01

28 3 3
                                    

Di tepi danau yang tenang saat tak ada yang mengganggu.. Dengan Serayu lembut yang menerpa rambutnya.

milo marva oscar
Bisa saja kalian memanggil milo atau arva

Kalo dipikir setiap anak pasti akan mendapat kasih sayang dari orang tua kan? Atau mungkin ada juga yang tidak.. Tapi pasti sebagian besar akan mendapat kasih sayang penuh dari orang tua mereka.

Betapa beruntung nya, dan di sini lah milo.. Hidup di dunia.. Tapi seperti bukan di dunia.. Menjadi manusia tapi tak seperti manusia.. Melainkan seperti debu yang akan menghilang jika di sapu.

Sejak milo lahir ayahnya membencinya begitu juga dengan saudara nya.. Kalian tau kan karena apa? Ya.. Karena saat ibunda tercintanya meninggal saat beliau melahirkan milo dan dari situ ayahnya membencinya.

Malang sekali kan? Tapi tidak hanya di rumah tapi di sekolah pun.. Milo menjadi bahan pembicaraan dan bahan bullying..mau itu dari kekerasan fisik ataupun mental..

Milo selalu pulang dengan luka lebam di wajah dan di badan, tapi siapa peduli.. Takakan ada yang peduli, mungkin mau Milo mati sekalipun tak akan ada yang peduli.

Hari semakin gelap.. Dan milo pun memutuskan untuk pulang
Di perjalanan pulang milo melihat seorang anak yang sedang bermain bersama orang tuanya, milo mendadak berhenti sejenak memandang peristiwa itu

".. Beruntungnya anak itu.. Andai.. Ibu masih hidup dan ayah tidak membenciku"
Batinnya

Setelah itu.. Milo melanjutkan perjalanan pulangnya.. Menikmati kesendirian di malam itu..

Sesampainya dia di rumah.. Kakak laki-laki nya ternyata sudah menunggu nya di depan gerbang.. Saat kakaknya melihatnya dia pun langsung mencengkram lengan milo dan berkata

"Mau kemana lu?? Mau masuk ya?? " Ucap leo

"I-iya kak" Jawab gugup milo

"Gausah panggil gw kak NAJIS!!! tau ga" Tekan leo di tengah kalimat

"...."
Milo terdiam mendengar jawaban kakaknya sendiri merasakan hatinya sakit karena kata-kata yang dilontarkan itu

"Gw haus.. Beliin gua minum sana.. Tapi pake uang lo ya..gw gaada duit" Perintah leo

"...t-tapi kak.. A-aku juga tidak punya uang" Jawab milo

".. KAK..KAK..KAK..TERUSS.. UDAH GW BILANG JANGAN PANGGIL GW KAK!!!" Bentak leo yang membuat milo terdiam

"Lo juga gausah bohong..bangke..lo kan sering di kasih uang sama nenek.. Pasti lo punya uang lah" Lanjut leo

"T-tapi ka-" Belum sempat milo menyelesaikan kalimat leo menyela

"BACOT!! BELI CEPETT!! GW HAUSS!!" Bentak leo dan Melepaskan cengkramannya dari lengan milo

"...."
Milo tak menjawab dan hanya mengangguk untuk mengiyakan

𝘿𝙞 𝙬𝙖𝙧𝙪𝙣𝙜

"P-permisi bu" Ucap milo gugup

"Iya ada apa ya nak?" Tanya ibu penjaga warung

".. Mmm.. Saya boleh ngutang ga bu?" Ucap milo

"....." Ekspresi wajah ibu warung itu berubah menjadi heran saat milo mengatakan itu

"Eeeee... B-besok saya bayar utang saya.. Janji bu" Lanjut milo

"...memangnya kamu mau utang apa nak?" tanya ibu warung

"S-saya boleh utang satu kaleng coca cola ga bu??"

"...ooh.. Boleh boleh aja sih..yang penting kamu beneran bayar utangnya" jawab ibu warung

"baik bu" Jawab milo

Lalu ibu penjaga warung pun mengambilkan sekaleng coca cola dari kulkas dan lalu memberikannya kepadaku

"... Terimakasih bu" Ucap milo tersenyum

"Iya sama-sama.. Tapi beneran di bayar yah! " Ucap Ibu penjaga warung dengan serius

Aku pun mengangguk dan berjalan pergi

MILOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang