Eps. 15 - Perpetrator and Victim?

146 126 0
                                    

*'*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*'*

Acara penyambutan telah dimulai. Tak semeriah acara sebelumnya, tapi tetap terasa meriah di mata anak didik baru. Sambutan meriah dari anggota penyelenggara telah diperhatikan oleh ribuan anak. Beberapa dari mereka mengambil gambar mereka yang menyambut di atas panggung.

Salah seorang dari mereka bahkan hanya mengambil gambar wajah Marcel. Alina tak sengaja melihatnya, dia langsung pergi. Tidak selera lagi ikut memeriahkan acara itu. Walau acara itu diselenggarakan oleh Marcel—orang yang mencintainya, jika gadis lain mencintainya, tidak ada artinya Alina tetap bertahan.

Degup jantung tidak beraturan. Sudut mata perlahan berair. Tetap diam melamun melihat pemandangan dari atas atap sekolah. Angin semilir menerpa wajah Alina menerbangkan rambut hitam Alina. Gadis itu membawa kertas yang ia lipat menjadi pesawat kertas.

Pesawat kertas telah terbang berputar di atas langit pesta yang meriah. Pesawat telah menyaksikan apa yang telah terjadi, apa yang telah membuat gadis pelipat menangis. Setelah itu, pesawat kertas benar-benar hancur ketika hujan mulai turun.

Alina sama sekali tidak berniat untuk turun. Tubuhnya yang basah tidak memiliki niatan untuk turun dari atap. Air hujan yang mengguyur tubuh Alina hingga tubuhnya terasa sakit. Kepalanya terasa sakit dan terasa pusing.

Dengan cepat, tangannya menahan kepalanya agar tak terlalu sakit. Tapi, hujan yang semakin deras membuatnya semakin merasa sakit. Tubuhnya kehilangan keseimbangan hingga tubuhnya terjatuh dan terguling-guling di atap.

Tubuhnya telah terlentang di tempat yang tersembunyi. Suara bisikan terdengar sebelum Alina benar-benar kehilangan kesadaran. “Maafkan aku, Marcel Alexandrian.”

*'*

Acara penyambutan anak didik baru telah selesai. Marcel dan teman-teman yang lain telah dibebaskan untuk melakukan hal lain. Marcel memberikan tanggung jawab keamanan dengan kebebasan kepada Dirga dan anggota OSIS lain.

Marcel langsung menaiki lantai sekolah tertinggi. Kepalanya menoleh ke sana-kemari mencari kesayangannya. Namun, dia tidak menemukan Alina. Dengan cepatnya, dia mengeluarkan handy talkie atau HT dari sakunya.

“Halo? Bisakah aku meminta tolong kepada kalian untuk mencari seorang gadis berambut hitam? Tinggi badannya sekitar 167 centi dan dia merupakan siswa tahun kedua. Dirga, Lyron, Elda, dan Cael telah mengetahui siapa dia,” kata Marcel di HT.

“Baik!” jawab serentak suara yang berasal dari HT.

Marcel buru-buru turun dari lantai tertinggi. Dia terlihat panik menuruni tangga. Kepalanya terus menoleh ke sana-kemari tetap mencari Alina. Jika Alina tidak segera ditemukan hari ini juga dan Marcel pergi dari sekolah, Alina tidak bisa kembali. Itu yang ada dipikiran Marcel.

Telah dikerahkan puluhan anak OSIS oleh Marcel. Puluhan anak diminta untuk mencari Alina secara tersembunyi. Seluruh sudut ruangan telah dijelajah oleh mereka. Tidak ada satu pun ruangan yang tidak dijelajahi.

"Maaf, Dunia Kita Berbeda."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang