Ternyata setelah memberikan berbagai alasan yang cukup masuk akal, Ayah dapat memberi izin dengan mudah. Tapi, tentunya dengan syarat: aku harus dapat peringkat di kelas. Atau artinya, aku harus bisa menyeimbangkan prestasi di kelas dan membagi waktu antara belajar dan waktu untuk eskul.
Sepulang sekolah kali ini, Bapala akan mengadakan rapat pertama setelah pengenalan anggota kemarin. Ada sesuatu hal yang akan di bahas pada rapat siang ini. Soal izin orang tua, dan
Misi Pertama Bapala.
Aku dan Zea sudah duduk di markas Bapala sejak sepuluh menit yang lalu. Kemudian, seorang laki-laki berbadan tegap masuk ke ruangan. Anehnya, aku menatap laki-laki itu tidak biasa. Seperti ada yang berbeda dan sedikit istimewa.
"Dia Alan? tanyaku sedikit berbisik pada Zea.
"Iya, itu Alan."
Mendengar jawaban Zea, ada perasaan hangat yang tiba-tiba muncul. Entahlah, mungkin karena rasa penasaranku tentang Alan terjawab. Atau karena perasaan aneh lain yang mulai tumbuh di hatiku. Sebagai ganti dari perasaanku untuk Asraf.
Apa mungkin, aku jatuh hati pandangan pertama pada Alan?
Mas Gama dan senior lainnya masuk ke markas Bapala, dan mulai membuka rapat hari ini.
"Selamat siang semuanya," ucap mas Gama sebagai pembuka.
"Siang," jawab seisi ruangan dengan kompak.
"Di rapat pertama kali ini, kita akan membahas tentang Misi Pertama Bapala. Pekan ini, kita akan pergi untuk camp ke Gunung Ciremai di Majalengka, Jawa Barat. Peralatan yang harus kalian bawa, sudah kami tulis dalam daftar dan akan dibagikan pada kalian dalam bentuk form berikut ini."
Setelah mengucapkan terima kasih dan menerima formulir dari mas Gama. Aku membaca form itu, dan berteriak girang dalam hati.
Hari yang ditunggu tiba. Misi pertama Bapala akan di mulai beberapa jam lagi. Aku dan teman-teman sudah berkumpul di markas Bapala sejak jam 6 pagi.
Mas Gama datang bersama beberapa senior yang lainnya membawa kertas di genggamannya masing-masing.
"Baik, perhatian semuanya. Saya akan mengumumkan kelompok untuk misi pertama kita kali ini. Dan, setiap kelompok akan di dampingi oleh salah satu dari kami. Untuk itu, saya akan mulai membacakan dari kelompok pertama. Kelompok pertama, Alan, Aldy, Elina, dan Raisa. Kelompok pertama akan di mentori oleh saya sendiri. Lanjut dengan kelompok kedua, yaitu.."
Aku sudah tidak peduli lagi dengan urutan kelompok lainnya. Setelah namaku disebut dan masuk ke dalam kelompok yang di mentori oleh Mas Gama, aku sudah senang, dan yang lebih menyenangkannya lagi, aku bisa satu kelompok dengan Alan!
Setelah pembagian kelompok, kami naik ke dalam bus. Perjalanan sepertinya cukup melelahkan, aku yang memang mengidap mabuk perjalanan memilih tidur ketimbang harus menahan rasa mualku.
4jam perjalanan, membuat tubuhku pegal-pegal. Padahal, ini baru misi pertama Bapala. Aku harus kuat. Aku harus bisa. Kuatku dalam hati.
Setelah turun dari bus, kami diperintahkan untuk memasang tenda masing-masing. Satu tenda, berisi 4 orang. Terdiri dari 2 kelompok yang dijadikan satu. Karena setiap kelompok terdiri dari 2 perempuan dan 2 laki-laki. Sedangkan satu tenda digunakan untuk 4 perempuan atau 4 laki-laki.
ᴥᴥᴥ
Sebelum mulai melanjutkan perjalanan untuk sampai di puncak, anggota tim Bapala memilih untuk istirahat sejenak dan makan siang. Sebuah nasi bungkus dengan sebotol air mineral dibagikan untuk semua anggota Bapala. Satu porsi untuk dua orang. Dan yang lebih mengejutkan, aku berpasangan dengan Alan saat makan siang ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI WIYATA
Novela Juvenilresposted on ASA by my another accound that has been locked @MeilindaErsa