𓂃 𔘓 𓂃
Aku bagian yang pudar dalam pendar
Separuh binar meredup dari kadar
Yang kini pekat dalam gulita
Dan menggelicik dari binasaAku bagian yang pudar dalam pendar
Yang egonya melalak berpijar
Untuk aku yang skeptis tentang fatamorgana
Serta buntu dan abuliaAku bagian yang pudar dalam pendar
Dari kemampuanku yang tak ingin mekar
Seperti putik bunga yang disirami air nelangsa
Ia takkan cukup menghidrasi dahagaAku bagian yang pudar dalam pendar
Mencaci pelik di kepalaku yang beredar
Lebam-lebam, mereka menjalar jadi serapah
Aku, bernanah sampah.
©WIANDISA, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Himpunan Nestapa.
PoetrySeperti mimpi, hidup barangkali adalah rotasi waktu yang tak abadi, kemudian dibangunkan ketika mati. ©WIANDISA, 2021