.

"Tunggu saja Renjun, tunggu ya?" ucap Haechan penuh ancaman saat Renjun berhasil membuat detak jantungnya meningkat.

Syuting berjalan lancar walau penuh keributan. Kalian pasti tahu, jika NCT Dream adalah grub yang penuh kericuhan dan pertengkaran. Tapi itu adalah salah satu daya tarik tersendiri untuk para fans mereka.

Syuting mereka berakhir sekitar 20 menit yang lalu, kini Haechan sedang diruang tunggu. Setelah selesai menghapus make up yang dibantu stylish, Haechan memutuskan untuk beristirahat sebentar.

Para member sudah pergi entah kemana, tetapi Jisung dan Chenle sempat berpamitan untuk kembali ke dorm lebih dulu. Sementara Renjun berpamitan untuk kembali ke agensi karena akan lanjut latihan.

"Lee Haechan?"

Haechan yang tengah sibuk memainkan ponsel, dikejutkan oleh suara salah satu membernya.

Kepalanya sontak menoleh, menemukan Jeno yang tengah berdiri dibelakangnya. Haechan tak terlalu menghiraukan dan kembali menatap ponsel.

"Kenapa?" tanya Haechan sembari mengunyah snack.

Jeno berjalan, mendekat kearah Haechan dengan langkah senyap. Kedua tangan kekar itu bertumpu pada sandaran kursi yang Haechan gunakan. Menatap intens wajah rupawan laki-laki kelahiran Juni dari cermin besar didepan mereka.

"Apa kau tak merasa untuk bertanggung jawab atas satu hal? " tangan Jeno menyentuh leher Haechan, menyusuri hingga dada dan perutnya. Membuat sang empu terkejut dan sontak mendongak.

Haechan berteriak marah saat dengan kurang ajarnya tangan Jeno meremas gumpalan lemak dengan benda kecil yang mencuat didadanya. 

*Wae irae!?" tubuhnya dengan segera berdiri dan berbalik. Menatap tajam Jeno yang masih tak berkutik dengan teriakan Haechan.

(*kenapa denganmu!?)

Tangan Jeno merambat, menggeser kursi yang menghalangi mereka. "Hanya melakukan apa yang tadi kau lakukan padaku Babe." jawabnya dengan tenang.

"Aku tadi hanya bercanda, kau tahu? Lagi pula itu hanya konten syuting." Haechan membela diri.

"Candaan mu sudah berlebihan pudu, dan sekarang kau harus tanggung jawab akibat dari yang kau lakukan."

"Tidak Jeno, kita baru saja selesai syuting. Aku lelah, sungguh." cegah Haechan.

Tangan Haechan terangkat, berusaha menahan tubuh besar Jeno yang perlahan menghimpit nya diantara meja rias.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bearries💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang