"Tuk" Aku terlonjak kaget mendengar suara itu.
Mataku berpencar mencari asal suaranya. Sampai kutemukan sebuah buku berjudul 'الرياح تنقل وعودها' tergeletak di samping sepatuku.
Aku diam tak mengambilnya, hanya menatap dengan lamat meresapi judul yang tertera. Bukannya tidak peduli akan sekitar. Hanya saja, tak jauh dari tempat buku itu tergeletak, aku bisa melihat seorang pemuda yang meraihnya.
Ayolah, tak lucu bukan jika kami berdua sama-sama mengambil buku tersebut. Lalu mata kami bertemu, dan BOOM!! Terjadilah cinta pandangan pertama seperti yang sering kulihat di layar kaca pagi-pagi.
Maka dari itu, kuputuskan untuk tak mengambil buku tersebut.
"Maaf, mbak mau minjem buku ini kah?" Kulihat sebuah tangan di depan wajahku sedang melambai-lambai.
"Ahh.. Mas nya tanya saya? " Sepertinya sarafku masih belum ke konek, sampai mempertanyakan hal yang sudah pasti. Sungguh bodoh memang.
"Iya, soalnya dari buku ini jatuh sampai saya ingin pergi ke penjaga perpus. Mbaknya liatin buku ini mulu. " Tampang pemuda ini baik, terdengar dari suaranya yang sopan.
"Ha? Ohh.. Maaf mas, saya tadi ga sengaja baca judul buku itu. Terus ngelamun deh ngeresapi maksudnya. Maaf ya, mas nya jadi terganggu" Aku meringis menahan malu atas kecerobohan yang kuperbuat tadi.
"Oh ga papa kok mba. Santai aja mah. Ngomong-ngomong, mbaknya bisa bahasa Arab ya? Soalnya mba keliatan kayak tahu arti judul ini" Tunjuknya pada buku tersebut. Aku tak tahu mengapa dia bertanya sejauh ini. Namun biarlah.
"Ah, ngga kok. Saya kebetulan teringat pernah melihat judul buku ini di rekomendasi buku puisi saya. Katanya bagus sih mas. Dari kisah nyata gitu, menurut rumor yang terdengar. Ga tahu deh beneran atau ngga. Hehehe" Aku berusaha mengucapkan informasi dengan jelas agar dia tak bertanya lagi. Karena dari pengamatan ku berinteraksi dengannya saat ini. Dia adalah tipe orang yang 'Cerewet & Sok Tahu'. Jadi, sebelum semakin lama, mari jangan berikan dia celah untuk bertanya.
"Owalah.. Begitu toh mbak. Kalau begitu———"
Percayalah, rencana ku gagal total. Pada akhirnya dia terus saja bertanya, dan aku dengan bodohnya ikut menimpali pertanyaannya. Ntahlah, apa yang sedang terjadi padaku hingga aku mau saja diajak berbicara dengannya.
"Hehehe.. Iya mas. Saya rasa juga seperti itu. " Keringat sebesar biji jagung membasahi pelipis ku. Mataku mulai tak fokus dalam obrolan ini. Terus berkeliaran mencari alasan yang tepat untuk kabur dari manusia banyak tanya ini.
"Saya rasa—— Ohh!! Maaf, tetapi saya harus pulang. Langit nya berwarna jingga. Orang tuanya saya ga memberi izin melebihi pukul 7 malam. Kalau begitu selamat tinggal. " Secepatnya, aku berpamitan dengannya. Berlari sebisa ku menjauhinya, mengabaikan semua etika sopan santun yang telah kutahan sejah tadi.
"Tap"
Akhirnya aku berhasil keluar dari perpustakan ini. Menghirup oksigen sebisaku, untuk menghentikan nafas yang masih terengah-engah karena pelarianku tadi."Sinting, bisa-bisanya gue diajak ngobrol 30 menit sama tu orang ga dikenal. " Kesalku mengingat pertemuan tadi.
Beberapa saat setelah pernapasan ku dirasa sudah membaik, aku mulai mengedarkan pandanganku ke sekitar. Menatap aktivitas manusia yang berada di sekeliling ku.
Terlihat lalu lalang para pedagang yang menjajakan dagangannya berupa buku jadul, aksesoris, minuman, makanan, dll.
Lama berpikir, akhirnya ku langkahkan kakiku menuju para pedagang tersebut. Melihat dagangan apa yang sekiranya membuatku tertarik.
"Buku jadul beserta kasetnya edisi tahun 1960! "
"Dream catcher! Dijamin mimpi buruk akan menghilang dari kehidupan anda!! "
"Lele brownies matchaa nya kakakk~
Menu viral terbaru (。>﹏<。) Jangan sampai ketinggalan loh kakakk~~"Sorakan para penjaja terdengar nyaring seiring kakiku menyusuri jalanan ini. Hingga aroma gurih yang khas dan terasa familiar masuk indra penciuman ku.
Kaki ku semakin tergesa meniti jalanan ini mencari sumber aroma tersebut.
'Tak'
Ku tapaki kakiku di depan sebuah restoran. Meredam derap langkahku, sambil menilai tempat ini.
'في ا لذ ا كر ة '
'Kenangan'Plat nama restoran tersebut terpampang nyata di atas restoran ini.
Tak ingin menunda waktu lebih lama. Aku pun mulai memasuki restoran ini .
'Tringg'
Suara bel terdengar nyaring begitu pintu ku dorong.
Hangat.
Satu kata yang mendefinisikan tempat ini. Desain tempat ini terlalu nyaman dan hangat bagi kami para pembeli.
"Hahh.. " Aku menghela nafas cukup panjang.
"Sepertinya memori itu akan kembali berputar"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sosok yang Fana
Fiksyen Sejarah𝘔𝘢𝘶𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩? 𝘠𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘴𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Kisah ini dimulai dari dia yang saat itu...