Chapter one

64 15 0
                                    


~☆~

"Berapa kali lagi aku menunggui kematian, Sementara matipun aku tak pernah menemukan mu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Berapa kali lagi aku menunggui kematian,
Sementara matipun aku tak pernah menemukan mu"
.
.
.
.

Permulaan
.
.
.

Keributan mulai terdengar saat Mahluk Dokkaebi muncul pertama kali di subway.

Aroma besi mulai menyeruak, mengirim kengerian di udara.

Sementara sang gadis yang terpejam akhirnya terbangun, melirik para inkarnasi yang panik saat mendapatkan skenario utama.

Manik merah muda itu melirik kesekitarnya, menilik wajah yang sekiranya ia kenal dari masalalu, dan menyelesaikan skenario ini dengan cepat.

Semua orang semakin panik dan putus asa. Mereka mencari bantuan tanpa tau keadaan di luar sana, membuat gadis itu mendengus.

Lalu manik itu jatuh pada seorang pemuda yang terlalu tenang dalam situasi genting itu.

Pemuda itu bahkan menenangkan teman perempuannya, seolah keadaan saat ini sudah pernah ia temui sebelumnya.

Sudut bibir Siyoo berkedut, "Jonghyuk tidak akan senang jika ia tahu" dia bergumam.

Akhirnya gadis bersurai sakura itu kembali duduk, memperhatikan pemuda itu dalam diam, seolah menanti apa yang akan di lakukan pemuda yang rasanya tak asing itu.

"Tolong perhatiannya semua, tolong tenanglah" suara yang amat dikenali Siyoo akhirnya terdengar juga.

Pemuda bertubuh tegap, besar layaknya beruang. Berdiri menyita semua perhatian orang-orang di kereta.

"Saya Lee Hyunsung,  Tentara Letnan Satu yang bekerja di kamp 6502 saat ini, saya baru mendapatkan pesan dari atasan tentang situasi bencana negara tingkat satu" ujar Hyunsung sambil memperlihatkan pesan di ponselnya.

Siyoo menatap kembali kearah pemuda yang belum ia tahu namanya itu, tetapi entah mengapa hati nya merasa gusar.

Seakan ia pernah bertemu dengan nya.

Entah di putaran keberapa.

Namun pandangan mereka bertemu secara tidak sengaja.

Manik pemuda itu melebar, Siyoo berkedip dengan reaksi tak terduga itu.

Sementara sang pemuda berteriak dalam hatinya.

The Sweet Reaper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang