Pria yang mengintip Shalina tadi ternyata Pasha. Pasha heran sejak kapan Shalina bisa sedekat itu dengan Romy, sampai Romy bisa antar jemput Shalina menggunakan motor yang Shalina milikki.
Pasha tahu bahwa Romy adalah atasan Shalina di tempat ia bekerja, hanya saja yang Pasha bingungkan atasan mana yang rela mengantar jemput kayawannya dengan motor yang dimiliki karyawannya.
Pasha juga sudah mengenal Romy 2 tahun sejak ia di Belanda, Romy memang baik kepada siapa saja, Tapi yang ia tahu bahwa Romy itu sulit untuk di dekati seperti itu. Apa Romy suka dengan Shalinanya? Pasti Romy suka sihm siapa juga yang tidak suka dengan gadis itu pikir Pasha.
Tapi Shalina kenapa tidak cerita tentang kedekatannya dengan Romy kepada dirinya? pikir Pasha, entahlah Pasha mulai bingung sekarang, mulai cemas juga. Bagaimana kalau Shalina dengan Romy punya hubungan? "Arghhhhhh....pusing!!" teriak Pasha tanpa sadar
Ibu Ranti yang mendengar teriakkan Pasha langsung berlari keluar dan menghampiri sang anak"Kamu kenapa mas? pagi-pagi udah teriak aja?" tanya bu Ranti heran
"Ah gapapa bun, tadi aku lagi jalan kejedug tembok. Jadi, agak pusing aja ini kepalaku hehe" ucap Pasha tak enak
"Bikin kaget bunda aja kamu ah sampe teriak segala" kata BU Ranti
"Hehe maaf ya bun, gak sengaja refleks langsung teriak aja tadi" kata Pasha
"Gak hati-hati lagian kamu jalannya" kata bu Ranti "Kamu juga tumben belum mandi jam segini, gak kerja kamu?" tanya bu Ranti
"Nanti jam 10an aku berangkatnya bun, soalnya mau langsung meteing di luar kantor. Jadi, aku mandinya nanti aja deh biar pas pergi masih fresh" kata Pasha
"Oh yauda kalo gitu, kamu sarapan aja dulu gih. Bunda sudah siapin sarapan untuk kamu" kata bu Ranti
"Bunda sudah srapan? kalau belum kita sarapan bareng aja yuk, sekalian ada yang mau aku tanyain sama bunda" kata Pasha
"Belum, yaudah kita ke meja makan aja sekarang" kata bu Ranti
Pasha dan bu Ranti berjalan ke arah eja makan, dan mulai mengambil masing-masiing piring mereka untuk memulai sarapannya.
"Bundaaaa" kata Pasha
"Kenapa nak?" jawab bu Ranti
"Bunda tau kalau Caca dianter jemput sama cowok?" tanya Pasha
"Siapa? nak Romy?" tanya bu Ranti
"Bunda udah kenal sama orangnya sampe tau segala namanya Romy" ujar Pasha
"Tau lah, dia kan yang punya kafe tempat Ira kerja kan? 2 hari yang lalu dia anter Ira karena pulang kemaleman gara-gara lembur, mungkin karena ngerasa gak enak juga kali bikin anak gadis ulang malem-malem" kata bu Ranti
"Kemarin malem juga sama tadi si Caca dianter jemput sama si Romy" kata Pasha
"Ohya? bunda kok gak tau ya" kata bu Ranti
"Ih si Caca gak bilang bunda pas berngkat sama pulangnya?" kata Pasha
"Ya dia chat bunda sih pas pulang sama pergi sama bunda, bunda juga semalem ketiduran, terus pas tadi pagi Ira mau berangkat bunda lagi mules masih di kamar mandi. Cuma ya dia mang gak bilang kalo kemarin malam sama tadi perginya dianter sama Romy" ucap bu Ranti
"Ih parah banget dia, gak mengargai bunda" kata Pasha menggebu-gebu
"Menghargai-menghargai, emang bunda barang" decak bu Ranti
"Ih bukan gitu bunda! tapi kan Caca berarti keterlaluan, dia pergi gak bilang dulu sama bunda" sungut Pahsha
