Zayka yang mendengar ucapan itu langsung tidak senang, dia menatap kakaknya dengan malas, "Sungguh, apa kau disini hanya untuk membuatku kesal?"
Ziley terkekeh, "Kau sangat mudah emosi, Zayka. Biarkan saja Zayne, sudah waktunya dia untuk menjadi lebih dewasa, kan?"
Zayka hanya mendengus sebagai jawaban dan langsung berjalan melewati Ziley begitu saja tanpa membalas perkataannya. Wajahnya penuh dengan kekesalan karna dia menganggap Ziley sudah mengganggu momennya dengan sang adik tercinta yaitu Zayne.
Ziley hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan adik pertamanya tersayang kemudian menutup pintu ruang kamar Zayne yang di biar terbuka oleh Zayka, entah dia lupa menutupnya atau memang sengaja.
ᡣ𐭩•𝐏𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐥𝐢𝐧𝐜𝐢 𝐬𝐢 𝐅𝐢𝐠𝐮𝐫𝐚𝐧 ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ🐇་༘࿐
Saat ini Zayne sedang di depan gerbang bersiap untuk naik kereta kuda yang telah di siapkan oleh kepala pelayannya. Dia masih memakai pakaian yang sebelumnya ia kenakan tetapi Asher selalu protes agar dirinya memakai pakaian yang layaknya seorang pangeran karena akan pergi menuju kuil suci.
Namun hal itu selalu Zayne tolak karena menurutnya pakaiannya merepotkan dan terlalu banyak aksesoris apalagi dia lebih suka pakaian yang simple.
"Apa anda serius ingin berpakaian seperti itu?" Tanya Asher, raut wajahnya tampak agak murung.
"Iya, hanya pergi sebentar jadi tidak perlu banyak berdandan." Jawab Asher dengan tegas. Dia menaiki kereta kuda dengan sendirinya tanpa bantuan Asher dan duduk di kursi.
Asher langsung tercengang melihat sang pangeran menaiki kereta kuda tanpa bantuannya, biasanya pangerannya mengulurkan padanya meminta dirinya memeganginya saat menaiki kereta kuda agar tidak terjatuh.
"Uh... Pangeran-"
"Kenapa kereta kudanya belum jalan?"
Meskipun terkejut karena ucapannya disela ia langsung menuruti perintah tanpa banyak basa-basi, Asher langsung memerintahkan sang sopir untuk mulai melaju sementara dia mengikuti dari samping dengan seekor kuda.
Baru berjalan sebentar tiba-tiba terdengar teriakan dari kejauhan, terlihat seseorang menyusul dengan menaiki kuda dengan kecepatan tinggi.
"Tunggu...! Aku akan ikut!!" Suara itu terdengar familiar, dirinya tanpa lama sudah berada di samping Asher dengan kudanya berjalan seirama.
Zayne langsung mendongak keluar jendela untuk melihat siapa yang menyusul mereka, saat melihat siapa yang menyusul mereka telinganya langsung terkulai dengan wajah cemberut.
"Kakak, kenapa kamu ingin ikut?" Dia mendengus kesal, sebenarnya ia hanya ingin pergi sendirian tanpa siapapun termasuk Asher yang mengawalnya.
Orang yang dipanggil kakak itu tentu saja Zayka, dia melihat ke arah adiknya dengan seringai lebar di wajahnya, "Kau serius pergi hanya dengan membawa Asher? Seharusnya kau membawa beberapa pengawal."
Zayne tak menanggapi dan hanya memutar matanya dengan malas, dia langsung kembali duduk tegap didalam kereta dengan wajahnya yang masih cemberut tetapi telinganya sudah berdiri tegak meski sedikit bergerak-gerak.
Sementara itu, Asher dan Zayka hanya bisa diam dengan canggung tidak tahu harus berbuat apa.
"Sungguh ini sangat canggung karena pangeran Zayka tiba-tiba ikut apalagi dia di sampingku!" Batin Asher, telinganya sekarang terkulai dengan wajah yang gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Path: Omega Destiny
Romance[Slow Update] Davis Mahendra. Seorang mahasiswa biasa yang selalu menyendiri di manapun dia berada. Saat di sekolah dia membaca novel dari ponselnya, ketika jam istirahat tiba-tiba dia merasa mengantuk karena terlalu lama menatap ponsel. Dia memutus...