⚠️TANDAI TYPO!!
>HAPPY READING<
Keesokan harinya... Keluarga Bagaskara berencana untuk pergi berlibur, mereka juga mengajak keluarga dinara untuk ikut bersama mereka.
Keluarga Bagaskara adalah keluarga kecilnya Shella, Rangga dan Gavin. Keluarga dinara adalah keluarga kecilnya Anita, Alexo, dan Bulan.
"Ayah, Ulan mana? Kok belum dateng sih," tanya anak kecil yang usianya masih 5 tahunan itu.
"Bentar sayang, mungkin lagi diperjalanan. Sabar ya," ucap pria baruh baya itu.
"Hm, tapi lama ayahhh." Gavin pun mulai tidak sabar untuk bertemu dengan sahabatnya itu.
Tidak lama kemudian keluarga dinara pun sampai di perkarangan rumah keluarga Bagaskara.
"Ulannn, yeay akhirnya kamu dateng juga." Ucap Gavin yang sangat bahagia melihat anak kecil yang umurnya beda satu tahun dengannya.
"Ihhh, bang Vin jangan peyuk peyuk Ulan gitu dong. Ulan engap nih," protes Bulan gak suka.
"Ihh, kenapa emangnya Lan. Orang kangen juga,"
"Tapi, Ulan gak kangen. Wleee,"
Para orangtua mereka yang melihat anak-anaknya yang lucu itu, mereka pun menghentikan perdebatan kecil antara GAVIN ERLANGGA BAGASKARA dan BULAN ALETTA DINARA.
"Udah udah sayang, jangan berantem ya. Kita mau berlibur nih," ucap Shella kepada dua anak kecil yang menurut mereka sangatlah lucu.
"Hm, iya bunda"
"Iya, tante"
Mereka pun mengangguk setuju, tapi tatapan Bulan masih tajam ke Gavin sahabatnya itu.
Mereka pun pergi berlibur, yang sepertinya mereka akan berlibur di pantai. Di perjalanan menuju tujuan, ada percakapan kecil di dalamnya.
"Horrre, kita ke pantallll" ucap Bulan masih sedikit cadel.
"Pantai dek, bukan pantal. Salah itu," ucap Gavin membenarkan tapi Bulan yang keras kepala kekeuh kalau ucapan nya benar.
"ENGGAK! bang Vin salah, pantal bukan pantal." Bentak Bulan tapi ucapnya masih salah dan membuat Gavin tertawa.
"Apasih dek, pantal pantal masih salah itu. Coba kamu ngomong ngebantai, bisa gak?" Pinta Gavin yang menurut Bulan itu seperti ejekkan.
"Ngebantal, ih apasih bang Vin. Akh, bang Vin mah jahil. BUBUNNN!" Ucap Bulan mengadu pada ibunya.
Gavin yang melihat adik kecil nya itu dia malah ketawa, para orangtua pun yang ngeh karena tingkah jahil Gavin ikut tertawa.
"HAHAHA, apasih dek. Kamu lucu banget tauu" ucap Gavin sambil mencubit hidungnya yang pesek.
"Ihh, bang Vin mah. Ulan ngadu nih sama bunda Abang, Tante anak nya tuh." Ngadu Bulan kepada Shella sambil mata yang berkaca-kaca.
Shella yang melihat pun terkekeh, "Haha, udah bang jangan jailin adik kecilmu ini. Kasihan tau, tuh lihat matanya udah berkaca-kaca gitu" ucap Shella menasehati anaknya itu.
"Hehe, maafin abang ya dek" ucap Gavin meminta maaf sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"NGGAK! Ulan gak mau maafin bang Vin"
"Ish, kamu kok gitu sih dek"
"Biarin" final Bulan dengan bibir manyun nya itu yang membuat Gavin terkekeh geli, tapi lucu.
Beberapa menit kemudian seusai perdebatan kecil antara dua saiton, mereka sampai di tempat tujuan yaitu pantal eh salah maksudnya pantai. *Malah ngikut typing bicaranya Bulan:'
"Yeayy kita sampal di pantall" riang Bulan sambil menginjak-injakan kakinya di pasir.
"Sampai di pantai dek, bukan sampal di pantal" ucap Gavin membenarkan, lagi-lagi Gavin salah harusnya dia membiarkan si kunti itu salah. Kalo gini kan dia dapet semprotan lagi oleh Bulan.
"Apasih, terserah bulan lah. Bulan kan masih kecil, gak kayak bang Vin udah besar melebihi ayah abang." Ucap Bulan di akhiri dengan kekehan kecil.
"Hm, iya iya. Abang salah lagi, abang minta maaf"
"Abang mah selalu salah,"
"Yaudah biar mood Mbak kunti ini naik gimana kalo makan es krim?" Tawar Gavin membujuk bocil kematian Gavin.
"Es klim? Boleh tuh, tapi hilangin mbak kunti nya orang Ulan cantik gini juga." Protes Bulan.
"Iya iya sayang,"
"Idihhh, geli amat. Bunda, tante lihat bang Vin mulai bisa ngerayu." Bulan lagi dan lagi mengadu.
Para orangtua mereka pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Lucu banget ya anak kita," ucap Shella kepada Anita.
"Haha iya, kalau udah gede nanti gimana ya?"
Shella dan Anita mulai menghayal dan membiarkan anak-anaknya main di pinggir pantai.
"Jangan jauh-jauh nak, Gavin jaga adik mu!" Peringat Anita.
"IYA TANTE" teriak Gavin.
Ibu-ibu asyik ngerumpi, dan para bapak-bapak ntah kemana mereka. Mungkin ke warkop sebelah, "ini ayah mereka mana ya?" Tanya Shella baru ngeh bahwa suaminya hilang ntah kemana.
"Akh, mungkin main-main di sekeliling pantai." Jawab Anita, Shella pun mengangguk pelan.
"Bang Vin," panggil Bulan.
"Iya Lan, kenapa hm?" Tanya Gavin.
"Nggak, cuma mikir aja gitu. Suatu saat nanti persahabatan kita langgeng gak ya?" Tanya Bulan lagi.
"Inn syaa allah langgeng Lan, kenapa ngomong gitu hm?"
"Gapapa, bang"
"Apalagi sayang hm?" Tanya Gavin.
"Apasih bang Vin, gausah pake sayang juga" protes Bulan.
'Salah lagi' gumam Gavin dalam hati.
"Kenapa emangnya, kamu kan adik abang ya abang sayang lah sama adik abang ini." Jelas Gavin.
"Aww, bang Vin soswit amat sih" ucap Bulan sambil mencubit pinggang Laki-laki yang di bilang abang. "Oh iya, bang Ulan pengen pulang deh" pinta Bulan kemudian.
"Yaudah kita balik ke tempat bunda," ajak Gavin yang langsung dianggukki oleh Bunga. Mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan menuju dimana orangtua mereka berada.
"Bunda, tante, Ulan pengen pulang katanya" ucap Gavin memberi tau.
Mereka pun kini beres-beres, beberapa menit kemudian mereka pun pulang. Di perjalanan tumben gak ada suara mungil milik Bulan yang seringkali mengajak berantem pada abangnya itu. Ternyata dia tidur terlelap, mungkin kecapean akibat tadi berdebat dengan abangnya dan juga main di taman.
Beberapa jam kemudian mereka pun sampai di rumah megah milik keluarga Bagaskara, Alexo pun bergegas untuk menggendong anaknya itu. Mereka pun kini pulang dengan selamat ke rumah masing-masing.
>BERSAMBUNG<
KAMU SEDANG MEMBACA
CAT IN LOVE
Novela Juvenil{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} Tahap revisi! Sedikit ada perubahan selebihnya sama. Cat in love menceritakan tentang kisah cinta yang dimulai dari seekor kucing. Rumit✅ Broken home✅ Kisah cinta ✅ perselingkuhan ✅ Bahagia ✅ Start : 25.04.2024 Finished...