"She's so annoying!" Seru Joohyun dengan kesal. Bagaimana tidak? Seseorang yang bernama Son Seungwan itu selalu saja mengganggunya. Bahkan setelah mereka baru saja mengikuti kompetisi panahan.
"Well, gue akui dia emang jago." Kata Joy teman satu akademi panahnya.
Joohyun hanya menatap Joy dengan sinis lalu kembali membereskan barangnya. "Dia gak perlu mengejek seperti itu."
"Dia cuma senang godain lo." Kata Joy sambil tertawa.
"Whatever. I hate her."
Joy kembali tertawa lalu menepuk pundak Joohyun. "Jangan terlalu benci. Inget ya kata orang-orang benci sama cinta itu cuma beda tipis."
💙
"Siap kalah lagi nih?" Tanya Seungwan ketika melihat Joohyun datang ke venue kompetisi panahan lain yang mereka ikuti.
"Kenapa sih kamu selalu ada di tiap kompetisi yang sama kayak aku?!"
Seungwan tertawa. "Kompetisi panah di negara ini tidak banyak, Bae Joohyun. Tentu saja kita akan banyak bertemu."
Joohyun hanya menghela napasnya dengan kasar lalu berjalan cepat melewati Seungwan.
"Ayo bikin perjanjian." Kata Seungwan tiba-tiba yang sudah berdiri di sampingnya.
Joohyun hanya menatapnya tidak percaya, "Kita bahkan bukan teman untuk buat perjanjian."
Seungwan berpura-pura terlihat tersinggung, "Wow. Selama beberapa bulan terakhir ini kita bukan teman ya?" Seungwan menganggukkan kepalanya terlihat seperti berpikir. "Kamu benar. Makanya ayo kita buat perjanjian. Kalau kamu menang, aku bakan traktir kamu sepuasnya. Kalau aku menang, kamu bakal temenin aku latihan seharian. Gimana? Sounds good?"
Joohyun mengernyit. Perjanjian itu terdengar tidak adil. Kenapa juga Joohyun harus menyetujui hal itu?
Joohyun hanya mengedikkan bahunya lalu berjalan melewati Seungwan yang masih berdiri dengan senyum manisnya itu.
Cewek aneh.
💖
Joohyun menang. Joohyun menang dari Seungwan dengan selisih 2 poin.
Joohyun lalu berlari ke arah Seungwan ketika mereka semua akan pulang. "Aku terima perjanjiannya. Ayo mana janji kamu?"
Seungwan tertawa. "Apa aku bilang? Perjanjiannya bagus kan?"
Joohyun tidak akan bisa menolak tawaran makan gratis.
"Ayo! Aku udah lapar."
"Naik motor gakpapa kan? Aku bawa motor."
Joohyun harus memegang erat pinggang Seungwan. Dia tidak pernah naik motor. Hal ini membuatnya sedikit takut.
"Gak usah takut. Aku bakal pelan-pelan."
"Kamu harus pelan-pelan! Awas aja sampai ngebut!" Seru Joohyun.
Seungwan tertawa. "Aku gak tau kamu gak pernah naik motor. Kalau gitu besok-besok aku bawa mobil."
Hari itu entah kenapa menjadi awal dari Seungwan untuk selalu mengantar Joohyun pulang ke rumah setiap mereka bertemu di kompetisi atau event panah.
💙
"Wow. Kamu orang kaya, ya?"
Pertanyaan polos Joohyun langsung membuat Seungwan tertawa.