'Mata biru lautan'
- Nelson
Hidup menjadi orang dewasa lebih melelahkan daripada yang kubayangkan sejak masih TK. Terlalu polos meminta tuhan supaya cepat dewasa hanya untuk membeli eskrim. Kalau bisa aku tarik semua ucapan itu. Aktivitas berulang - ulang, melelahkan, membosankan. Orang dewasa seperti ku menghabiskan waktu untuk bekerja bekerja membayar biaya kehidupan.
Pagi ini Nelson bangun terlambat, ia tidur larut menyelesaikan pekerjaan kantor nya yang sangat memuakkan. Bangun tergesa-gesa, ia tak sempat memikirkan apakah ia harus keramas pagi atau tidak. Setelah gosok gigi dan membasuh mukanya, menyemprotkan sedikit deodorant, memakai pakaian, merapikan dasi dan menyemprotkan parfum. Ia berlari dari rumah mungil minimalisnya menuju halte bus terdekat.
"Sial Kevin!"
Uh, Supir bus itu sudah melaju. Nasib yang sangat buruk untuk Nelson. Ia tidak punya mobil. Walau pangkatnya di kantor lumayan tinggi, lebih baik ia berhemat dan menggunakan transportasi umum.
Melihat sekitar Nelson menemukan motor pengantar pizza di halaman rumah sebelahnya. Oh, astaga dia sampai lupa ia memiliki tetangga baru.
'pengantar pizza ?'
Otak cerdas Nelson merespon dengan 'bagaimana jika kita pinjam motor nya ?'. Nelson segera mengecek rumah tetangga nya itu mengetuk beberapa kali, dan sepertinya pintu itu terbuka.
"Oh, hai! Apa aku boleh meminjam motormu ?"
Pertama kali Nelson menatap mata sebiru lautan itu. Terkesima, 'indah sekali mata ini', Nelson merasa seperti menatap lautan biru yang indah.
"Apa ? Anda sepertinya memiliki gangguan kejiwaan pak, kita tidak saling kenal dan anda tiba tiba ingin minjam motor saya ?"
Percakapan ini benar-benar akan menghabiskan waktunya. Nelson mendorong pintu dan masuk kerumah tetangganya, berkeliling dan menemukan kunci motor itu. Segera ia ambil lalu pergi dengan motor itu, meninggalkan pemiliknya seraya berteriak
"Terimakasih! Aku akan traktir makanan dan minuman tetangga yang baik!"
Nelson melihat dari kejauhan mata biru laut itu menyipit, bibir tipis pink itu cemberut, alis hazel itu menekuk, kulit wajah itu memerah. Terlihat sangat manis.
'Ternyata itu ya tetangga ku'
Perlahan Nelson menjauh, dan masih terdengar teriakan sumpah serapah dari tetangganya untuk dirinya.
"Orang gila!"
Di perjalanan menuju kantor, Nelson terus mengingat wajah tetangganya. Terkhusus mata itu, Nelson benar-benar menyukai warna biru lautan itu. Sepulang bekerja ia akan membelikan tetangganya banyak makanan dan minuman, dan tidak lupa untuk meminta maaf.
- jam 2 siang
Nelson seperti biasanya akan skip jam makan siangnya di kantor dan lebih memilih untuk fokus bekerja agar mendapatkan gajih tambahan. Nelson banyak mendapatkan gosip mengenai teman sekantornya yang tidak pernah bekerja keras seperti ia dan mendapatkan gajih lebih tinggi. Memikirkan hal ini Nelson semakin kesal dengan tempat ia bekerja.
"Pak Nelson, polisi mencari anda"
'apa polisi ? Untuk apa ?'
"Ada keperluan apa polisi dengan ku?"
"Saya tidak tahu pak, sebaiknya bapak tanyakan langsung"
Nelson dengan penuh curiga dan was-was menghampiri polisi tersebut, apa ini karna ia lupa bayar pajak rumahnya tahun ini ?
"Selamat siang pak, saya Nelson. Ada keperluan apa pak?"
"Selamat siang pak Nelson, saya ingin anda ikut dengan saya ke kantor polisi, karna ada laporan bapak telah melakukan pencurian"
KAMU SEDANG MEMBACA
(500) Days Of Summer Nelson and Nigthd
FantasyBahkan jika Pencipta memang memberiku waktu 500 hari itu untuk bersama mu Nigthd, aku tak pernah menyesal jatuh hati padamu -nelson 'oh i love summer' warn!! - BxN - BxB - 100% karangan