1

7 1 0
                                    

Ratu Jasmine sedang duduk di teras depan istana Kerajaan Eldoria menemani Allena yang sedang berlarian di taman bunga, lalu Allena berlari ke arah ibunya dengan wajah muram. Sang ibu bertanya "Ada apa dengan wajah cantikmu sayang?" dengan nada manja Allena menjawab pertanyaan ibunya "Bu, aku ingin menangkap kupu-kupu itu" Jasmine terkekeh melihat wajah Allena yang cemberut, hatinya berdebar setiap kali melihat ekspresi-eskpresi kecil dari putrinya. Jasmine penasaran mengapa putrinya sangat ingin menangkap hewan bersayap indah itu "Mengapa kamu ingin menangkap kupu-kupu itu?", Allena menjawab dengan percaya diri "Aku ingin bermain dan menjaganya" Sekali lagi Jasmine terkesan dengan tingkah lucu putrinya itu. Jasmine yang semakin tidak tega dengan reaksi putri kecilnya berusaha memberi pengertian, "Sayang, sayap kupu-kupu itu indah, tetapi rapuh sehingga mudah patah dan rusak, jika ditangkap akan melukainya. Jadi biarkan dia terbang bebas, dengan begitu dia akan terlihat semakin cantik." Allena yang masih berusia 6 tahun itu berusaha memahami dan menyetujui perkataan ibunya. Tidak lama kemudian terdengar suara kuda-kuda yang hendak belok kearah istana, Raja Vein bersama seluruh pasukannya datang membawa hewan yang berhasil mereka buru, yaitu seekor rusa berukuran besar. Jasmine dan Allena menyambut kedatangan raja dengan sangat gembira. Vein tersenyum bahagia dan memeluk bidadari cantik dan malaikat kecilnya.

Allena menjalani hari-harinya dengan sangat bahagia, dia adalah anak kecil yang sangat ceria, jarang bersedih, penuh kasih sayang, dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi, Allena sangat patuh terhadap orang tuanya. Ayah dan Ibunya juga bahagia memiliki anak seperti Allena, bahkan setiap malam ibunya selalu membacakan buku dongeng sebelum ia tidur. Malam itu Jasmine membacakan buku dongeng untuk Allena yang berjudul "Serigala Kecil." Allena yang mulai mengantuk mencoba bertanya kepada ibunya "Ibu, serigala itu tidak jahat, kenapa dia dipukuli?" Jasmine pun menjawab pertanyaan itu dengan nada berpikir supaya putrinya yang berusia 6 tahun ini dapat mengerti "Mungkin karena serigala mempunyai taring yang besar sehingga membuat manusia takut" Allena mengangguk mengiyakan lalu Jasmine menyuruh Allena tidur dan menarik selimut untuk Allena. 

Setelah menidurkan Allena, Jasmine masuk ke dalam kamar dan mendapati suaminya sedang menghadap ke jendela sambil memandangi langit yang bertabur bintang. Jasmine selalu terkagum-kagum dengan penampilan Vein yang gagah dan tampan. Kehadiran Jasmine membuat Vein menoleh ke arahnya dan tersenyum, "Hai cantik, Allena sudah tidur?" suara yang selalu hangat didengar mampu membuyarkan lamunan kagum sang istri, Jasmine mengangguk dan mendekati Vein. Vein memeluk Jasmine dengan lembut seakan wanita ini adalah guci tiongkok seharga miliaran. Vein sangat mencintai istrinya, dan menjaga istrinya dengan sangat baik. Mereka sama sama menatap langit dari balik jendela. "Aku selalu menikmati langit yang bertabur bintang, aku teringat saat pertama kali bertemu denganmu Jasmine, langit pun ikut merayakan hari itu dengan taburan bintang, mungkinkah langit iri padaku karena lebih takjub dengan kecantikanmu ?" Jasmine terkekeh malu-malu. Vein memang jatuh cinta pada pandangan pertama terhdap Jasmine. Saat ibunda Vein yaitu Ratu Elliza mengadakan pesta dansa, Vein selalu menatap putri Kerajaan Amania yang sangat Anggun dengan gaun berwarna pastel. Saat malam tiba, putri itu pergi keluar istana dan bermain ayunan di kebun bunga, saat itu langit malam memang sedang cantik-cantiknya, tetapi bagi Vein wanita yang di ayunan itu tampak lebih bersinar. Saat ini mereka sedang menatap langit itu Kembali sambil bernostalgia "Aku bahagia bersamamu, istriku" ucap Vein kemudian mencium kening Jasmine. Betapa indahnya kehidupan Allena bukan?     

Di pagi hari yang cerah, Allena bermain bersama anak-anak itik di peternakan, Grace setia menjaga peternakan Raja. Grace adalah seorang janda yang tinggal di sebuah rumah di tengah hutan, suaminya tewas dalam perang. Ratu Elliza menemukan Grace pingsan di tengah hutan karena lelah mengejar para penunggang kuda dan ingin ikut bersama mereka mencari suaminya. Grace bersyukur telah diselamatkan oleh ibunda Vein, sehingga Grace memilih bekerja di istana meski dia harus merawat hewan ternak, saat itu usianya masih sangat muda.

