Hinata merasakan tubuhnya memanas. Tubuhnya seolah seringan kapas. Ia tidak memiliki kekuatan bahkan untuk sekedar berdiri. Kepalanya bersandar di bahu Kakashi agar tubuhnya tidak terjatuh. Aroma maskulin Kakashi terasa sangat harum dan membuat dadanya berdebar-debar. Entah bagaimana, tiba-tiba saja tubuhnya menjadi aneh.
Kakashi menyingkap gaun tidur Hinata. Tubuh molek itu bersentuhan dengan kulit tangannya. Satu tangannya membuka gaun tidur, sedangkan tangan lainnya menopang tubuh wanita itu.
Gaun itu sepenuhnya terbuka, lalu di buang sembarang oleh Kakashi.
"Ah Hinata."
Kakashi segera menangkap tubuh mungil namun berlekuk indah itu. Ia memerhatikan wajah cantik Hinata, bibirnya setengah terbuka, matanya tertutup pasrah. Lalu lehernya dan turun ke selangkanya. Dan bra merah terang membungkus bongkahan besar di dadanya. Kakashi tidak bisa menahan lagi. Ia menempelkan hidungnya di leher jenjang itu lalu mengendus dengan rakus. Lidahnya menjulur dan menyapu kulit leher itu.
"Nghhh.. Hhhh.. "
Kakashi menikmati setiap lenguhan yang merasuki telinganya dan mengambil alih pikirannya. Ia menggigit leher itu hingga muncul tanda kemerahan dan jiplakan gigi-giginya. Kakashi tersenyum bangga. Dewi pujaannya, menjadi miliknya.
Ruangan besar itu terasa begitu panas dan pengap. Dua nafas memburu saling merebut oksigen.
Hinata merasa tubuhnya sangat aneh. Kakashi menjilati leher nya, seharusnya ia merasa sangat jijik. Seharusnya ia melarikan diri ataupun setidaknya ia ingin muntah. Tapi kini tubuhnya lunglai. Ia membiarkan lehernya basah oleh saliva pria itu.
Hinata merasakan tubuhnya ditekan ditubuh Kakashi. Lalu ia berada di gendongan pria itu. Dan sekarang meja rias yang keras itu telah berganti menjadi kasur yang empuk.
Semuanya terasa sangat lamban. Waktu terasa berhenti. Lehernya basah sekaligus sakit karena gigitan Kakashi. Hinata tidak berani membuka matanya. Ia tidak ingin tahu apa yang sedang terjadi.
"Aku menginginkan mu Hinata."
Jika bisa Hinata juga ingin menutup telinganya. Ia tidak ingin mendengar suara itu.
Kakashi bangun. Ia membuka baju dan celana yang membuatnya kesakitan. Matanya tidak berhenti memerhatikan tubuh itu. Tubuh yang basah dan menggeliat kecil diatas kasur. Mata Kakashi nyalang. Sepertinya Hinata memanglah seorang Dewi. Ia terlalu sempurna untuk menjadi manusia.
Kakashi kembali menaiki tubuh sempurna itu. Mengecup bibir yang tidak berhenti melenguh. Ia melesatkan lidahnya. Lalu terjadi sebuah pergerakan kecil. Bibir merah itu merapat dan menyedot lidah Kakashi. Kakashi tersentak, ia tidak bisa membendung nafsu dan kebahagiaannya. Sepertinya ia akan mati karena bercinta.
Jemari besar itu turun dan meraih milik Hinata. Celana dalam itu basah dan lengket.
"Kau basah."
"Nghhh hhh... "
"Kau tau artinya?"
Hinata tidak merespon. Perasaannya aneh. Darah nya berdesir kencang saat sesuatu melesat ke dalam dirinya. Kenapa? Kenapa seperti ini?
"Kau menyukai sentuhan ku dan menginginkan aku."
Kakashi kembali menyesap bibir lembut Hinata. Gerakan perlahan dari bibir itu mulai terasa. Hinata juga menyedot bibirnya.
Kakashi menarik jari tengahnya dari liang hangat di bawah sana. Ia menarik lepas celana dalam yang telah basah itu.
"Aku tidak bisa menunggu lagi, Hinata." Bisik Kakashi di ujung hidung Hinata lalu kembali memagut bibir dibawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romance-KakaHina- Respon dari sesuatu yang tidak biasa pasti membuat penasaran bukan? Begitulah yang sedang di alami Kakashi. Ia yang selalu digandrungi wanita, kali ini justru ditolak saat menawarkan one night stand kepada seorang wanita. Itulah awal kisa...