Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It isn't that you complete me, It this being able to love you that completes me.
..
2 Years Later~
Dua orang anak kecil berbeda usia nampak tengah bermain berdua ditaman rumahnya ditemani oleh seorang pelayan sementara sang ibu terlihat sibuk menghadap layar laptopnya. Pria cantik itu tengah merevisi tugas akhirnya setelah beberapa hari lalu ia dinyatakan lulus disidang akhirnya. Beberapa bulan lagi Hao dan juga Hanbin akan wisuda bersama namun suaminya itu sudah mulai bekerja di kantor sang ayah jadi mereka cukup jarang bertemu disiang hari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Byeol berhenti membanting mainanku!" pekik sebuah suara yang berhasil mengalihkan perhatian Hao pada kedua anaknya. Sang pelayan bahkan nampak kebingungan untuk menenangkan keduanya, pasalnya si bungsu terlihat melemparkan beberapa mobil-mobilan milik sang kakak, sedangkan Habin yang kini berusia 4 tahun--wajahnya nampak memerah karena marah.
Masalah yang satu belum reda, Byeol yang sedang belajar berdiri itu bangkit dan dengan polosnya justru memukulkan sebuah mobil mainan tepat ke dahi Habin. Hao yang terkejut segera bangkit berdiri untuk menghampiri anak-anaknya namun sebelum itu, Habin yang sudah sangat marah kini membalas sang adik dengan mendorongnya sampai Byeol tersungkur ke belakang beruntung sang pelayan segera menangkapnya sehingga kepala Byeol tidak membentur tanah namun karena terkejut bocah 2 tahun itu tetap menangis.
"Sung Ha Bin, apa yang kau lakukan pada adikmu?!" pekik Hao yang terkejut dan segera mengambil alih Byeol untuk ia gendong dan menatap marah kearah putra sulungnya yang menatap Hao kesal dengan mata yang memerah. Meski Hao mengerti perasaan Habin tetap saja menurutnya putra sulungnya sudah keterlaluan--Byeol masih terlalu kecil bisa bahaya jika kepalanya terbentur, "Habin, ayo minta maaf pada adikmu.."
Bukannya meminta maaf, Habin justru bangkit berdiri--tanpa merasa takut sedikit-pun, ia terus melemparkan tatapan sinis kearah ibu dan adiknya bergantian, "ibu selalu saja lebih memilih Byeol, aku benci ibu.." ucap anak 4 tahun yang sudah sangat lancar berbicara dan dari mana ia belajar kata-kata yang kasar seperti itu.
