Chapter 13: Second Phase

311 39 2
                                    

Second phase. Mungkin kalau di dunia aviasi ini adalah fase cruise. Setelah melalui perencanaan yang critical bak fase take off, rencana mereka mulai dieksekusi. 

Sudah seminggu berlalu sejak pertemuan rahasia Gigi, Jesse dan Hugo serta Rafael. Semenjak hari itu, Gigi jarang melihat Jesse di rumah karena Jesse sibuk berada di yayasan milik mendiang mamanya untuk memproses pemberian donasi secara anonim kepada anak dari Rendra Wijaya, manajer yang sudah resmi menjadi terdakwa. 

Keempatnya berjanji untuk tidak memberi tahu rencana ini kepada siapapun karena informasi yang bocor dapat membahayakan nyawa mereka. Gigi menatap dirinya di kaca, sungguh lusuh. Selain Jesse, dirinya pun tidak kalah sibuk, dua hari lalu kantornya mendapatkan client baru yang sangat perfeksionis sehingga Gigi dan rekan kerjanya menghabiskan semalaman di kantor untuk memperbaiki kontrak jual-beli milik client tersebut.

ring ring

"Hey." Gigi mengangkat telepon dari Soraya.

"Babe, gue ke rumah lo dulu ya. Gue butuh mental supporter to get me through this reunion." Soraya mendengus. 

"Of course. Jam 3 berangkat ya, lo jangan telat." Ucap Gigi sebelum mematikan telepon. 

Hari ini adalah hari sabtu, hari yang seharusnya Gigi habiskan dengan Jesse. Tetapi apa boleh buat, Jesse masih terjebak di kantor yayasan, memutar otak untuk dapat menyelamatkan anak Rendra dari cengkraman Rowan. Akibat jadwalnya yang padat itu, Jesse hanya bisa berjanji untuk menjemput Gigi pulang dari reuni. 

【-】【-】【-】

Venue hotel dipenuhi ribuan manusia yang datang dengan agenda yang sama yaitu reuni akbar Universal International High School, beragam orang mulai dari mantan pertama Soraya hingga mantan kelima Soraya hadir semua.

"This is why, Gue butuh bantuan lo. Gue gabisa nahan diri kalau any of my exes berani ngomong sama gue terus nyombongin istri mereka yang sempurna, lulusan Ivy League itu." Soraya menggandeng Gigi dengan erat. 

"Ya lo, lagian. Gue juga kalau jadi mantan lo sih bakal nyombongin istri gue juga ke lo. You were so cruel, babe." Ucap Gigi sambil mengingat masa SMA mereka yang dipenuhi drama percintaan Soraya dan perselingkuhannya. 

"Gue ngga pernah ya, selingkuhin mereka, kan emang ngga ada status aja. Valid dong kalau gue cari yang lain?" Soraya mencari pembenaran. 

"Damn girl. You are though." Gigi tertawa ringan, ia sendiri sebenarnya juga tidak terlalu menikmati reuni tetapi memaksa hadir untuk menemui seseorang. 

Ah, that's him. Raiden Salim. 

"Ngapain sih lo dateng? Lo aja cuman satu tahun disini terus cabut." Soraya menyapa orang tersebut dengan caranya. 

"Ya, halo juga sepupu gue tercinta." Rai tersenyum sarkas, "gue cuman mau menyapa temen lo doang, ngapain juga gue datengin lo."

Gigi menggeleng, sudah bertahun-tahun dirinya mengenal keduanya tetapi ia tidak pernah bisa memahami keduanya. Sebenarnya pertengkaran kecil mereka bukanlah hal yang serius, ya walaupun bagi Soraya itu adalah hal yang merusak reputasinya saat sekolah dasar, dalam hati terdalam mereka tidak ada dendam pribadi. 

"Hai, Gi. Gimana kabar lo?" Raiden memalingkan wajahnya dari Soraya. 

"Istri orang, kalau lo ngga tau." Ucap Soraya pendek. 

"Of course gue tau cil. Mau nanya aja, Gimana kabar lo gi? Lo baru pindah ke Law Firm bokap lo kan?" Raiden membungkan mulut Soraya dengan tangannya yang tentu saja Soraya langsung memberontak. 

The Princess and The MastermindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang