🌹{Bertemu Ayah?}🌹

33 15 0
                                    

°



°



°



•____________________•

Jangan menyerah, terus melangkah, tidak ada proses yang mudah untuk tujuan yang indah.
•____________________•























Disebuah rumah sakit besar. Seorang gadis tengah berbaring lemah di brankar rumah sakit. Alat - alat medis senantiasa berada di tubuh lemah itu, seorang wanita paruh baya tidak Henti - hentinya menangis.

Ia ditenangi oleh kedua teman anaknya dan salah satu Ibu dari temannya. Kedua temannya pun sama, mereka sama terpukulnya seperti Tari.

Marni menepuk pundak Tari "Sudah Tar, kamu jangan menangis seperti ini. Aku yakin, Kay sangat tidak suka melihat kamu seperti ini." Ucap Marni menatap sendu Tari dan Kayfa bergantian.

"Sya, Bunga. Tolong belikan makanan dulu untuk Tari yah, ini uangnya." Pinta Marni menyuruh, Bunga dan Syafa membeli makanan untuk mereka dan juga Tari.

Sebelum pergi, Syafa dan Bunga melirik Kayfa sekilas. Mereka sangat sedih melihat kondisi Kayfa yang seperti ini.

Sedangkan, disisi lain. Seorang lelaki tampan tengah berlari cepat, ia tak menghiraukan beberapa tatapan yang menatapnya aneh, kagum dan lain sebagainya.

"Mbak, saya mau nanya. Dimana ruangan pasien atas nama Kayfa?"

Wanita itu langsung memberi tahu Ray saat sudah melihat data pasien. Ray dengan cepat mulai menaiki lift, hati lelaki itu dipenuhi rasa khawatir, cemas, panik, dan bersalah yang menguar menjadi satu.

Ceklek

Ray memasuki ruangan. Di dalam ruangan ternyata sudah ada Tari dan Marni, yaitu Ibu - ibu yang Ray lihat tadi siang.

Tubuh Ray seketika melemas kala melihat dengan mata kepalanya sendiri, jika Kayfa sedang berbaring lemah di brankar rumah sakit. Bahkan wajah cantiknya sangat pucat, dengan selang di hidung mungil gadis itu.

Tari mendekati Ray "Lho, Ray disini juga?"

Ray menyalimi Tari dan Marni dengan sopan "Iya Bu, Ray tadi tau kabar Kay dari Ibu ini."

Ray menatap sendu Kayfa. "Bu, kalau boleh Ray tau, bagaimana kronologi kejadiannya?"

Tari menunduk. Jujur, ia pun tidak tahu pasti. Karena ia bangun sudah tidak ada anaknya.

"Ibu juga tidak tahu Ray, waktu Ibu bangun tengah malam. Kay sudah tidak ada, Ibu juga sempat bermimpi buruk. Dengan cemas, Ibu mencari Kayfa. Tapi, di tengah jalan terjadi sebuah kecelakaan... Dan Ibu tidak nyangka jika Kay lah korbannya." Jelas Tari sambil menggigit bibir bawahnya berusaha menahan tangis.

¤¤¤¤¤

Ray menepikan mobilnya. Lelaki itu keluar dari mobil dengan keadaan yang jauh dari kata baik. Jalannya pun seperti orang tak bergairah,

Asia dan Beto saling pandang kala melihat anak Satu - satu mereka seperti itu. Bukannya Ray bahagia karena bisa bersama kembali dengan Kayfa? Dan ini?

Takdir KayfaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang