Azzura tak pernah tertarik dengan kehidupan asmara, entah itu milik orang lain ataupun diri nya dia selalu tak suka jika sahabat nya menangis karena di sakiti pacar-pacar mereka.
Bukan, Azzura bukan nya tidak suka sahabatnya menangis di depan nya ia hanya tidak suka kenapa juga harus menangisi laki-laki yang jelas-jelas menyakiti mereka? seperti Haura yang di selingkuhi atau Selena yang pacar nya suka hilang-hilangan, ujung ujung nya galau seperti orang jomblo, huh rasanya ingin ia kuliti para pacar sahabat nya itu.
Tapi tepat lima bulan lalu, Bunda Azzura meninggal dan ayah nya harus berangkat ke London untuk membantu eyang mengurus perusahaan, Azzura harus menghadapi kenyataan baru yaitu menikah.
Menikah.
Satu kata seperti mimpi baik dan buruk bagi gadis itu, ia tak pernah menduga akan menikah di usia 17 tahun, Azzura tak punya pilihan lain selain menyetujui permintaan sang ayah.
"Ayah akan pergi jauh sayang..., rasanya tidak aman kalau kamu tinggal sendirian disini walaupun ayah tau kamu kuat, kamu mandiri, kamu hebat, tapi ayah takut. Kamu harus tamat sekolah disini, lalu nanti kalau kamu mau kuliah nyusul ayah ke London ayah akan persilahkan tapi atas se izin, suami kamu."
Kira-kira itu lah yang di katakan sang ayah saat beliau membujuk Azzura untuk menikahi anak dari sahabat istri nya sekaligus tetangga mereka.
Mau tidak mau Azzura menerima seluruh jalan takdir hidup nya bersama Noah Haidan.
Laki-laki yang sudah ia kenal sejak kecil, laki-laki yang selalu menemani nya di rumah pohon ketika Bunda dan Ayah telat pulang, laki-laki yang pernah ia sebut sahabat walaupun ketika SMP mereka sudah tidak begitu dekat lagi, entah kenapa Azzura merasa Noah begitu jauh dan tak seperti ia kenal sebelum nya, laki-laki pendiam namun hangat, yang terlihat menerima dengan sukarela semua ini.
Namun di balik itu Azzura merasa bersalah Noah harus ikut menanggung beban yang harus nya Azzura tanggung sendiri.
© bewitchana
KAMU SEDANG MEMBACA
Poem Of Love
FanfictionAzzura dan Noah terpaksa harus menikah di usia muda, karena permintaan orang tua mereka tak ada kebencian di pernikahan ini, tetapi ada tembok yang besar selalu memberi batas antara mereka. Tentang rumah pohon, puisi yang saling menyembuhkan.