PBA [2] -Dunia lain-

27 4 2
                                    

Jangan lupa follow tiktok ku ya: @kimikit_yakko

•jika terjadi typo dimana-mana author minta maaf.
•latar, tokoh, kejadian, dll, hanya fiksi semata.
•kemiripan alur dengan cerita lain? Maaf author hanya terinspirasi.
•bahasa yang digunakan tidak baku.
________________________________

"Lagi ngapain?"

Saat melihat ke belakang ternyata orang yang sedang memegang bahunya saat ini adalah Arsyah yang merupakan seniornya yang menyuruhnya untuk pergi ke perpustakaan saat jam 5 sore.

"Enggak ada. Cuman lagi baca buku ini," Jawab Afifah sambil menunjukkan buku yang sedang ia pegang.

Arsyah melihat sekilas buku itu lalu kembali bertanya, "udah lama nunggu aku di sini?"

Lalu Afifah menjawab, "enggak terlalu lama kok. Ngomong-ngomong kamu nyuruh aku ke perpus untuk apa?" Tanya Afifah dengan sedikit bingung.

"Aku cuman mau bilang bahwa kebebasan kami semua ada di tangan mu,"

"Dan jangan lupa kau harus menghancurkan semua yang ada di sana, seperti dirimu sendiri dan sahabat mu di dunia atau alam lain."

Mendengar pernyataan Arsyah membuat Afifah terdiam sejenak lalu bertanya dengan kebingungan, "menghancurkan diriku di dunia lain? Maksudnya?"

"Pulanglah dulu ke rumah dan baca buku itu maka kau akan tahu maksudku. Sekarang pulang. Sekolah akan di tutup sebentar lagi."

Ucap Arsyah sambil mengantarkan Afifah hingga keluar dari kawasan sekolah.

Saat hendak melangkah pulang Afifah menoleh kembali ke arah Arsyah lalu perlahan tersenyum ke arah nya.

"Aku pulang dulu ya.." Ucap Afifah sambil melambaikan tangan.

"Baik. Hati-hati dijalan," Jawab Arsyah sambil membalas lambaian Afifah.

Afifah pun pergi meninggalkan sekolah dan berjalan menuju rumahnya. Rasa penasaran dengan apa yang di maksud Arsyah mulai menghantui nya. Begitu juga dengan ketakutan.

Afifah sebenarnya merasa takut untuk pulang, tetapi hari sudah semakin gelap. Jadi terpaksa Afifah harus pulang ke rumahnya.

*
*
*
*

Pukul 16:45 AM

Hari ini. Saat ini. Menit ini dan detik ini adalah hari yang sangat sial dan sangat ia benci.

Tiba di rumah ia langsung di beri sebuah pemandangan yang sangat membuat amarah memuncak, yaitu sebuah pemandangan yang menurutnya membuat dirinya semakin membenci sosok ayah nya.

Rumahnya yang selalu berisik karena orang tua nya yang selalu bertengkar karena masalah keuangan dan tentang istri selingkuhan ayah nya.

Awalnya Afifah tidak pernah sama sekali menghiraukan hal itu. Namun, hari ini ayahnya benar-benar sudah kelewatan.

Ia melihat sosok sang ayah telah membunuh sang ibu dengan kejam. Saat mengetahui bahwa Afifah telah pulang sang ayah langsung terkejut dan menghentikan tindakan nya itu.

Afifah yang sudah tidak dapat menahan amarahnya langsung berteriak dengan amarah nya yang memuncak.

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!!" Teriak Afifah dengan amarah.

Bukanya merasa bersalah atau bertanggung jawab atas perbuatan nya. Ayah Afifah langsung mendorong Afifah hingga terjatuh, berlari dan kabur meninggalkan Afifah bersama dengan mayat sang ibu yang tergeletak di lantai dengan genangan darah di sekitarnya.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Keesokan harinya...

Hari ini adalah hari pemakaman ibunya. Afifah hanya bisa duduk diam sambil di temani oleh Arsyah dan Nina di rumah, setelah acara pemakaman itu selesai.

"Jangan diam terus Fif. Nanti kamu kesurupan," Ucap Nina sambil menggoyang tubuh Afifah.

"Iya Nina. Aku gak bakalan kesurupan," Jawab Afifah.

"Siapa tau nanti kesurupan. Kebetulan kan ibumu baru saja meninggal."

"Eh?.." Mendengar itu Afifah sedikit terkejut dengan pernyataan Nina yang terdengar sangat menusuk.

Maklumin aja si bocil😔

"Nina, gak boleh gitu!" Sahut Arsyah dengan tegas sambil menjewer telinga Nina, "ayo pulang."

"Aduh! Iya kita pulang. Nina sama Arsyah pulang dulu ya Fif." Ucap Nina sambil merengek agar Arsyah melepaskan jeweran nya.

Melihat itu Afifah hanya mampu tersenyum canggung sambil melambaikan tangan saat kedua teman nya pulang ke rumah masing-masing.

Setelahnya Afifah menutup pintu rumah dan menguncinya lalu membiarkan rumahnya menjadi sunyi.

Kemudian langkah Afifah mulai berjalan ke kamarnya dan duduk di pinggir tempat tidurnya sambil hendak membaca buku yang ia pinjam di perpustakaan.

Saat hendak melanjutkan ke halaman selanjutnya, Afifah cukup keheranan saat melihat bahwa lembaran di halaman tersebut kosong dan hanya halaman sepuluh saja yang terisi.

Afifah ingin membacanya. Namun, rasa lelah membuatnya lebih memilih untuk beristirahat dan mulai berbaring di kasurnya lalu memejamkan mata dan mulai tertidur.

"Bangunlah dan baca buku itu serta ikuti perintahnya..."

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Ok sekian terimakasih...

Nanti untuk chapter [3] nya belum tahu mau di publish kapan. Soalnya itu masih draft dan mau ku revisi.

Jangan lupa voment nya kakak🙏🙏

PBA 1986-2010Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang