Ada kalanya kita exited untuk melakukan sesuatu, dan adakalanya kita sudah tidak bersemangat lagi untuk melakukan sesuatu yang indah itu. Barangkali bukan hanya seseorang yang ada masanya, tetapi juga semangat. Bukan euforianya yang hilang, tetapi definisi rumah yang tak lagi sama. Barangkali sesuatu yang kita anggap rumah, mereka adalah persinggahan dalam perjalanan hidup. Mereka terlalu dinamis untuk dijadikan rumah.
Kadang aku berpikir, apakah sebenarnya divisi literasi diisi manusia yang mencari ketenangan? Aku pernah mendengar expressive writing theraphy.Menulis sebebas-bebasnya, jatuh cinta sedalam-sedalamnya, dan berdamai dengan sebaik-baiknya.
Banyak orang mengira jika anak literasi suka kabur dari konflik. Menurutku, mereka tidak berusaha melarikan diri, tetapi mereka mencintai kedamaian. Semestanya sudah riuh dalam pikiran. Hanya dengan tulisan mereka memahami keadaan dengan tenang. Terkadang, mereka terlalu santai untuk dunia organisasi yang berisik.
“ Khan, aku ingin mati saja!”
Ucap Zain dengan asap rokok yang mengepul. Matanya merah karena kebanyakan minum kokain.
Hari ini, setelah setengah periode aku domis dari himpunan, akhirnya keluarga kastrat bisa berkumpul kembali. Wajah-wajah tak berumah kembali menuangkan keresahannya satu sama lain. Mereka baru saja menjalankan setengah periode yang kelam tanpa komunikasi.
Zain direshuffle secara paksa dari himpunan karena terungkap menggunakan narkoba, Kak Shofwa yang hampir keluar dari senat karena lingkungan yang toxic, dan Nawala yang baru saja mendapat gugatan turun jabatan karena sempat menghilang selama masa pengobatan di rumah sakit jiwa.
“ Katanya Tuhan menciptakan kesibukan biar kita tidak gila, tapi aku hampir gila bahkan hampir mati beradu argument setiap hari dengan manusia-manusia egois” Tambahnya lagi.
“ Aku juga sempat mengira di periode yang kedua, aku akan menemukan keluarga sehangat divisi kastrat. Sepertinya aku belum mampu menjadi seperti Khana dan Mas Abshar yang bisa menghadirkan keluarga cemara di divisi kastrat” Sambung Nawala.
“ Aku tahu strunggle kalian. Aku juga sama mersakannya. Di BEM SOSHUM, aku merasa seperti tidak memiliki rumah. Aku selalu merasa kastrat adalah rumah paling indah karena membantuku keluar zona nyaman”
“ Barangkali trauma tidak selamanya peristiwa yang menyedihkan, terkadang juga kenangan yang indah. Kita tidak bisa menetap pada orang dan kenangan yang sama, karena setiap orang memiliki kenangannya, tetapi kita bisa mencoba menggunakan kenangan sebagai kekuatan untuk berpijak pada karang selanjutnya”
“ Setiap aku ingin mengajukan pengunduran diri, aku selalu mengingat wajah-wajah kalian yang dulu saling menguatkan, saling perhatian, saling menawarkan bantuan tanpa diminta. Aku selalu mengingat wajah Mas Abshar yang membantuku untuk jatuh cinta dengan riset, dengan tulisan, dengan literasi hari ini sampai selanjutnya” Kataku mencoba menguatkan.
Memang, tidak ada yang bisa memahami di semesta ini, tetapi aku mencoba menenangkan mereka dengan apa yang kuketahui dan kuamati. Rasanya sedih sekali meihat wajah-wajah yang dulunya saling menguatkan satu sama lain, sekarang menjadi wajah-wajah yang putus asa.
Aku masih ingat bagaimana Mas Abshar selalu merangkul bahu Zain saat dia menangis. Mas Abahar selalu bilang laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengeluarkan emosinya. Berpura-pura kuat dan menghilang bukanlah tindakan maskulin, apalagi sampai melampiaskannya kepada hal yang salah, tetapi lihatlah hari ini orang yang selalu Mas Abshar elus punggungnya tersesat ke jurang narkoba.
Aku masih ingat bagaimana Nawala yang dulunya exited memberi efek domino positif kepada anggota kastrat. Nawala adalah seorang Alpha Girl yang keras kepala sehingga menjadi alpha female yang kesepian. Dia yang membuatku mengerti jika literasi tidak selalu perihal akal-budi, tetapi belajar menata hati dan megelola emosi. Hari ini perempuan patah hati itu benar-benar tidak tahu kemana dia harus melangkah.
“ Aku tahu, kalian tidak benar-benar menyerah, hanya saja kalian sedang lelah dengan kepala yang berisik. Hidup sesekali memang butuh ruang, tetapi kita harus menemukan alasan untuk bangkit”
“ Kita harus menyelesaikan satu perasaan sebelum membuka perasaan yang baru. Kalian akan kesulitan mengait chemistry dengan anggota baru, kalau kalian masih ingin kembali kepada hari-hari yang berlalu”
“ Jadikan kebersamaan di kastrat sebagai awal yang baik untuk berproses, setiap kalian ingin menyerah kalian harus mengingat kita pernah berjuang bersama”
“ Boleh minta peluk, ga?”
“ Boleh minta peluk untuk diri kalian sendiri, ucapkan terimakasih kita telah berjuang sejauh ini?”
Menemukan organisasi yang tepat sama dengan menemukan keluarga. Terkadang, kita terlalu fokus dengan proker dan target, hingga kita lupa mereka juga butuh diapresiasi. Mereka juga butuh tempat berkeluh, bukan hanya dituntut.
“ Bebanmu lebih berat, Khan. Seharusnya, kamu yang butuh dikuatkan, bukan kami” Ucap Zain sambil menyingkirkan kokainnya. Dia mengeluarkan beberapa kertas hvs, dan meminta kami menulis apa saja yang dirindukan setelah domisioner.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Aku kembali membuka album divisi kastrat saat foto kepengurusan. Membernya masih lengkap. Semangatnya masih terlukis pada senyum mereka. Mereka saling bersandar satu sama lain, menggambarkan jika divisi kastrat adalah rumah terbaik untuk belajar.
Hari ini, aku tidak bisa melihat wajah Mas Abshar dalam wajah-wajah anggota kastrat. Padahal, selama ini aku berusaha menghidupkan namanya di BEM SOSHUM. Aku mengubah arah riset dan literasi BEM dari metodologi penelitian menjadi free writing. Aku ingin mereka berani mulai menulis, berani mengungkapkan ekspresinya, dan berani mengeluarkan emosinya.
Aku ingin mereka belajar menjadi bebas berkomunikasi untuk menghadapi strunggle organisasi yang melelahkan. Tak mengapa jika harus berproses pelan-pelan, daripada harus memaksakan diri sendiri yang belum siap.
Jadi, bisakah kita sama exitednya pada episode selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Periode Bersamanya
Storie d'amoreNanti, kita jatuh cinta setelah domisioner dengan cinta dan semangat yang selalu sama. Nanti, kita jatuh cinta setelah domisioner dengan ruhmu yang menghidupkan tulisan dan kesadaran intelektualku. Nanti kita jatuh cinta setelah domisioner dengan...