9

2K 250 40
                                    

Vote and Comment Juseyo!!! (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Happy reading!

Mark mengeratkan tautan tangan nya dengan jemari Haechan, sementara yang di gandeng tampak anteng-anteng saja. Mata bulat Haechan sibuk menyusuri deretan rak berisi berbagai macam produk yang di jual. 

"Malk itu apa?" Tanya si manis sembari menunjuk rak berisi kalengan ikan sarden dengan berbagai merk dan ukuran.

"Itu Ikan kalengan, sarden."

"Woah, kok ikan nya bisa masuk situ?" Tanyanya lagi dengan ekspresi tertarik, setau Haechan ikan itu memiliki ukuran yang jika di bandingkan dengan kaleng yang dilihat nya pastilah lebih besar. 

"Kan itu sempit nanti ikan nya nggak bisa berenang, Malk! Kasihan tau!" Ekspresinya berubah sedih. 

"Ya kan emang ikan nya udah mati, di dalem kaleng nya juga udah di potong kecil-kecil makanya muat." Karena ekspresi Haechan tak kunjung membaik dan malah terlihat antara terkejut dan kasihan dengan nasib si ikan, Mark berbaik hati untuk mengambilkan salah satu kaleng ikan sarden di sana lalu menunjukkan nya pada Haechan.

"Kita beli satu, nanti sampe rumah di masak dulu baru kamu bisa cobain." Ujar Mark.

"Mam ikan!" Gumam Haechan dengan ekspresi senang. 

Mark melanjutkan perjalanan nya menuju rak berisi alat tulis yang memang di sediakan di toserba tersebut. Dirinya sibuk memilih dan mencoba pulpen yang akan ia beli. Haechan yang melihat tingkah si alis camar merasa keheranan. 

"Itu apa, Malk?" Tanya nya sembari menarik ujung pakaian Mark. 

Si alis camar menoleh untuk melihat objek yang di tunjuk Haechan. Rupanya rak berisi berbagai jenis permen dan makanan manis dengan bungkus warna warni lah yang berhasil membuat Haechan tertarik. 

"Itu permen." 

"Menmen? Makan?" Gumam si manis dengan kepala yang sedikit miring karena bingung. 

"Iya, itu bisa di makan. Kalau Haechan mau ambil saja! letakkan di sini, tapi jangan banyak-banyak nanti gigimu bisa sakit!" Ujar Mark sembari menggoyangkan pelan keranjang belanjaan nya. 

Haechan mengangguk paham dan mulai berlari kecil menuju rak makanan manis yang tak jauh dari tempatnya tadi. Mata bulat itu berbinar kagum melihat jajaran rapi makanan manis di sana. 

"Yoklat!!" Serunya heboh saat melihat bungkusan bergambar coklat, tangan nya terukur untuk mengambil makanan manis tersebut.

"Chanie, mau coklat?"  Seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan balita di gendongannya memasuki sebuah toko kecil. 

"Mawuu, Dy!" Mendengar tawaran menarik itu si balita sontak terlonjak antusias.

"Oke. Kita beli coklat sekarang!"  Sang ayah melangkahkan kaki panjang nya untuk menyusuri area toko hingga sampai ke tempat dimana makanan manis berada.

"Yeyyyy!" Celotehan si balita yang baru saja di turunkan ayahnya di dekat rak jajanan mulai menguar.

"Eunghh! Mmmm! Ndak bisa!! Dy!!" Tangan gempal itu mencoba meraih deretan coklat yang ditata tinggi, kaki mungilnya berjinjit dengan harapan bahwa coklat yang dia inginkan mampu diraihnya hingga akhirnya menyerah karena usahanya tidak berhasil.

"Hahaha, tidak bisa ya? Mau Dad ambilkan, Sweetie?" Sang ayah tertawa melihat usaha putra kesayangan, lalu ia pun menawarkan bantuan.

"Eung!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HYBRID [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang