Jelas bahwa Hyuk akan banyak ditolak. Bahkan dari keluarganya sendiri, enigma satu ini sudah tidak dianggap ada lagi.
Shin Yechan lolos, namun begitu banyak syarat yang tetua berikan padanya. Salah satunya adalah tidak boleh ada campur tangan Kim Yechan dalam pertarungan yang akan ia lakukan.
Dalam dirinya, Kim Yechan hanya memutar mata, dan kembali meringkuk seperti biasanya.
Bahkan meski ia begitu ingin menghancurkan Antella dan segala sistem di dalamnya, ia tak berniat untuk ikut dalam pertarungan anak-anak seperti yang akan Yechan lakukan.
Antella hanya butuh posisi pemimpin, dan sejak dulu ia tak pernah tertarik sedikitpun tentang ini.
Ia kembali untuk misi yang lain dan selama ia belum bisa berbicara dengan Moon Jehyun yang telah mengubah hidupnya, Kim Yechan bersumpah tak akan pernah pergi dari dunia ini.
Namun, ada hal lain juga yang sebenarnya mengganjal di hatinya, yakni ia cukup mengkhawatirkan kakaknya, Kim Jaehan ...
Kim Yechan berharap kakaknya itu sungguh baik-baik saja seperti yang selalu dikatakannya.
(Shin Yechan or Kim Yechan)
(cr. Love it)
Jaehan masih melamun, duduk menengadah dengan mata yang menatap bulan sabit di atas sana.
Yechan bangun, melihat bahwa ini sudah larut sekali.
Tahu bahwa werewolf memang makhluk nocturnal, ia pun berjalan mendekat dan memeluk Jaehan sedikit erat.
Terasa sekali bahwa Jaehan terkejut karena tindakannya ini.
"Kau mengagetkanku, Yechanie." sedikit menggerutu meski tetap lembut suaranya malam itu.
"Kewaspadaanmu tak sekuat beberapa hari yang lalu." tak bermaksud apa-apa, tapi kata-kata Yechan sebenarnya cukup melukai sang omega.
Tentu, Yechan mampu merasakan itu. "Maaf ... aku tak bermaksud buruk padamu."
Jaehan menggeleng, ia meraih pipi Yechan hanya untuk memberikan sebuah ciuman.
Jaehan ingin menegaskan bahwa tak perlu meminta maaf, yang ia butuhkan hanya Yechan ada bersamanya, apapun kondisinya.
Ia yang penuh kekurangan, merasa sedikit tertekan. Namun, selama Yechan ada dan tetap menerimanya, Jaehan yakin hidupnya akan baik-baik saja.
Ciumannya tampak menggebu, seakan Jaehan ingin mengatakan semua yang ada di hatinya saat itu.
Yechan pun tak ragu, ia sambut dengan sentuhan yang tak kalah lembut.
Sampai beberapa saat lamanya, Yechan yang pertama melepaskannya.
Tak hanya bibir, namun Yechan bahkan berdiri dan menjauh darinya saat itu.
"Yechanie?"
Baru saja Jaehan ingin bertanya mengapa, ia melihat amber kuning yang menyala dari dua bola mata kekasihnya.
Itu berbeda dengan werewolf Yechan yang jauh lebih lembut saat menatapnya.
Jelas, ini adalah kembarannya -Kim Yechan.
Jaehan mengeluarkan decihan. "Dari semua waktu, mengapa kau datang saat kami sedang melakukan itu?"
Kim Yechan terkekeh, lalu kembali duduk tak jauh dari kakaknya saat itu.
"Setidaknya aku juga ingin merasakan betapa manisnya bibir dari kakak yang pernah aku cintai di masa lalu."
"Dan kau puas sudah lancang begitu?"
"Mm ... aku pernah merasakannya meski sedikit memaksa, dan kini aku pun harus menjadi pencuri untuk kembali merasakan itu. Manisnya masih sama, hanya saja sepertinya perasaanku sedikit berbeda."
Jaehan menoleh. Ia memang tak sebenci itu dengan adiknya, tapi jika dibilang suka dan menerima, rasanya hatinya pun masih berat juga.
"Aku sudah tidak mencintaimu seperti dulu, Jaehan hyung. Kurasa itu karena anak ini juga. Aku bisa merasakan bahwa anak ini sangat ingin melindungimu. Bahkan dariku ..."
Meski sudah tahu, karena Jaehan sendiri juga merasakannya, tapi ia tetap tertegun saat mendengar adiknya mengatakan itu semua.
"Ah, ngomong-ngomong, hyung ... apa kau baik-baik saja?"
Jaehan menoleh, tersenyum kecut, padahal satu detik sebelumnya ia masih merasa berbunga.
"Aku Alpha, aku pemimpin Antella, tapi kau melihat bagaimana diriku yang berubah hanya dalam satu malam saja ... setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini, kau masih bisa bertanya apa aku baik-baik saja?"
Tak ada perasaan serendah ini dalam hidup Jaehan. Bahkan tidak saat Kim Yechan mencoba melecehkannya dulu. Perasaan ini jauh lebih dalam, jauh lebih gelap.
Jika saja bukan Shin Yechan yang melakukan, mungkin ia tak akan bisa bertahan.
Saat menyadari, Jaehan memahami, ia bahkan tak sekuat Sebin yang mampu menahan perasaan tersiksa dan hampa sampai belasan tahun lamanya.
"Tapi, Yechanie ... aku tetap senang karena meski tak lagi menjadi Alpha, setidaknya aku bersama seseorang yang memang ditakdirkan untuk bersamaku selamanya. Dan yang terpenting dari itu semua, aku mencintainya ..."