Apa wifi sedang down? Aku tidak merasakan energi aneh sih pada saat itu. Jadi aku memilih untuk tidak memikirkan hal tersebut. Lagi asik main game, Katrina berteriak histeris dan berlari ke arah Kasur miliknya.
"Hei kau kenapa?!" Sahut ku terkejut.
"Ada wajah di laptop ku tadi, seram, sangat jelek"
"Mana?" Kata ku, sambil berjalan mendekat ke laptop milik Katrina.
Bayangan wajah yang ia lihat ternyata wajah Anggun. Anggun menyeringai seolah-olah dirinya sangat rupawan. Aku menggelengkan kepala 2 kali dan berbisik, "jangan lakukan itu, kau jelek tahu!"
"Maaf, maaf, tapi aku butuh bantuan mu" Kata Anggun dengan polosnya.
"Ah jangan sekarang, ini kan masih jam 2 malam" Jawab ku, berbisik.
"Tapi aku butuh bantuan mu sekarang Fana"
Melihat aku yang diam dan sedang berbisik didepan laptop, Katrina berjalan mendekati ku dan berkata, "ap—apa? Kau sedang b—bicara dengan siapa Fana?"
"Ah sial, aku ketahuan" Kata ku dalam hati.
Katrina terduduk dan diam, sambil memperhatikan aku yang juga terkejut seperti sedang digap selingkuh. Jadi, ini rasanya ya digap selingkuh.
"Kau berbicara dengan siapa Fana? Jawablah, aku akan mendengarkan" Sahutnya lagi, wajahnya khawatir.
"Ceritanya panjang, tapi aku bisa melihat hantu, bahkan berkomunikasi dengan mereka" Jawab ku, singkat saja.
"Kau Indigo? Keren! Apa yang sedang kau lihat saat ini?" Tanya Katrina, wajahnya sumringah Bahagia, seperti anak kecil yang baru pertama kali makan permen manis.
Baru ingin menceritakan sesuatu hal, Anggun kembali berkata, "tolong bantu aku, aku benar-benar butuh bantuan mu saat ini Fana"
Lalu, aku memutuskan untuk menjelaskan dengan singkat kepada Katrina, meski wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak mengerti apapun yang ku katakana. Namun, Katrina mempersiapkan diri untuk memulai petualangan perhantuan.
"Apa maksud mu petualangan perhantuan? Aku tidak ingin membantu siapapun" Sahut ku, memperjelas kepada Katrina.
"Ayolah, kita harus membantu Anggun kan? Ayo kita bantu dia sekarang"
"Heiii apa kau tau ini jam berapa? Ini jam perbatasan dunia" Jawab ku singkat.
"Jam 3 Pagi? Justru itu, agar kita bisa membantu Anggun dengan mudah kan?"
Aku masih duduk terdiam, berpikir bahwa hal ini sangat beresiko, aku takut kehilangan teman lagi hanya karena menolong hantu menemukan jawaban mereka.
"Ayo Fana, siap-siap lah, aku berjanji tidak akan jauh-jauh dari mu" Ucap Katrina yang sudah full package.
"Ah baiklah, ayo kita bantu Anggun" Kata ku lemas, sambil mempersiapkan diri dan mengambil 2 buah senter yang memang sudah tersedia didalam kotak perkakas milik ku.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku kembali memulai petualangan membantu hantu yang meminta bantuan. Gini amat jadi Indigo. Semua ini gara-gara Katrina, kalau saja dia menganggap ku gila itu akan jadi hal yang lebih baik daripada harus berburu di jam perbatasan seperti ini.
Berdasarkan informasi dari Anggun, kami mengikuti Anggun hingga ke taman belakang Gedung B Dormitory, Gedung yang sejak awal memiliki energi yang membuat ku tidak nyaman.
Sesampainya kami disana, Katrina melihat mangkuk kecil terbuat dari tanah liat yang didalamnya ada sebatang rokok, bunga-bunga, parfum dan kertas kecil yang diikat dengan benang putih.
"Fan, lihat, ini ada sesajen" Ucap Katrina spontan.
"Ah ini bukan sesajen, ini mah isi mangkuk asal-asalan yang dibuat sama orang" Jawab ku kesal. Sebenarnya Anggun ingin bantuan apa sih?
"Fana, bukalah kertasnya, dan bebaskan Aldo dari jeratan orang yang membuat sesaji asal ini" Ucap Anggun.
Aku membuka kertas yang diikat itu, didalamnya ada nama seseorang yang ditulis dengan aksara Jawa. Ya benar sekali, aku tidak bisa membacanya, namun beruntungnya Katrina bisa membacanya dengan jelas.
"Apa artinya?" Tanya ku.
"Aku bisa membacanya, tapi aku tidak tahu artinya" Kata Katrina.
"Yaelah gimana sih masa gak tau artinya?" Sahut Anggun, kesal.
"Diam kau jelek! Kami kesini juga karena ingin membantu mu Anggun!" Kata ku sambil menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
AventuraHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...