Hingga beberapa saat kemudian, In Yeop tiba di Toko Kue itu, menemukan Soo Ra dan bayi Yu Mi di sana. Sorot matanya penuh perhatian saat dia mendekati Soo Ra.
"Kesulitan apa yang kau alami?" tanya In Yeop dengan nada khawatir.
"Ovenku rusak, aku tidak bisa memperbaikinya," jawab Soo Ra dengan sedih, pandangannya terpaku pada oven yang mogok.
Tanpa ragu, In Yeop bergegas ke dapur dan memeriksa oven yang bermasalah. Dia menemukan kabel yang terbakar, menunjukkan bahwa oven tersebut mengalami korsleting.
Setelah beberapa saat, In Yeop kembali ke meja pelanggan tempat Soo Ra duduk dengan bayi Yu Mi di pangkuannya. Tatapannya penuh tekad.
"Kau harus membeli yang baru. Aku akan mengirimkan oven untukmu besok. Tenanglah," ucap In Yeop dengan mantap, mencoba meredakan kekhawatiran Soo Ra.
Soo Ra mengangguk, wajahnya masih terlihat cemas.
"Baiklah... bisakah kau membawa Yu Mi untukku? Aku ingin ke toilet sebentar," pinta Soo Ra dengan lembut.
In Yeop mengangguk setuju, lalu menggendong Yu Mi dengan hati-hati. Pikirannya melayang pada Manda di dalam mobil, mengkhawatirkan bagaimana dia akan menjelaskan semuanya nanti.
Tiba-tiba, Soo Ra menghampirinya dengan senyuman kecil.
"Aku akan membuatkanmu sesuatu!" ucap Soo Ra dengan penuh kebaikan pada In Yeop.
In Yeop tersenyum lega, merasa lega sejenak karena berhasil membantu Soo Ra, meskipun dia tahu masih ada banyak yang harus diatasi.
Dari arah dapur, Suara langkah Soo Ra terdengar samar di latar belakang, terputus-putus oleh tangisan bayi yang menusuk hati. Soo Ra berlari menuju suara tangisan itu. Disana, dia terkejut melihat Manda berdiri di hadapannya dengan ekspresi yang terluka.
⁄(⁄ ⁄•⁄-⁄•⁄ ⁄)⁄
Aku hanya terdiam, matanya mencari-cari jawaban dalam kekacauan yang terjadi. In Yeop, yang selalu tegar, sekarang terlihat rapuh di hadapannya.
"Mari bicarakan ini terlebih dahulu," ucap In Yeop dengan suara lembut yang terengah-engah.
"Lalu, bagaimana dengan aku?" Soo Ra bertanya penuh harap pada In Yeop.
In Yeop menghela nafas, wajahnya tergores oleh pertarungan batin yang berat.
"Aku akan menemuimu lagi nanti. Berikan aku waktu," ucapnya sembari berdiri, hendak meninggalkan tempat itu.Tangan Soo Ra meraih lengan In Yeop dengan penuh ketakutan.
"Aku masih membutuhkanmu! Jangan tinggalkan aku, kumohon!"In Yeop menoleh ke arah Manda dengan pandangan yang penuh keragu-raguan.
"Ta-tapi..."Manda menghela napas menyaksikan sikap Soo ra di hadapannya.
"Aku akan menyediakan asisten rumah tangga, baby sitter, bahkan karyawan untuk usahamu ini. Jadi, kau tidak perlu memintanya lagi, bukan?" ujarnya dengan wajah datar. Manda merasakan keanehan dalam matanya yang terlihat.In Yeop terdiam, mencoba memahami keputusan yang dibuat Manda.
"Tapi...," lirih Soo Ra panik.
"Kenapa?" tanyaku, mencoba menafsirkan situasi.
Soo Ra melepaskan genggaman tangannya dari In Yeop.
"Maafkan aku," ujarnya pelan, menatap Manda sebelum pergi membawa bayinya berlari menuju lantai atas.Kini, hanya ada aku dan In Yeop yang tersisa. Aku melihat kebingungan di matanya saat dia berusaha mencerna semua yang terjadi.
"Ayo bicarakan ini di rumah saja," kataku sembari menggenggam tangannya, membimbingnya keluar dari toko kue menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...