Grace tersenyum ke arah Allena, lalu mendekat "Putri kecil, apakah kamu menyukai hewan-hewan kecil ini?" Allena hanya tersenyum dan mengangguk, "Bagaimana denganmu? Kamu sudah lama memelihara hewan milik kakekku, apakah kamu menyukainya?" Ucap Allena. Grace menjelaskan rasa kepeduliannya yang begitu besar terhadap Binatang, "Tentu saja, dulu aku tinggal di tengah hutan, disana aku lebih sering bertemu dengan hewan-hewan, mereka sama seperti kita, selalu menunjukkan kekuatannya padahal mereka juga makhluk lemah yang terkadang lapar dan membutuhkan pertolongan"

Allena terkesan mendengar jawaban Grace, rasanya Allena juga ingin hidup di Tengah hutan dikelilingi binatang, setelah itu Allena menatap ke arah pintu kecil dan menunjuk ke arah itu, "Bibi, ruangan apa itu?" Grace menoleh ke arah yang ditunjuk Allena, "ahh...itu...hanya gudang kecil untuk menyimpan kebutuhan ternak" Grace menjawab dengan sedikit gugup seolah dia takut. Allena mengangguk, namun pikirannya masih diselimuti rasa penasaran. 

Allena berjalan memasuki istana kemudian ia mencium aroma kue yang memikat dari arah dapur, Sepertinya para bibi sedang membuat kue kering. Ketika Allena melewati kamar raja dan ratu, dia mendengar kaca pecah. Allena merasa khawatir dan masuk ke dalam kamar ibunya.

Disana Allena melihat Vein memegangi tubuh Jasmine yang terjatuh. Allena pun berlari menghampiri ibunya yang tampak sangat lemas. Vein mulai mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya di atas kasur. Allena meletakkan handuk dingin ke kening ibunya dengan rasa khawatir, terlihat wajah jasmine yang begitu pucat.

Vein mendatangkan dokter untuk memeriksa Jasmine. Setelah itu, dokter mengajak Vein untuk berbicara di luar ruangan dan memberitahukan bahwa Ratu sedang sakit parah, dan dokter memperkirakan Hidup Jasmine tidak lama lagi. Vein sangat terpukul dan menangis di balik pintu kamarnya, membayangkan betapa tidak sanggupnya jika Vein harus melanjutkan semua ini tanpa Jasmine. Vein kembali masuk ke dalam kamar sambil menatap sedih ke arah Jasmine yang sedang tertawa bersama putrinya. Dalam hatinya, Vein berkata, "Bolehkah aku melihat pemandangan indah ini lebih lama."

Melihat Allena memijat tangan Jasmine, Vein mendekat dan ikut memijat kaki Jasmine. Allena bertanya pada Vein "Ayah, bagaimana keadaan ibu?" Vein menatap Jasmine, Istrinya seakan tahu kondisinya, memberi isyarat kepada Vein untuk tidak memberitahu Allena. Vein membelai rambut Allena dan berkata, "Ibu hanya lelah, Dia akan sembuh, Allena. Jadi, tugasmu adalah selalu berada di sisi ibumu, sampai dia pulih." Allena merasa lega mendengarnya "Aku akan menjagamu, ibu." Jasmine tersenyum dan memegang lembut pipi anaknya.

Keesokan harinya vein harus bergabung untuk berburu bersama pasukan kerajaan lainnya selama 3 hari Vein merasa berat hati meninggalkan istrinya yang sedang sakit, namun Jasmine meminta Vein untuk ikut memastikan pasukan kerajaan tetap baik-baik saja selama berburu. Vein berpamitan dan mencium istrinya yang masih merebah di atas Kasur "Apapun itu, beritahu aku Jasmine, aku akan datang kepadamu." Jasmine menggenggam tangan Vein berusaha meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja "Tidak akan terjadi apa-apa, aku berjanji akan tetap hidup sampai kamu pulang, Allena akan menjagaku, percayalah padanya"

Di hari ke dua perburuan, Vein menemukan pasukan Kerajaan lain datang dan memberi kabar bahwa Jasmine sakit. Vein merasa sesak dan pusing seketika hingga ia terjatuh dari atas kudanya. Tidak lama dia berusaha bangkit dan menunggangi kudanya. Vein berusaha kuat dan menahan tangis supaya tidak terjatuh lagi dan cepat tiba di istana. Setelah sampai vein berlari menuju istrinya. Dia melihat dokter, Jasmine, Allena, Grace dan semua dayang berkumpul di kamar. Vein datang kepada sang Istri "Jasmine, istriku." Jasmine tersenyum "Vein, suamiku, ayah yang hebat, berjanjilah padauk untuk menyayangi dan menjaga Allena." Vein masih berusaha menahan air matanya. "Aku janji akan menjaga Allena, kau akan sembuh kan?", Jasmine hanya mengangguk dan mengucapkan "terimakasih Vein sudah mencintaiku dengan sepenuh hati, terimakasih Allena sudah menjadi anakku" Jasmine menggenggam erat tangan Vein dan Allena. Setelah itu Jasmine menghembuskan nafas terakhirnya. Duka menyelimuti setiap sudut istana. Sang ratu telah meninggal dunia, ratu yang baik hati, bijaksana, dan penyayang. Vein dan Allena tidak lagi bisa menahan tangis.

"terimakasih Jasmine"

"terimakasih ibu"

ALLENA AND WEREWOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang