07.Mimpi Buruk

19 2 0
                                    

Keringat dingin membasahi dahi Lee Jihoon. Ia terbangun dengan napas terengah-engah, jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang. Mimpi buruknya kembali menghantui, mimpi yang sama yang selalu membuatnya terbangun dengan rasa cemas dan ketakutan.

Dalam mimpinya, ia melihat kekasihnya, Kwon Soonyoung, meninggalkannya. Soonyoung pergi dengan pria lain, meninggalkan Jihoon dengan rasa sakit yang tak terkira. Jihoon berusaha mengejar Soonyoung, memohonnya untuk kembali, tapi Soonyoung hanya menoleh sekilas dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh sebelum menghilang ke dalam kegelapan.

Jihoon meringkuk di bawah selimut, air mata mengalir di pipinya. Ia merasa begitu hancur dan sendirian. Mimpi ini terasa begitu nyata, hingga Jihoon tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana mimpi.

"Soonyoung-ah," Jihoon memanggil lirih, suaranya bergetar karena tangisan. Ia ingin memeluk Soonyoung, merasakan kehangatan dan kasih sayangnya. Tapi Soonyoung tidak ada di sisinya, hanya keheningan yang menemani.

Jihoon bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar Soonyoung. Ia membuka pintu dengan hati-hati, takut mengganggu tidurnya. Soonyoung tertidur lelap di atas kasurnya, wajahnya yang cantik terlihat damai dan tenang.

Jihoon duduk di tepi tempat tidur, memandangi Soonyoung dengan penuh kasih sayang. Ia ingin membangunkannya dan menceritakan mimpinya yang mengerikan, tapi ia tidak ingin membuatnya khawatir. Jihoon hanya ingin memeluknya dan menciumnya, untuk memastikan bahwa Soonyoung masih ada bersamanya.

Jihoon membelai rambut Soonyoung dengan lembut. Soonyoung membuka matanya perlahan, melihat Jihoon yang sedang menatapnya dengan penuh cinta.

"Jihoon-ah," Soonyoung berkata dengan suara serak karena baru bangun tidur. "Kenapa kamu menangis?"

Jihoon menundukkan kepalanya, air matanya kembali mengalir. "Aku bermimpi buruk," bisiknya. "Mimpi buruk tentangmu."

Soonyoung duduk dan menarik Jihoon ke dalam pelukannya. "Mimpi buruk apa?" tanyanya dengan lembut.

Jihoon menceritakan mimpinya kepada Soonyoung, bagaimana Soonyoung meninggalkannya dan pergi dengan pria lain. Soonyoung mendengarkan dengan seksama, mengelus punggung Jihoon dengan penuh kasih sayang.

"Hanya mimpi, Jihoon-ah," Soonyoung berkata setelah Jihoon selesai bercerita. "Mimpi tidak akan pernah menjadi kenyataan. Aku di sini bersamamu, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

Jihoon memeluk Soonyoung lebih erat lagi. "Aku mencintaimu, Soonyoung-ah," bisiknya. "Aku tidak ingin kehilanganmu."

"Aku juga mencintaimu, Jihoon-ah," Soonyoung berkata. "Dan aku tidak akan pernah pergi."

Jihoon dan Soonyoung berpelukan erat untuk waktu yang lama, saling merasakan kehangatan dan kasih sayang satu sama lain. Mimpi buruk Jihoon perlahan memudar, digantikan oleh perasaan cinta dan kebahagiaan yang luar biasa.

Jihoon tahu bahwa Soonyoung adalah cinta sejatinya, dan dia tidak akan pernah membiarkannya pergi. Mimpi buruknya mungkin masih menghantuinya, tapi dia tahu bahwa Soonyoung akan selalu ada di sisinya, menemaninya dan memberikannya kekuatan untuk menghadapi semua rintangan dalam hidup.

Snapshots of Life : SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang