Dikano Arkatama
maaf ganggu waktu lo
ini pemberian lo?eh Aurié
iya rié maaf ya lagi lagi gue ngasih ini itu tadi kepencetoh gitu, terimakasih yaa gue suka
sama sama Aurié
jujur saja Dikano bahagia dan tersenyum ketika membaca respon dari Aurié yang mengatakan bahwa ia menyukai pemberian Dikano.
baru saja Aurié memakan 1 cookies tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar nya itutok tok tok
Aurié menghampiri pintu kamar nya dan membuka pintu kamar nya
plak
1 pukulan keras di pipi Aurié dan Aurié tidak menyadari dimana letak kesalahannya??
"DASAR JALANG TIDAK TAHU MALU!!" ucap Rina dengan nada sedikit tinggi
"m-maksud ibu apa??" tanya Aurié dengan nada bergetar
"KAMU KIRA SAYA TIDAK TAHU? MAKANAN YANG BARUSAN DI KASIH BIBI ADALAH PEMBERIAN LAKI LAKI KAN?? JAWAB!!" ucap Rina dengan nada tinggi
"tetapi lelaki itu adalah teman Aurié buk" jawab Aurié
"HALAH, YANG NAMANYA JALANG PASTI TIDAK ADA PERTEMANAN KAMU DAN MAMA MU SAMA! TIDAK ADA YANG BEDA. INGAT ITU!" ucap Rina
Rina meninggalkan Aurié yang masih berdiri diam dan membeku.
Aurié kembali masuk ke kamar nya dan mengunci diri nya
Aurié meremas rambut nya dengan kuat dan menangis"sekarang aku harus apa??" tangis Aurié pada diri nya sendiri
Aurié mengigat bahwa ada sesuatu di dalam laci kamarnya itu
sebuah pisau kecil atau bisa di sebut dengan kata silet.
silet yang di gunakan Aurié tersebut sebelumnya adalah untuk merapikan alis tetapi Aurié tidak memakai nya.
Aurié mengingat bahwa salah satu teman sekolah nya pernah menyuruh nya untuk melakukan self harm.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN.
Teen Fictionseorang anak perempuan yang memiliki masalah namun ia tak pernah berfikir untuk mengakhiri hidupnya. cr cover wp: pin @.Isabelle Rachel di ambil dari kisah nyata