"Ira tuh bilang kemarin pas pulang sama tadi berangkat pagi juga, ya cuma gak kasih tau aja perginya sama Romy" kata bu Ranti "Lagian ya bagus dong berarti Ira mulai deket sama pria lain gak cuma sama kamu mulu" timpal bu Ranti lagi
"Loh kok bagus? bunda emang setuju si Caca sama si Romy itu?" tanya Pasha kesal
"Ya setuju aja, selama Ira nya suka, Ira nya senang. Romy juga sopan ok anaknya, keliatan pria baik-baik gitu, ganteng juga anaknya" kata bu Ranti
"Kalau sama aku gantengan mana?" tanya Pasha
"Ya tetep anak bunda dong" jawab bu Ranti
"Kamu tuh kapan bawa pacar kesini!" tanya bu Ranti
"Nanti lah, masih awal kerja juga kan aku. Masih sibuk, lagi gak ngurusin percintaan dulu" jawab Pasha tidak sepenuhnya benar
"Iya sih, sekarang lebih baik urusin karir kamu dulu yan baru dimulai, nanti pacar bisa nyusul lah" ucap bu Ranti
Andai bunda tahu, aku belum punya pacaran bukan karena masalah karir yang baru dimulai. Tapi karena masih ngarepin Caca buat bis ajadi pacar aku *batin Pasha
"Iya bun, doain aja biar lancar-lancar terus" kata Pasha
"Pastilah, bunda selalu doain kamu, doain anak-anak bunda juga" kata bu Ranti "Ohya ini kamu mau ngajak ngobrol tuh cuma mau nanyain Ira aja tadi?" tanya bu Ranti
"Hehe iyah bun, lagian aku kesel si Caca ga cerita-cerita ke aku kalau dia di anter jemput sama cowok" sungut Pasha
"Ya mungkin dia belum sempe cerita aja kali sama kamu, bukan dia gamau cerita. Lagian kan, kamu juga sibuk dari kemarin-kemarin. Kalian belum sempet ketemu juga kan? ya gimana dia mau cerita kalo gitu" kata bu Ranti
"Iya sih, tapi kan dia juga bisa chat ke aku kalo emang mau cerita, alasan aja itu mah mang gaau cerita anaknya"
"ya mungkin dia ceritanya pas mau langsung kalau ketemu kali, kalau di chat takutnya ga enak" kata bu Ranti
"ya tetep aja" timpl Pasha
"Adik kamu tuh udah besar Sha, udahlah jangan terlalu posesif gitu jadi kaka" kata bu Ranti
Deg
Ada perasaan kesal yang hadir dalam diri Pasha, kenapa bunda nya menyebut dirinya seperti itu. Kakak adik? Akankah dirinya terus dilabeli sebagai saudara dengan Shalina? Tapi sampai kapan? Entahlah, Pasha pun tidak tahu. Tapi yang pasti, selama Pasha tidak mengungkapkan perasaannya kepada Shalina. Maka, label saudara ini tidak akan lepas. Bukan hanya dimata keluarganyya bahwa Pasha ini adlah seorang kaka untuk Shalina, tapi di mata Shalina pun pasti hanya di anggap seorang kakak jika Pasha tidak mengungkapkan perasannya sebagai pria.
"Iyah bun" kata Pasha
"Yaudah ayok lanjut sarapannya, bunda selesai ini mau ke rumah sebelah. Mau siap-siap katanya akan ada kunjungan dari dokter anak" kata bu Ranti
"Oke bun" timpal Pasha
Bu Ranti dan Pasha melanjutkan makanannya sampai habis tak tersisasetelahnya bu Ranti membereskan piring bekas mereka sarapan, dan Pasha kembali ke kamarnya lagi untuk bersiap bekerja.
.
.
.
.
Don't forget to vote, comment, and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALINA
FanfictionGadis cantik, pintar, dan sholeha yang bernama Shalina Humaira mampu mengikat hati siapa saja yang melihatnya. Ya, Shalina Humaira perempuan dengan sebutan keceriaan hadir di tengah-tengah sosok orang-orang yang kesepian dan dapat menghibur banyak o...