Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!
Wilasa senang sekali, hatinya merekah lagi, kemarin Kavita mengungkapkan bahwa dirinya ingin agar mereka seperti dulu lagi. Hanya Wilasa dan Kavita, seperti semula, berdua. Kavita juga sama, dirinya senang bahwa ia berhasil membuat Wilasa tak bersikap cuek lagi dan kembali padanya.
Mereka saling melirik, lalu sama- sama tersipu tersenyum. Mereka persis seperti remaja yang sedang kasmaran, sungguh lucu mereka berdua.
Suasana di meja makan menjadi menggelikan, Hanni yang berada diantara mereka pun mengerut aneh. Bagaimana bisa, padahal mereka berdua kemarin saling berteriak, bertengkar, Hanni yang berada di dalam kamar pun dapat mendengar teriakan mereka, bahkan sempat ada drama Kavita yang keluar dari apartment. Coba lihat mereka sekarang, malah terlihat malu- malu satu sama lain, benar- benar mirip remaja baru puber. Hanni geleng- geleng jadinya melihat tingkah mereka berdua.
"Ada rencana apa hari ini, Kak? Mumpung kak Wilsa juga libur ngantornya." Hanni bertanya selagi dirinya juga mengoles selai pada selembar roti.
"Aku sebenernya gak punya rencana apa-apa..." lirih Kavita.
"Kakak kalo ke New York, mau kemana gitu?" Tanya Wilasa.
"Emm... NYC's most popular tourist attractions." Jawab antusias Kavita. "Itu apa aja, Wil?"
Wilasa tersenyum, baginya Kavita seperti anak kecil yang begitu antusias karena diajak bepergian.
"Central Park." Usul Hanni.
"Ya gak di situ juga, dari kemaren aku udah kesana..." Kavita mempoutkan bibirnya, membuat Wilasa yang melihatnya menahan gemas.
Wilasa terkekeh, "American Museum of Natural History, Times Square biasanya, terus... Wall Street, ato yang paling ujung, Statue of Liberty."
"Patung Liberty aja, Kak." Sahut Hanni.
"Enggak ah, panas Han." Kavita kembali mempoutkan bibirnya.
Ia membayangkan akan seperti apa dirinya di sana yang tidak tahan panas. Dia bukan orang Amerika yang suka berjemur.
"Ke museum aja, udah. Di sana adem." Wilasa menjelaskan tapi dia juga menggoda Kavita.
"Dikira aku anak kecil apa!" Sewot Kavita.
Wilasa dan Hanni tertawa, mereka geli akan sifat Kavita yang benar- benar mirip anak kecil, padahal dirinya yang lebih tua dari mereka di sini.
"Oh, itu!" Kavita teringat sesuatu, "ke SOHO aja yuk, Wil. Belanjain aku barang branded." Kavita tertawa pada perkataannya sendiri.
"Ya gak usah ngelunjak juga..." sekarang gantian Wilasa yang tampak kesal, Kavita dan Hanni pun tertawa.
"Kamu mau ikut, gak?" Kavita bertanya pada Hanni, "Wil, tolong ambilin roti lagi."
Wilasa mengambil selembar roti gandum yang lantas dioper pada Kavita, Kavita masih menunggu Hanni menjawab pertanyaannya.
"Enggak bisa... hari ini mommy dateng, Kak." Hanni menjelaskan tetapi wajahnya terlihat agak murung.
Wilasa melirik pada Hanni, Wilasa tahu apa yang saat ini sedang Hanni pikirkan dan rasakan.
"Ntar malem sampe besok kayaknya aku bakal nginep sama mommy, Kak." Hanni kembali menjelaskan.
"Ya udah, nanti hati- hati ya, perginya..." Hanni mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT (WINRINA) ✔️
RomancePenjaga jiwa itu muncul dari belahan jiwa. Di mana penjaga jiwa akan menunjukan cintanya pada belahan jiwanya. Cerita ketiga dari Heavy Heart series.