Alam iblis.Suara petir merambat di segala penjuru tempat, warna hitam mendominasi lingkaran cincin bercahaya kuning cerah ukuran besar, di tengah- tengahnya seseorang yang masih belum sadar dengan sekitarnya tanganya terbogol spritual, tubuhnya melayang di udara kakinya terjulur begitu saja.
Suara gemuruh tapak kaki memenuhi alam, gerombolan mahluk semua mahluk berdatangan mendekati wanita yang masih tertidur nyaman.
Mereka berhenti dibawah menatap Hinata yang belum sadar, ketukan sepatu terdengar merdu seorang asing berjubah itu berjalan mendekati di tengah ia merentangkan tangan seakan dirinya penguasa.
"Inilah, saat - saat yang tepat pembakitan diriku menjadi dewi dari segala dewi alam!" Serunya dengan suara keras dan tegas.
"Horaaa!!" Sahut para mahluk memberi hormat.
"Bertahun- tahun lamanya aku menunggu, menghancurkan semua mahluk hingga terpecah menjadi asing, saling membunuh dan waspada tidak percaya akan kata- kata ... ," suara tawanya memenuhi semua.
"Sialan!! Kau bahkan lebih kejam dari monster!"
Mendengar umpatan itu ia memutar tubuhnya untuk melihat tubuh Hinata yang terlihat lemah, "ah sudah bangun, tapi nanti kau akan tidur nyenyak tanpa rasa sakit lagi. " Kekehan mengejek terdengar lagi dari bibirnya.
Bola mata lavender itu menatap tajam orang asing itu dia berdecih menghina. "Kupikir, kau adalah orang baik, ingin membantu semuanya nyatanya wajah cantikmu itu hanya topeng!"
Kikikan terdengar tanganya terjulur menyentuh leher Hinata mencekik begitu kuat. "Aku tidak menyangka dewi bunga masih hidup saat semua kubantai, diam- diam ada yang tersisa tapi syukur kau datang padaku."
"Apa maumu! Kenapa kau melakukan ini!" Suara masih kuat untuk berteriak meski tercekik sekalipun.
"Aku, hanya ingin keabadian membunuh keturunan dewi bunga yang nantinya suatu saat nanti, salah satu akan menjadi dewi alam." Nadanya tenang terkesan datar. " tapi, aku juga butuh mana darimu untuk keabadianku."
"Bedebah!"
Dia melepaskan cekalan di lehernya membuatnya terbatuk batuk kecil.
"Akan ku lakukan ritualnya!"
Hyung!
Spritual ungu keluar dari telapak tanganya ia tersenyum sinis. Menujulurkan di dada Hinata membuat tubuh mungil itu tersentak.
"Keabadian alam , ku tujukan untuk diriku sendiri untuk alam semesta!" Suara sorakan terdengar keras dari para pengikutnya.
"Aaarrgghhh!!" Rasa sakit di dadanya seakan sesuatu akan mencabutnnya. " Hentikaaann!!" Teriaknya keras.
Air mata di pelupuknya tak dapak dibendungnya mengalir begitu saja cahaya menyebar di seluruh tubuh keduanya.
.
.
.
"Uhuk! Ugh!" Segumpal darah keluar dari ketiga pria disana.
"Tahanlah kita hampir selesai!" Arion berteriak agar ketiganya menahan sedikit lagi.
Pyaaarr!!
Tubuh mereka melayang di udara lantas menapak ditanah dengan pelan.
Akhirnya berhasil memecah portal itu, Deidara memegangi dadanya dia paling banyak mengeluarkan darah, " jika kau tidak kuat tunggu disini, nanti mereka akan datang. "
"T- tidak aku ingin ikut saja." Mengangguk pasrah mereka saja.
Duar!
Suara ledakan mengejutkan mereka segera berlari menuju arah sinar yang memancarkan ledakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Monster 2
FantasyPerjalanan Hinata dengan kedua suami monsuta Obito dan Deidara, untuk mencari tahu siapa monster liar yang membantai desa Rabenda. Perjalanan dunia luar, yang berbeda dari desa monsuta membuatnya banyak bertemu mahluk lain yang belum pernah ia temui...