Pagi yang Tenang

1 0 0
                                    

Di sebuah mansion megah ada satu keluarga yang menyambut pagi dengan harmonis. Nyonya rumah Amelia Anindia Mahatma sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak anaknya.

Disaat dia sedang menata makanan di meja makan tiba tiba ada sebuah tangan kekar yang memeluk nya dari belakang.

" Ehhh, astaga sayang kamu bikin aku kaget tau. Untung makanan yang aku bawa enggak jatuh." Kata Anindia kepada suaminya yaitu Bagaskara Hans Mahatma dengan nada kaget dan sedikit kesal

" Maaf kan aku sayang." Bagaskara berkata tanpa melepaskan pelukan mereka

Anindia akhirnya berbalik badan menghadap suaminya ditatapnya mata tajam tersebut sambil tersenyum hangat.

" Kamu kenapa, hmmm? Tumben manja gini." Anindia berucap sambil merapikan rambut sang suami

" Enggak papa." Ujar Bagaskara menatap lekat sang istri

" Ya udah, sini aku peluk lagi bentar. Soalnya aku harus bangunin anak anak buat siap siap sekolah." Ujar sang nyonya rumah sambil memeluk Bagaskara

Setelah berpelukan sebentar, Bagaskara pun melepaskan pelukannya dan mengecup singkat bibir merah ranum Anindia. Lalu dia pun duduk di kursi kepala keluarga dan membiarkan sang istri pergi untuk membangunkan anak anaknya.

Tap tap tap...

Ternyata dari anak tangga sang sulung keluarga tersebut sudah bangun dan siap dengan seragam sekolahnya, nama sulung tersebut adalah Kharel Nata Mahatma

" Lohh, anak bunda sudah bangun dan siap ternyata. Selamat pagi sayangnya bunda." Ujar Anindia rumah sambil memeluk Kharel

" Pagi juga bundaku sayang, tambah cantik aja dehhhh Abang sampai terpesona lohhh." Ujar Kharel si sulung dengan nada sedikit menggoda

" Ehemm, duduk bang." Bagaskara berdehem sambil memerintah Kharel untuk duduk karena dia merasa tidak rela istrinya digoda anak sulungnya yang tengil itu

" Ishhh, Ayah mahh enggak asyik." Ujar Kharel dengan kesal dan duduk dikursi kanan sang kepala keluarga

Anindia hanya bisa gelang gelang kepala dan menghela nafas nya karena tingkah anak dan suaminya sambil berjalan menuju lantai 2 untuk membangun kan anak nya yang lain.

Tokk.. Tokk.. Setelah mengetuk pintu Anindia pun masuk ternyata ada suara germicik air dari kamar mandi yang menandakan bahwa anak kedua nya sedang mandi. Dia pun menyiapkan seragam sekolah anak keduanya yang bernama Khairo Anan Mahatma.

" Aa seragam udah bunda taruh diatas kasur, jangan lama lama mandinya." Ujar Anindia sambil berjalan keluar dari kamar Khairo

Kamar selanjutnya yang dituju adalah kamar triple yang berada di sebelah kanan kamar Khairo.

Tokk.. Tokk.. Setelah dia membuka kamar triple ternyata anak anaknya masih tertidur lelap dengan posisi yang sangat berantakan. Anindia membangun si sulung triple terlebih dahulu karena dia yang paling mudah dibangun kan.

" Mas ayokk bangun udah siang lohh ini." Anindia mengguncang ringan tubuh anaknya

" Eungg, iya bunda mas bangun. " Ujar si sulung triple sambil berusaha membuka matanya dan sedikit mengucek mata tersebut. Tapi aksinya di hentikan oleh Anindia tangan tersebut ditarik dengan ringan dan dikecupnya bola mata bulat tersebut.

" Jangan di kucek ya Mas matanya nanti iritasi. Sini Bunda peluk dulu terus mas mandi sana. Bunda mau bangunin 2 saudara kembar kamu duli. " Kata Anindia pada si sulung triple yang bernama Kenan Faris Mahatma

" Iya Bunda, Kenan siap siap mau mandi dulu." Sambil melepaskan pelukannya Kenan pun bersiap untuk mandi

" Gege, sayang bangun udah siang kalau engga bangun motor kesayangan kamu Bunda bakar lohhh." Ucap Anindia sambil menepuk pipi si tengah triple

