Arc 4 Chapter 10 : Pertarungan Kota Benteng Regium

523 85 3
                                    

[Ezio PoV]

Lima binatang raksasa muncul di tengah-tengah kota, mereka semuanya mulai mengamuk dan membantai para prajurit yang ada di sekitaran lokasi jatuh.

Sial, para penyihir itu benar-benar merepotkan! Mereka selalu punya cara untuk menembus pertahanan kami.

"Tembak mereka! Jangan biarkan mereka mendekat!"

Di sisi lain, para pemanah dan Musketir kami sedang menembaki para pasukan Kekaisaran yang mulai maju setelah kelima monster itu mengamuk di dalam benteng kota.

"Ezio, sepertinya kita harus pergi dari atas sini," kata Marcela yang menunjuk ke arah monster-monster raksasa itu.

Dua dari mereka mengarah kemari, monster Gorila dan Beruang Raksasa itu sepertinya ingin menghancurkan artileri dan para penembak yang berada di atas dinding agar prajurit mereka bisa memasuki kota tanpa banyak korban jiwa.

- ROAAARRR!

Keduanya meraung dengan kencang, membuat jantung berdetak lebih cepat karena intimidasi dari kedua monster raksasa itu.

"Tembak monster-monster bodoh itu!" perintah pemimpin regu penembak yang ada di atas dinding.

Suara tembakan menggelegar dari atas sini, semuanya menembakan senapan mereka ke arah dua monster yang sedang berlari ke sini.

Akan tetapi, walaupun terkena tembakan dari regu penembak, monster-monster itu tidak menghentikan langkah kaki mereka. Beruang raksasa itu sudah berada tepat di hadapan kami kemudian melancarkan serangan dengan tangan yang penuh dengan cakar-cakar tajamnya itu.

"Tiarap, Marcela!" seruku mencoba menghindari serangan beruang.

Tangan monster raksasa itu lewat begitu saja di atasku, terdengar sebuah jeritan horor tidak jauh dari sini.

Melirik ke arah samping, aku melihat dua orang tidak beruntung yang tubuhnya tertancap cakar beruang itu karena tidak sempat menghindar.

- ROOAARRR!

Beruang dan Gorila raksasa itu kemudian mengamuk, menghancur meriam dan membunuh regu penembak yang berada di atas dinding.

"Tidak, tidak, tidak! Jangan bunu—"

Tubuh seorang penembak hancur oleh tangan Gorila itu. Pemandangan horor ini membuat mentalku dan prajurit lainnya terguncang karena berpikir salah satu diantara kami pasti akan mengalami nasib yang sama sepertinya dalam peperangan ini.

- Trak!

Tiba-tiba, sebuah tangga tersandar pada dinding tembok kota. Terlihat para pasukan Kekaisaran sudah berada di bawah sini dengan mudah karena kami sedang disibukan oleh kedua monster raksasa itu.

"Cepat naik! Kita taklukan kota ini secepat mungkin!"

Pasukan Kekaisaran mulai memanjat, aku bergegas mendorong salah satu tangga itu agar terjatuh. Akan tetapi, hal ini sangat berat untuk dilakukan karena beberapa orang sudah memanjat ke atas.

Tapi, aku terus berusaha dan mengerahkan seluruh tenagaku agar mereka tidak mampu memanjat dan menguasai bagian atas dinding kota.

"Arrrgghhh!"

Dengan satu dorongan kuat, akhirnya aku berhasil menjatuhkan tangga itu. Terdengar teriakan horor orang-orang yang terjatuh menghantam tanah.

"Mati kalian! Lebih baik kalian pulang dan jangan pernah menginjak wilayah kami lagi!" Aku meneriaki para prajurit yang jatuh itu.

Membalikan badan, tiba-tiba aku melihat sebuah tangan raksasa yang hendak menghantamku dengan keras.

Aku refleks melompat tanpa pikir panjang dan baru kusadari, aku sedang terjatuh dari ketinggiannya 15 meter yang dapat membuatku cidera.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang