Once Upon A Time

27 6 4
                                    

"yang paling mencintai adalah yang paling tersakiti"

kalimat yang berhasil menjadi sebuah peringatan bagiku. karena suatu cerita, yang memiliki akhir tidak bahagia. cerita yang berhasil membuat diriku seketika menutup kembali pintu hati setelah dibiarkan terbuka untuk seseorang yang 'tadinya' dispesialkan oleh diriku. sekarang, kemana hilangnya seseorang itu? tidak dapat diketahui.

bagian 1. [kalimat pertama]


"eh, kamu ngerti tugas ini, gak?"

sebuah pertemuan yang mungkin terlalu biasa, perbincangan akrab yang dimulai dari sekadar bertanya tentang tugas. tetapi disinilah awal dari cerita ini.

"bagus juga gambarmu. aku request dong, boleh gak?"

hal kedua yang menjadi topik pembicaraan, hobiku. yang perlahan menjadi hobimu juga.

tanpa disadari sejak awal, kita memiliki banyak kesamaan. mulai dari banyak orang yang menyebut kita sebagai saudara kembar, kakak beradik, juga seperti genderbend. lalu memiliki ketertarikan pada dunia yang sama, jejepangan. kesamaan ini terus berlanjut menjadi kebetulan yang sama hingga saat nanti.

dalam perspektifku, dirimu adalah sosok yang hampir mendekati tingkat sempurna dalam kadar ketertarikanku. yang entah mengapa dapat ku kagumi begitu saja. tanpa alasan yang jelas, dan tanpa aba-aba. namun pada saat itu, kamu menyatakan akhir tanpa mencoba memulai awalan yang telah kutawarkan.

sampailah diwaktu saat aku tengah memiliki hubungan dengan yang lain, dirimu dengan seenaknya membalas rasa ku yang pernah tidak kamu terima saat itu. aku tidak mengerti, apakah pola pikirmu sudah terbentuk seperti itu sejak dulu? haruskah diriku yang menyatakan terlebih dahulu, baru kamu membalasnya saat aku sudah merelakan rasa itu? sungguh pola pikir yang aneh, menurutku.

tetapi, entah mengapa aku suka disaat kamu mengatakan bahwa dirimu sebenarnya diam-diam memperhatikanku dari jauh. aku tidak tahu fakta bahwa aku menyukai diperhatikan dari jauh sampai saat itu, i like to being obsessed by someone because i like to do something like that too.

mungkin keberanian dalam dirimu mulai muncul semenjak mendengar kabar bahwa hubunganku dengan yang lain sedang tidak baik baik saja. mungkin menurut pandangan orang, kamu terlihat seperti pahlawan kesiangan, yang mencoba menyelamatkan korban yang mungkin saja telah menderita sejak lama.

tetapi entah mengapa, aku tetap menyambutmu dengan baik. meskipun terkadang aku mengeluarkan kalimat yang membuat dirimu ingin mengurungkan niatmu menjadi pahlawan kala itu. tetapi, aku suka tekadmu pada saat itu, yang meskipun niatmu maju mundur.

tak lama aku sadar, tenggelam dalam cinta searah, itu sangat menyakitkan.

bagian 2. [kalimat kedua, yang sama saja]


dalam hubungan manapun, selalu orang lain yang memutuskannya. sebab tak pernah sekalipun terbesit dibenakku untuk memutus hubungan jika aku tengah berada didalamnya. tetapi mengapa orang bisa dengan mudahnya melakukan itu, ya? aku sangat terheran.

kali ini, kisahku berlanjut bersama dirimu, seseorang yang berinisal "A A F".

semua tampak begitu lancar, seperti pada awalnya. bercanda ria, bertukar cerita, saling memberi rasa sayang yang pernah terbesit dalam pikiran bahwa rasa itu tak akan sirna. namun kita tidak bisa menebak takdir Tuhan.

permasalahan pertama, permasalahan yang dibilang serius, untuk pertama kalinya dalam hubungan kita.

"aku cuma menambah beban kamu disini, sebaiknya kita selesai".

serius, cukup serius. berhasil membuat perasaan yang telah terbuang amat jauh, bahkan hampir ku lupakan ketika bersamamu, secara sekejap kembali lagi menaungi hatiku seakan tidak memberinya kesempatan untuk melihat cuaca cerah diluar sana, dengan sengaja menenggelamkan ragaku dalam kesedihan, keterpurukan, dan keputus asaan.

berlalu, tentu saja. tapi melupakannya tidak semudah seperti saat pertama kali kita berkenalan. sekarang aku tanya, bagaimana caranya menghilangkan perasaan yang dinamakan 'cinta' ini, jika seseorang yang menjadi sasaran rasa itu abadi dalam karyamu, dan merupakan sosok yang menjadi pengalaman pertama dalam hidupmu ketika menjadi kekasihmu?

bagian 3. [kalimat ketiga, masih saja sama]


aku, seorang artist. tentu aku mengabadikan wajahnya yang rupawan dalam buku sketsa ku, bahkan beberapa diantaranya telah ku beri secara langsung pada dirinya.

aku, seorang penulis. tetapi baru kali ini aku berani menulis narasi entangnya, yang tentu tak akan pernah aku beritahu pula pada dirinya. biarlah secercah naskah ini tersimpan untukku semata.

siapa sangka, takdir begitu lucu.
kita kembali (lagi), setelah aku meminta untuk kembali. lancar, tentu saja seperti pada umumnya. bahkan, kita berani untuk melakukan hal yang lebih mendekatkan diri kita satu sama lain.

satu yang kusadari dari sikapmu saat ini, kamu egois. aku merasa kamu lebih tertutup dari sebelumnya. entah mengapa, apakah diriku kurang bisa dipercaya olehmu? bukankah kita pernah menjalin hubungan sebelumnya? ini bukan pertama kalinya, kan?

dan pada akhirnya, semua (hubungan) yang kujalani sama saja.
sama seperti kalimat itu terulang untuk ketiga kalinya untukku.
padahal, aku sudah diperingatkan sejak awal, mengapa aku masih tetap ingin melanjutkan rasa ini, sekalipun tanpa arah?.

sampailah kita pada penghujung cerita,
dimana kau dan aku, hanya pernah menjadi sebuah fase dikehidupan masing-masing.

[kalimat keempat, siapa yang tahu?]

-✰ғʙʏʀᴀʏ81.

755 word.

Once Upon A Time ‖ N.FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang