Kecurigaan Lisa tentang panggilan telepon saat itu di perjelas karena tiga hari berikutnya, Jennie selalu menghindar darinya. Dia tentunya tidak ingin mempermalukan Jennie sehingga tak mendekat pada wanita itu. Memberi jarak yang di perlukan.
Bahkan Lisa pun tidak mengirim pesan satu pun pada Jennie hanya untuk memberi kenyamanan. Setiap mereka hampir berpapasan, dalam hitungan detik Jennie akan langsung memutar arah hingga mereka hampir tidak bertemu satu sama lain.
Seperti saat ini. Lisa sengaja makan siang lebih terlambat dari biasanya karena dia tak mau Jennie harus pergi di tengah makan siangnya. Saat tersisa 15 menit sebelum kelas berikutnya berlangsung, Lisa barulah masuk ke kantin dan mendapati Jisoo tengah duduk dengan beberapa teman lainnya.
Dengan semangkuk mie yang di pesannya, Lisa duduk di samping Jisoo dan menyapa teman-teman lainnya. Lisa bersyukur orang-orang di meja langsung pergi setelah kehadirannya. Memberi ruang agar dia dan Jisoo bisa berbicara.
"Kau dan Jennie aneh beberapa hari ini, tahu?" Ucap Jisoo. Bertepatan dengan itu, Jennie sepertinya baru menyadari kehadiran Lisa dan buru-buru meneguk minumannya.
Dan... dalam waktu singkat sudah pergi begitu saja dari kantin. Lisa hanya melihat kepergian itu dengan senyum tipis di wajahnya. Namun pipinya tiba-tiba saja merona mengingat telepon pertama yang mereka lakukan.
Telepon yang di duga ada Jennie yang tengah menyentuh dirinya sendiri saat itu.
Bayangan itu telah mengganggu Lisa, berulang kali. Sejujurnya, Lisa tidak mau memikirkan Jennie dengan hal yang tidak pantas. Tapi kemudian, karena Jennie menelepon dia dengan sesuatu yang tidak pantas, mau tak mau dia pun memikirkan hal itu.
Yang terparah adalah semalam, dia akhirnya menyerah dengan pertahanan dirinya. Membayangkan Jennie dengan suara erangan yang tersembunyi itu telah membuat Lisa ejakulasi.
Tapi itu membuat Lisa agak menyesal. Karena rasa suka pada Jennie tidak condong pada hal yang berbau seksual. Dia benar-benar menyukai Jennie karena perasaan romantisnya. Meskipun dia juga terbuka secara seksual dan tentu saja tidak menolak seandainya dia dan Jennie melakukan hal itu.
Tetap saja... agak aneh rasanya harus ejakulasi seperti itu ketika Jennie tidak mengetahuinya. Dia bahkan tak tahu apa reaksi Jennie ketika wanita itu mengetahui bahwa dirinya di jadikan fantasi olehnya.
Sementara Lisa tahu jika Jennie tidak memiliki perasaan padanya. Jennie pasti akan merasa jijik bukan?
"Lisa!" Pekik Jisoo dengan suara yang cukup keras, membuyarkan semua pikiran Lisa saat itu juga. "Kau melamun. Pipimu memerah! Astaga, apa yang ada di pikiranmu?"
Lisa mengalihkan pandangan ke arah mangkuknya dan menyeruput kuah untuk menghangatkan tubuhnya.
"Tidak ada dan bukan urusanmu, Jisoo. Diamlah, aku sedang makan."
"Ck, jangan bilang kau sedang memikirkan hal yang tidak-tidak tentang Jennie." Gumam Jisoo sambil memutar matanya.
"Hal yang tidak-tidak seperti apa?!" Lisa melotot, lantaran panik. Bagaimana Jisoo bisa tahu jika dia tengah memikirkan keseksian Jennie saat ini? Dan ciuman mereka di toilet umum itu, astaga...
"Yah, aku tidak akan menyalahkanmu jika kau memikirkan hal itu tentang Jennie. Lagipula, Jennie sangat cantik dan terlihat sangat pandai berciuman." Jisoo menyeringai dan Lisa memukul lengan Jisoo cukup keras hingga seringai Jisoo menghilang saat itu juga.
"Jangan bicarakan hal-hal seperti itu tentang Jennie." Peringat Lisa. Tak suka melihat cara Jisoo membicarakan hal seperti itu tentang wanita yang di cintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA - STORY ABOUT US [GIP || HIATUS]
Fiksi Penggemar[21+] Hei, apakah kalian ingin membaca sepenggal cerita kisah cinta klasik tentang aku dengannya? Tidak berbeda dengan kisah cinta klasik lainnya. Tapi disitulah letak indahnya cinta.