Beberapa hari berlalu dengan cepat, [Name] mengunci pintu rumah dari luar. Dia akan jalan-jalan sebentar, terlebih Cheryn pergi ke rumah sakit lagi, meninggalkan [Name] seorang diri.
[Name] membuka handphone nya yang memiliki kecerahan penuh sehingga terlihat bersinar di depan wajah [Name].
Perempuan itu telah mencari banyak tutorial di Google tentang cara menggunakan handphone. Kurang lebih, sekarang dia mengerti.
[Name] membuka maps untuk mencari alamat menuju perpustakaan terdekat.
"Ah.. Cara baca maps online ini gimana plis..?"
Menyerah, [Name] memilih menyimpan handphone nya dan berjalan kaki menuju halte bus. Supir jelas lebih tahu tentang jalan daripada dia.
Ditengah perjalanan, sebuah kawasan yang [Name] lewati terlihat lebih padat daripada biasanya.
"Bikin macet. Memangnya mereka yang punya jalan?" Bisik-bisik penduduk sekitar tertangkap ditelinga [Name] yang tak sengaja mendengar.
[Name] mengedarkan pandangan pada lokasi fitting model itu.
"Waduh, kayaknya selebriti nih." Batin [Name]. Namun tetap menerobos kerumunan karena dia tidak peduli sekalipun ada anak presiden disana. Yang penting dia sampai ke tujuan.
Seorang pria menjadi pusat perhatian, itu adalah lelaki jangkung dengan marga Park. [Name] mengenalinya. Sepertinya dia seorang model. [Name] berusaha abai, tetapi sebuah suara berhasil membuatnya menoleh.
"Hai [Name]!"
"Hai juga Hyungseok." Karena sudah disapa, sekalian saja mengobrol. Entah sejak kapan itu menjadi prinsip [Name].
"Kau kerja disini ya?"
"Iya, baru hari ini."
Kemudian, gadis berambut hitam lurus menghampiri mereka– atau lebih tepatnya Hyungseok.
"Namamu.. Park Hyungseok kan? Kamu mungkin tidak mengenalku.. Tapi aku sudah follow kamu di Pacebook." Tutur Jihye malu-malu.
"Bisakah kita berteman akrab?" Dari situ [Name] menyimpulkan Jihye ingin melakukan pendekatan. Atau mungkin memang murni menjalin pertemanan?
"Pacebook itu apa?" [Name] mengambil atensi mereka. Jihye segera menjelaskan aplikasi media sosial tersebut.
"Oh ya? Aku juga mau menggunakannya deh." Ucap [Name]. Belajar dari pengalaman diejek bocil ungu, kali ini [Name] tidak ingin disebut ketinggalan zaman lagi.
"Login dulu [Name], pencet ini, terus ini." Hyungseok menuntun [Name] agar mengikuti petunjuknya.
[Name] menurut sambil menggerutu, "ribet sekali."
"Kamu gak pernah pegang handphone sebelumnya?" Tanya Hyungseok agak prihatin, memikirkan kemungkinan yang terjadi pada [Name].
"Pernah. Tapi yang besar dan punya antena panjang."
"..??????"
"Eh, aku harus pergi sekarang, nanti ketinggalan bus. Dadah!" [Name] pamit untuk melanjutkan perjalanan. Ia melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan mereka.
✧
✧
✧
Setelah sekian lama berjalan kaki, akhirnya sebentar lagi sampai di tempat tujuan. Tersisa lima meter lagi. Disaat itu pula, bus melaju disampingnya, berhenti di halte.
[Name] bergegas memacu langkahnya kian cepat, tinggal sedikit lagi-
Bus menutup pintunya usai belasan penumpang masuk. [Name] merasa dicampakkan. Padahal kakinya baru menapak di pemberhentian bus, tapi bus itu sudah pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption [Lookism X Reader]
Fanfic[VER. REVISI] Dia...sendiri, dia bukan siapa-siapa. Sejak awal, seharusnya atensinya tidak ada. Dia adalah bug dunia ini yang muncul untuk menebus dosa. Yang tidak ada, teruslah seperti itu. Jangan ikut campur dengan urusan dunia, dan kau malah men...