Tang Yu menatap benteng kedua negeri Xin dengan wajah penuh kagum.
Jiang Rong mungkin seorang pria tampan dan flamboyan. Hatinya kejam dan tanpa ampun pada lawan.
Ia mengusulkan menggunakan racun supaya membuat musuh takluk.
Tang Yu diangkat sebagai konsultan racun dalam kampanye militer ini.
Ribuan rumput kering dan beracun dibakar di atas bukit dekat benteng.
Asapnya mengepul tinggi.
Hari ini angin bertiup kencang ke arah benteng.
Asap beracun segera bereaksi.
Ribuan prajurit yang berjaga di atas benteng mengalami sesak nafas. Kulit mereka melepuh seperti terbakar. Mata mereka pedih dan sulit dibuka.
Mereka tidak mampu bertarung lagi. Hanya bisa terkapar dan mengerang kesakitan.
Hanya dalam tiga jam, bendera putih dinaikkan dari dalam benteng.
Pintu benteng dibuka lebar dan Jenderal penjaga benteng merangkak keluar sambil mengerang kesakitan.
Setelah benteng ditaklukkan, api baru dimatikan.
Butuh waktu beberapa jam sebelum asap menghilang sepenuhnya.
Jiang Rong tidak perduli pada kondisi benteng kedua.
Ia hanya meninggalkan seribu prajurit untuk menjaga benteng. Sekaligus menjaga para tahanan (bekas prajurit negeri Xin yang menyerah).
Kampanye militer segera dilanjutkan ke benteng ketiga.
Benteng terakhir sebelum Ibukota negeri Xin.
Seorang Jenderal negeri Xin maju menghadapi musuh.
"Namaku Jenderal Teng Yuan! Hadapi Aku dalam duel!"
Duel dilakukan untuk menghancurkan moral pasukan lawan. Jika seorang Jenderal kalah dalam duel maka pasukannya akan mengalami malu berat.
Mental pasukan sangat penting dalam sebuah peperangan. Jika terjadi penolakan duel, mental prajurit juga akan terjun bebas.
Jiang Rong bertanya, "Siapa yang akan maju ? "
Ia menatap para pemimpin pasukan.
Jenderal Besar Yang terlalu tua untuk berpartisipasi dalam duel.
Beberapa pemimpin lainnya terlalu lemah untuk melakukan duel.
Zhou Jin hendak maju ketika putranya berujar, "Aku."
"Nak, lenganmu... "
"Tenang saja, Yah. Ini hanya luka gores saja. "
Zhou Xiao Hu naik ke atas kudanya dan maju ke lapangan di antara kedua kamp militer.
"Namaku Zhou Xiao Hu! Aku menerima tantanganmu! "
"Oh! Pendekar nomor satu di bawah langit! Kuharap Kau tidak memalukan namamu! "
Xiao Hu mengerang dalam hati. Ini gara-gara Tang Yu. Sampai sekarang mereka memanggilnya julukan menggelikan ini.
Tang Yu merasa telinganya gatal. Sepertinya ada yang sedang mengumpatinya.
Xiao Hu dan Teng Yuan beradu jurus di atas kuda. Keduanya mulai mengalami luka-luka ringan. Namun duel terus dilanjutkan.
Teng Yuan menendang Xiao Hu dan dia terjatuh dari kudanya.
Jenderal musuh berusaha menebas Xiao Hu namun berhasil dielakkan.
Xiao Hu mengayunkan goloknya dan mengenai kaki kuda Teng Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Yang Terlupakan (END)
Исторические романы1. Pangeran Yang Terlupakan Mu Rong Yan punya cita-cita sederhana. Hidup santuy sampai tua. Terlahir sebagai anak dari seorang selir yang tidak disukai Kaisar. Kesempatan menjadi Kaisar? Apa kau gila? Enakan hidup santai. Biarkan para kakak saja...