[9]. Melayani Baginda Ratu

59 2 0
                                    

Welcome to Chapter Nine!
Happy Reading^^

☽☾

Pagi ini, Dohan ikut ibunya ke supermarket. Lebih tepatnya ia mengantar sang ibu berbelanja.

Sepulang dari jogging tadi, Dohan memilih menemani ibunya untuk membeli kebutuhan rumah yang mulai habis. Padahal ibunya berniat pergi sendiri karena hari libur.

Sedari tadi, Dohan hanya berjalan di belakang ibunya sembari mendorong troli yang sudah terisi dengan berbagai macam barang. Ia akan mengikuti kemana pun langkah ibunya.

Dohan bahkan tidak banyak berkomentar meski harus lelah berkeliling mengikuti ibunya. Sesekali ia bersuara jika ditanya sang ibu.

Sanara Yuvian, merupakan nama dari seorang wanita yang telah melahirkan Dohan. Wanita berusia 40 tahun ini terlihat masih cantik dan awet muda.

Bagi orang lain yang melihatnya mungkin akan mengira jika mereka adalah saudara karena wajahnya yang mirip.

Dohan mewarisi wajah cantik ibunya, mulai dari mata, hidung dan bibir. Hanya alis dan rambutnya saja yang diwariskan ayahnya.

Sifat Dohan juga dominan menurun dari ibunya. Sanara Yuvian memiliki jiwa keibuan yang tinggi, penyayang, lemah lembut, dan sedikit cerewet.

Ibu-ibu mana ada sih yang gak cerewet?

"Abang... Yang wangi bunga atau wangi buah?" tanya ibunya.

"Keduanya aja, bun." Dohan memilih tidak menjawab terserah karena tidak ingin ibunya merajuk.

"Bunda kan ngasih dua pilihan, ya harus milih satu dong." protes ibunya.

"Kalo bisa dua kenapa harus satu, bun." lempeng Dohan.

"Ish, abang. Kamu kalo punya cewek cuma boleh satu ya. Awas jadi playboy." Ibunya memicing ke arah Dohan.

"Kok jadi kemana-mana sih, bun..."

"Dari tadi kita di sini kok." Akhirnya meletakkan kedua barang yang tadi dipegangnya ke dalam troli.

"Astaga..." lirih Dohan.

Dohan pun melanjutkan langkahnya kemana ibunya membawa.

"Abang... Mau alpukat gak?" tawar ibunya yang berhenti di etalase buah-buahan.

"Strawberry aja, bun." Menyebut buah favoritnya.

"Gak bosen, kamu?"

"Enggak."

"Mau dibuat milkshake?"

"Boleh."

Usai memilih buah yang menurutnya segar, ibu Dohan pun pindah ke etalase daging.

Tangannya dengan lihai memilah daging yang kualitasnya premium. Ia memasukkan beberapa potong daging mulai dari daging ayam, daging sapi dan fillet ikan.

Mereka pun kembali berjalan ke arah sayur mayur dan bumbu dapur.

Ibu Dohan mengambil berbagai jenis sayuran yang khasiatnya bagus. Ia juga mengambil beberapa bumbu dapur yang stoknya mulai menipis di rumah.

Tak jarang Dohan membantu ibunya untuk mengambil barang-barang yang letaknya lebih tinggi dari ibunya.

Para pengunjung perempuan yang melihatnya pun merasa iri. Tak terkecuali ibu-ibu yang menjuluki Dohan calon mantu idaman.

Setelah merasa semuanya lengkap, ibu Dohan pun pergi ke arah kasir. Dohan senantiasa mengekori ibunya dengan sebuah troli yang hampir penuh.

"Totalnya jadi Rp. 2.185.000 ya. Ada tambahan, bu?" tanya kasir.

He's so Attractive but He's YoungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang