02.𝐉α𝗹α𝐧" 💗🍇

66 6 0
                                    

Phelix Pov

'ternyata air anget buat ngompres perut toh.. ngerepotin banget gua kayanya. '

"makasih ya kak... "

"petro"

"makasih kak, kalo gada lo pasti gua tidur dijalan"

Sama orang yang baru kenal, dia udah keitung baik. Bukan gua gak tau malu cuman ya situasi nya gua begini...

"oh ya euu pet- eh Kak"

"hha, kenapa? "

"maaf ngerepotin, btw besok gua harus selesaiin lukisan yang mau dipamerin. jadi gua pulang aja gapapa, naik taxi"

Gua eye contact sama Kak Petro dengan make Puppy eyes gua biar dibolehin pulang.

"udah jam segini juga... tidur disini. Gua anter besok pagi kekampus, kampus lo dimana?"

Kak Petro jawab kalimat gua halus, sambil tetap menatap mata gua Kak petro menyingkirkan surai rambut yang bikin mata gua tertutup.

"ee gua ga enakan orangnya kak, gausah gapapa"

"nurut atau gua cium lo?"

GILA?! gua mukul dada Kak Petro cukup keras, tapi dua gada tanggapan kesakitan atau meringis sekalipun.

otot dadanya lumayan juga, gua bisa liat lekukan dada bidang dia dibalik kaos.

"hha, why you so cute? tadi galak perasaan pas mabok"

"galak gimana?"

"giisih limi limi njir gindingnyi"

"KAKKK!!"

"apa sayang? "

"huek, gua tidur aja. Lo ga jelas"

Gua menutupi semua badan gua pakai selimut yang tersedia dikasur Kak Petro saat ini... namun

SREK

Kak Petro meluk gua?! OM OM GILA! PEDOFIL!

Dari dalam hati gua terus mengumpat dan berdoa berharap nggak diapa apain sama orang ini.

"Detak jantung kamu kedengeran nih, naksir ya? "

"please stop kak, geli gua"

Petro Pov

'sialan, gua semenjijikan itu?'

"iyaa, kamu bobo gih. katanya mau nyelesaiin lukisan besok pagi"

"makanya jangan ganggu gua"

'shit... kit hearth abang dek'

"Good Night"

"hem, too"

Phelix membalas singkat ucapan selamat malam ku... apakah aku membuatnya risih?

aku harap dia tak jijik padaku karena ini.
aku tak tau bagaimana akan menanggapi nya besok jika dia tak nyaman dengan sikapku...

Pagi pun tiba, matahari memancarkan sinar terangnya di bumi.

Phelix belum bangun dan aku terbangun lebih awal darinya, semalam ia mabuk. Wajar jika masih mengantuk.

Lebih lagi aku mengganggunya semalam, menunda waktu istirahatnya..

"eungg.. jam berapa? "

Suara khas bangun tidur Phelix menggemaskan, aku tak fokus dan tak menjawab pertanyaannya.

"KAK! jam berapa"

"o-oh jam 7 kurang, mau berangkat jam berapa"

"jam 8 aja, oh ya hari ini make seragam identitas kak. Boleh anterin pulang dulu? "

"for you, gua anterin sampe bulan"

"gila"

"mandi sini aja ganti baju di rumah"
Aku mencoba merayunya agar mandi di

Condominium ku namun tatapan BOMBASTIS nya membuatku berpikir bahwa ia tak mungkin melakukannya.

"mandi bareng kek elah, boros aer nanti"
ujar ku menatap Phelix

"condo gede, mobil mewah, kaos mahal, masih aja takut boros aer. P-E-L-I-T"

Jawab Phelix lucu sambil bangun dan mengusap mata.

"iya iya, sana mandi nanti gantian. "

Akhirnya Phelix memasuki kamar mandi dan disusul ricikan air dari shower yang berjatuhan.

  Phelix POV

'bisa bisanya dia bilang begitu, dikira gua gatau. bukannya mandi malah merah merah badan gua'

"KAK PETRO!!! "

Aku berteriak memanggil namanya.

dari arah pintu terdengar ia sedang berusaha membuka pintu.

"kenapa lix?! buka! "

"gua lupa, sikat giginya gimana?"
Sedikit mengeraskan suaraku, aku kebingungan bagaimana aku menggosok gigiku sedangkan tak ada sikat gigi untukku.

"ya ampun hanya itu? gunakan milikku. "
Unar Petro santai dan aku tak kau menggunakannya.

"GAMAU! "

"Terserah si ya mau make atau ngga"

Petro meninggalkanku begitu saja.

Terdengar Footstep yang mulai menjauh dari arah kamar mandi.

'sialan, gua pake aja dah'


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beautiful WaiterrsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang