Tak terasa lima bulan telah berlalu, banyak hal yang telah terjadi. Sebentar lagi ulangan semester satu akan segera tiba, para siswa-siswi sekolah VIS sibuk belajar dan mempersiapkan diri untuk ulangan nanti.
Tak terkecuali dengan anak-anak kelas unggulan juga, tidak ada kata ribut selama beberapa hari terakhir. Semua murid fokus belajar demi mendapatkan nilai sempurna dan tidak mendapatkan remedial.
"Kelasnya nanti di acak gak?" Tanya Michael yang duduk di pojok kelas sambil membaca tiga buah buku sekaligus.
"Kayaknya iya, tapi gak bakal semua kelas. Palingan cuman angkatan kita aja." Jawab Ren yang sibuk merangkum buku catatannya untuk dipelajari nanti malam.
"Semoga aja gak dapet remedial." Gumam Yukki yang di dengar oleh Aryu.
"Lo mah gak usah di tanya, tahun kemaren aja Lo masuk tiga besar." Sahut Shouei dari ujung kelas.
"Kan siapa tau ke geser." Ucap Yukki tertawa kecil.
Kelas kembali sepi, bahkan Chira dan Ryusei yang biasanya ribut kini tampak tenang. Jangan remehkan mereka berdua, meski terkadang sering bertingkah jahil, tapi otak mereka tidak perlu di ragukan.
***
Ulangan semester satu telah dimulai, beberapa murid di angkatan terakhir di acak dengan total lima kelas. Yaitu kelas unggulan, kecantikan, kesenian, teknologi, dan sastra.
"Di ruangan berapa ya gua?" Gumam seorang gadis dengan rambut yang di kuncir kuda, tak lupa dengan name tag dengan nama Sera Kusniawan Putri yang terpasang di seragam sekolahnya.
Jemari Sera yang sedari tadi bergerak menyusuri nama-nama siswa di Mading berhenti di kertas bertuliskan ruangan dua. "Yah, di ruangan dua. Ada si Leli gak ya?" Gumamnya kembali fokus mencari nama temannya, tak menyadari kalau sedari tadi sudah ada tujuh manusia yang berdiri di belakangnya.
"Ih, beda kelas lagi." Ucap Sera kesal dan berbalik badan. "Allahuakbar!" Kaget Sera melompat kecil, bahkan sampai menabrak Mading yang berada di belakangnya.
"Ngapain kalian?" Tanya Sera setelah sadar dari keterkejutannya.
"Mau liat Mading." Jawab Devan.
"Tinggal liat aja, kenapa sampe diem berdiri di belakang gue?" tanya Sera bingung.
"Lo ngalangin." Kali ini Rofiq yang menjawab.
"Badan kalian kan tinggi." Ujar Sera.
"Matamu tinggi, kita gak di anggap?" Celetuk Leli.
"Oh iya lupa, ternyata ada tiga manusia pendek di circle kita." Ejek Fatir namun tetap fokus ke papan Mading, diikuti dengan ketiga temannya, sedangkan Riki tidak ikutan.
"Oh, gitu. Gue putusin juga ya kaki kalian." Ujar Lela tidak terima dan hendak mengambil ancang-ancang untuk memukul mereka berlima.
"Saya gak ikutan." Ucap Riki menjauh, tak ingin terkena pukulan maut dari Lela.
***
Seisi ruang ulangan terlihat sunyi namun menegangkan bagi para pesertanya, pengawas berkeliling kelas untuk berjaga-jaga jika ada yang menyontek.
Guru pengawas yang lebih sering di panggil pak Boris yang sedari tadi berkeliling berhenti di salah satu meja seorang murid yang sedari tadi melihat ke bawah meja. "Liat apaan?" Tanya pak Boris pada murid tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Class
De TodoDiwajibkan membaca deskripsi terlebih dahulu 🙏🙏 Ini hanya halu saya, jika ingin tau bisa dibaca sekarang. Penasaran dengan semua kerandoman tingkah anak-anak kelas unggulan Victoria internasional school (VIS)? Ayo baca! Dijaman bikin mood balik, t...