" Aaa no Bunda jangan bakar si black." Ujar si tengah triple sambil berteriak

" Udah udah enggak bunda bakar kok, maaf ya sayang. Soalnya kamu kalau enggak diancam gitu pasti susah bangunnya. Siap siap gihhh mandi sayangnya bunda. Mandi di kamar Abang aja soalnya kamar mandinya disini di pakai mas. Sini bunda peluk dulu." Anindia memeluk si tengah triple dan mengecup kening tersebut sebentar lalu pergi menuju ranjang si bontot triple

" Okayy, Bunda Gege mandi di kamar Abang aja. Mas kalau mandi lama soalnya. Bye bye Bunda cantik" Ujar si tengah triple yang bernama Kevan Aris Mahatma sambil berjalan keluar kamar menuju kamar Abangnya Kharel

Anindia pun mengguncang tubuh si bontot triple dengan sangat kencang. Karena kalau tidak begitu si bontot triple tidak akan bangun, Dia adalah yang paling susah di bangunin.

" Kakak bangun ihhhh, udah siang banget lohhh ini. Ayah sama Abang udah nunggu di bawah." Guncang Anindia di tubuh besar sang anak dengan cukup kencang

" Tunggu Bunda, kakak lagi mimpi ihhh jangan diganggu." Ujar si kakak sambil menepis ringan tangan sang Bunda

" Enggak ada tunggu tunggu cepet bangun kakak. Kalau enggak Bunda panggilan Aa biar di siram kamu pakai air. " Ujar Anindia karena dulu pernah si kakak enggak bangun bangun jadi sama Aa Khairo di siram air setengah kaleng

" Kakak bangun kok Bunda, jangan panggil Aa ihhh. Nanti kasur kakak kebanjiran dan basah semua." Ujar si bontot triple yang bernama Kenzie Fairuz Mahatma

" Yaudah kak sana siap siap mandi di kamar bunda sama ayah soalnya kamar mandi lain lagi dipakai semua. Peluk bunda dulu dong kak sini!." Ujar Anindia sambil merentangkan tangannya untuk memeluk kakak Kenzie. Setelah itu acara peluk pelukan tadi dia menyimpulkan seragam si kembar tiga

" Ohhh, iya kak ini titip seragam punya mas tolong kasihkan ya. Mas lagi mandi di kamar Abang. Bunda mau bangunin adek dulu. Makasih ya sayang." Anindia berucap sambil berjalan keluar menuju kamar si bontot keluarga tersebut

" Okayy, siapp laksanakan kakak siap laksanakan tugas." Ucap Kenzie tegas dan membuat postur hormat setelah itu dia pergi ke kamar Bunda nya untuk mandi sekalian mengantarkan pakaian punya mas Kevan

Tokk.. Tokk.. adik ucap Anindia sambil membuka pintu kamar dan pemandangan yang dia lihat adalah adik tidur dengan kepala hampir jatuh karena berada di tepi ranjang. Bunda hanya bisa menghela nafas karena melihat postur tidur anaknya yang berantakan. Anindia pun berjalan mendekat sambil mengecup kening adik dan membenarkan posisinya.

"Adik, selamat pagi. Ayokk bangun udah siang. Kamu telat lohhh nanti terus di tinggal dehhh sama Ayah. Soalnya hari ini Ayah ada meeting penting jadi harus cepet." Anindia berucap dan menarik anak bontot nya agar duduk

" Hoamm.. Masih ngantuk lohhh Bun akunya." Ujar si bontot sambil menguap meskipun begitu dia tetap berusaha untuk bangun sambil mengumpulkan nyawanya sehabis bangun tidur.

" Anak manjanya Bunda, sini peluk dulu." Tangan si bontot di tarik ringan sehingga masuk ke dalam pelukan Anindia. Bukannya bangun malah nyaman tidur lagi di pelukan Bundanya

" Lohhh adik, bunda peluk kamu itu buat kasih energi supaya kamu lebih semangat bukannya malah tidur lagi." Ujar Anindia sambil berusaha melepaskan pelukan si bontot yang bernama Kenza Putra Mahatma

" Iya ini Kenza bangun kok Bun." Kata Kenza sambil mengecup pipi sang bunda

" Ya udah sana, Bunda mau nyiapin seragam kamu dulu." Anindia pun berdiri untuk menyiapkan seragam Kenza

" Iya Bunda sayang." Kenza pun berdiri menuju kamar mandi

Setelah memastikan anak bungsu nya masuk ke kamar mandi Anindia pun berjalan menuju ruang makan keluarga. Itu lah rutinitas pagi sehari-hari yang di jalani Anindia yang menurut nya menyenangkan.


Perjuangan Seorang Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang