BAB 4: Menyusun Rencana

21 1 0
                                    

Es krim goreng yang telah tersaji di atas meja masih saja tak diacuhkan oleh Kiandra. Gadis itu lebih tertarik memandangi Fabian yang sudah lahap memakan es krim goreng pesanannya.

Lantas Fabian tersadar kalau sedari tadi Kiandra menatapnya. "Kok nggak dimakan?"

"Aku masih nggak percaya bisa makan es krim goreng berdua sama kakak." Kiandra tanpa rasa sungkan menatap Fabian secara terang-terangan.

Balasan Kiandra sontak membuat Fabian menghentikan aktivitas makannya. Sejujurnya Fabian masih sulit untuk menerima sikap Kiandra yang berubah drastis. Kiandra yang awalnya tidak mengenal dirinya tiba-tiba berubah menjadi Kiandra yang lebih dulu menyatakan perasaan padanya.

Bahkan secara mengejutkan gadis itu tiba-tiba datang ke rumahnya di pagi hari dan berkata ingin menemuinya. Padahal sebelum hari itu, sama sekali tidak ada tanda-tanda Kiandra ingin dekat dengannya. Mengenalnya saja pun tidak.

"Kakak boleh tanya sesuatu nggak sama kamu?" Fabian meletakkan sendok di atas piring. Kemudian ia memusatkan perhatiannya pada Kiandra.

"Tanya apa, kak?" Kata Kiandra antusias.

"Kamu kenapa bisa jadi kayak gini, Ki? Maksud aku, kamu nggak kayak Kiandra yang aku kenal."

"Emang Kiandra yang kakak kenal itu kayak gimana?" Kiandra balik bertanya.

"Kamu itu cuma peduli sama orang-orang yang udah kamu kenal. Kamu nggak pernah melihat ke arah lain. Dulu waktu SMP, kakak cukup sering merhatiin kamu. Kamu jarang ngobrol sama anak-anak dari kelas lain. Tapi kamu perempuan baik." Fabian menuturkan sifat Kiandra seakan-akan dia telah dekat lama dengan gadis itu.

Kontan dwinetra Kiandra pun berkaca-kaca usai mendengar jawaban Fabian. Hatinya sangat terenyuh. Ternyata sebegitu pedulinya Fabian pada dirinya. Sampai-sampai cowok itu dapat mendeskripsikan hal detail tentangnya.

"Maafin aku ya, kak. Maafin aku yang udah cuek banget dulu sama kamu. Sekarang aku mau belajar buat nggak jadi cewek apatis lagi. Kakak mau bantuin aku, kan?" Ujar Kiandra sambil meraih tangan Fabian dengan tidak sadar.

"Ki ...." Gumam Fabian. Diambilnya tangan Kiandra lalu ia rangkum. "Kakak bakalan bantuin kamu."

"Makasih ya, kak. Oh iya kak, aku boleh jujur nggak sama kamu?" Ujar Kiandra sambil ditatapnya dalam kedua mata Fabian.

"Jujur apa, Ki?"

"Aku sayang sama kamu, kak."

Seketika itu pula lidah Fabian kelu. Raganya membeku di tempat. Lagi-lagi Kiandra mengutarakan perasaannya untuk kedua kalinya. Fabian tidak dapat menampik kenyataan kalau dia senang.

Akan tetapi, bagaimana dengan Sekar? Di satu sisi dia ingin menerima cinta Kiandra, sedangkan di sisi lain hubungan dia dengan Sekar Mutiara belum benar-benar berakhir.

***

Di kamarnya Kiandra termenung sembari melihat kalender tahun 2011 yang ada di atas meja belajar. Kiandra mengambil kalender tersebut dan mulai menghitung hari yang tersisa hingga tanggal 16 Maret 2012. Hari di mana Fabian meninggal.

Tak berapa lama, Kiandra mendapatkan kesimpulan bahwa dia datang kembali ke tahun 2011 tepat 100 hari sebelum kematian Fabian. Itu berarti pengharapan Kiandra menjadi kenyataan. Lalu Kiandra tersadar bila dia sudah dua hari berada di tahun ini.

"Sisa waktu gue 98 hari lagi," gumam Kiandra seraya membuka galeri di ponselnya. Ia memandang foto Fabian yang diambilnya tanpa sepengetahuan cowok itu. "Kalau gue bisa sedeket ini sama kak Fabian, apa gue bisa juga melawan takdir Tuhan?"

Kini Kiandra menjadi serakah. Ia tidak peduli bila harus menentang garis takdir Tuhan. Sebuah ide gila tercetus di benaknya. Tujuan Kiandra kembali ke tahun ini selanjutnya adalah mencegah kecelakaan Fabian terjadi. Mampukah dia untuk melawan takdir Tuhan?

Back To Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang