Ronald berjalan keluar club dan melangkahkan kakinya ke arah sisi kanan, tempat dengan pencahayaan yang sangat minim dan juga sangat sepi.
Ia masih menghisap rokoknya dalam, dan menghembuskan asapnya ke udara malam yang gelap.
"Ada apa lagi sih ron ?" suara prash terdengar menghampiri, dan pria itu kini sudah berdiri di sisi ronald.
"Gue tadi nyuruh lo anterin salsa" Balas ronald tak menghiraukan pertanyaan prash.
"Salsa udah balik bareng nayla"
Kemudian hening, untuk beberapa saat tak ada yang bersuara diantara mereka berdua, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Emang kehidupan pernikahan serumit ini ron ?" Ronald terdiam beberapa saat, ia masih mencerna pertanyaan yang dilontarkan prash.
"Nggak, kitanya aja yang rumit" jawabnya kemudian.
"Ngeliat lo sama salsa jadi bikin gue takut memulai biduk rumah tangga"
Ronald tertawa pelan "Gak semenyeramkan itu, banyak juga senengnya. emang gue sama salsa lagi banyak ujiannya"
ujian dari awal sampe sekarang yang gak selesai-selesai.
Lalu terdengar hembusan nafas ronald yang terasa berat "Dari awal emang gue yang salah, gue yang dari awal gak menyambut pernikahan ini dengan baik, jadi banyak banget rintangannya" prash hanya terdiam, namun ia sangat membuka telinganya dengan lebar, mendengar baik-baik semua ucapan pria yang berada di sebelahnya itu.
"Seharusnya dulu gue menyambut dan mengawali pernikahan ini dengan sangat baik, dan seharusnya dengan perasaan bahagia. bukan malah dari awal gue udah nyakitin hati salsa, nyakitin perasaan dia, buat dia nangis di hari pertama pernikahan kita, ya... kayaknya ini balasan buat gue yang dari awal aja gak berusaha memperjuangkan salsa dan pernikahan ini" Prash dapat mendengar suara ronald yang berubah jadi serak, prash tahu ronald kini sedang berusaha menahan rasa sakit di dadanya.
Dan kini terdengar suara ronald yang tertawa sumbang. "Bahkan lo tau ? gue selalu merasa yang paling sakit dan menyedihkan saat itu, gue ngebiarin salsa berjuang sendirian. Dia berjuang untuk gue sembuh, selalu nyari cara biar trauma gue sembuh. Dia tetep disisi gue walaupun gue selalu bilang ke dia untuk mencintai pria lain. Dia tetep pakai cincin nikah kita, walaupun gue gak pernah sekalipun pakai cincin itu. Dia tetep selalu bilang dia cinta sama gue, walaupun dia gak pernah denger balasan pernyataan cinta dari gue. Dia banyak berjuang buat gue, disaat gue selalu nyakitin perasaan dia"
Prash masih terdiam, bahkan rasanya hatinya ikut tersayat mendengar suara ronald yang semakin terdengar bergetar.
"Gue selalu nyuruh salsa untuk nyari pria lain dan bahagia dengan pria lain, bukan dengan gue. kenapa dulu gue goblok banget yah, kenapa bukan gue yang usahain buat dia bahagia bareng gue, jadinya beneran kejadian, dia sepertinya gak bahagia bareng gue. Manifesting awal yang baik-baik itu emang sepengaruh itu prash, kalo awalnya aja udah gak bener, ya.. gini jadinya gue rasa cobaannya ada aja. baru ngerasain bahagia bentar udah dibuat jungkir balik lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...